“once a Linguist, Always a Linguist”
Mungkin kita pernah mendengar banyak nama hebat dalam Linguistik, seperti Chomsky, Saussure, Halladay, Jones, Jakobson, dll. Tapi hampir sulit ditemukan nama seorang wanita terpatri dalam alur waktu sebagai seorang linguis yang membuat gebrakan besar seperti nama – nama di atas. Tapi tunggu sebentar sampai anda mengenal wanita ini..
Kehidupan Ilse
Ilse lahir di Tallin, Estonia, pada 31 Januari 1922. Perang Dunia II secara dramatis telah merubah hidupnya. Saudara laki – lakinya tewas dalam pertempuran, saat menjalani wajib militer sebagai tentara Uni Soviet. Ilse muda yang saat itu berusia 22 tahun mengungsi ke Jerman bersama Ibunya, di saat yang sama ayahnya bertugas bersama tentara soviet untuk merebut Estonia yang saat itu dalam pendudukan Jerman. Dalam sekejap, ia harus meninggalkan segalanya, pengetahuannya yang berharga dan masa depannya yang cerah di Estonia. Selama masa pengungsian, Ilse mengikuti perkuliahan di Universitas Hamburg, Hingga pada 1948 ia berhasil memperoleh gelar doctoral dalam bidang Filologi dengan “old Norse” (sebuah Mitologi di daratan Skandinavia -penj) sebagai Disertasinya. Selama periode itu Ayahandanya meninggal, dan dengan bantuan Gereja Lutheran, bersama Ibunya ia pindah ke Amerika pada tahun 1949. Pada awal kedatangannya di Amerika, ia menetap di sebuah kota kecil di selatan Seattle. Tapi di Washington ia sempat bekerja sebagai seorang pencuci piring hingga kemudian menjadi asisten pengurus Studio dansa.
Ia kembali lagi ke “Dunia Kampus” ketika selama satu tahun (1950-1951) ia mengajar bahasa Jerman sebagai Guru besar tamu pada bidang studi Bahasa – Bahasa Modern di Kansas Weselyan, Dan menghabiskan lima tahun berikutnya (1951-1956) di Detroit Institute of Technology dalam program yang sama. Pada tahun 1959, ia memperoleh Doktoralnya yang kedua dalam bidang kajian Linguistik di University of Michigan. Ia tidak berhenti setelah memperoleh gelar itu. Ia melanjutkan karir akademiknya sebagai peneliti pendamping bersama Gordon E. Peterson di bagian komunikasi wicara (bidang kajian ini adalah bagian dari studi Fonetik ) sampai 1963.
Selama periode ini mereka telah mempublikasikan beberapa kajian yang sifatnya spekulatif (karena pada saat itu, bidang kajian ini sangat minim peminatnya) , seperti “vowel duration” (1960), “intrinsic fundamental frequency(1961)”,dan ”Amplitude Variation” (1961) pada korpus milik Peterson dan Barney (1952).
Adalah sangat membahagiakan bagi Ilse bila merujuk dalam beberapa tahun terakhir bahwa kajian ini dikenal sebagai bagian dari Kajian Fonetik yang biasa – biasa saja tanpa penghargaan yang berarti, hingga akhirnya kriteria segmentasi Akustik (suatu bidang kajian dari Fonetik, Fonetik Akustik) yang mereka kembangkan melalui penelitian diftong dan glides (bunyi semivokal) telah diakui sebagai suatu standard acuan hingga saat ini.
Ukuran kualitas dari berbagai penelitian itu adalah mutunya yang setara dengan monografi kesuksesan disertasi Ilse. Penelitian tersebut tidaklah dibuat melainkan dengan menggunakan analisa yang akurat melalui Spektograf (alat untuk visualisasikan hasil rekaman suara sesuai dengan alur-alur satuan suaranya).
Hingga pada tahun – tahun berikutnya, Ilse Lehiste sering menggambarkannya sebagai berikut,”adalah kesenangan yang spesial saat dapat menemukan bagaimana cara menggunakan Spektograf ini, kita sama – sama tahu, apapun (spektograf) yang pernah menjadi perhatian kita, tidak seorang pun pernah melihat benda ini sebelumnya. Aku bisa mengerti bagaimana seorang ahli biologi merasakan hal yang sama (denganku) saat menggenggam mikroskop untuk pertama kalinya”.
Di tahun 1963 juga Ilse Lehiste bergabung dengan “Department of Slavic Languages and Linguistics of the Ohio State University” sebagai profesor tamu. Masih di tahun 1963 ia mempublikasikan hasil penelitiannya “Accent in Serbocroation”, bersama Pavle Ivić. Tepat satu tahun setelah Ibunya yang ikut bersamanya pindah ke Columbus wafat. Bersamaan dalam periode itu “Some Acoustic Characteristics of Dysarthric Speech” telah dipublikasikan oleh Karger di tahun 1965,dan “Consonant Quantity and Phonological Units in Estonian” oleh Indiana University/Mouton tahun 1966.
1965, Ilse adalah salah satu dari pendiri “Ohio State Department of Linguistics”, dan dialah pemimpin pertama dalam organisasi itu hingga 1971. Pada 1970 Ia terpilih menjadi direktur “Linguistic Society of America's summer institute” yang diadakan di Columbus dan ia juga mengajar materi “Suprasegmentals” di sana.
Pada awal masa jabatan sebagai Guru besar di Institute tersebut, ia juga menjalin kerjasama dengan MIT Press yang kemudian mempublikasikan karya-karyanya hingga dua lebih dari puluh tahun kemudian. Buku pertamanya yang dipublikasikan oleh MIT adalah sebuah kumpulan dari artikel – artikel yang lama tersimpan mengenai Fonetik Akustik (Readings in Acoustic Phonetics, 1967). Tidak butuh waktu yang lama bagi Ilse untuk kemudian menelurkan Monografinya yang monumental, Suprasegmentals (1970), yang merupakan hasil pengembangan materi yang disampaikannya pada summer institute. Dan buku – buku yang selanjutnya dihasilkan bersama MIT Press adalah Principles and Methods for Historical Linguistics (bersama Robert Jeffers, 1982), Word and Sentence Prosody in Serbocroation (bersama Pavle Ivić, 1986), dan Lectures on Language Contact
(1988).
Salah satu dari pencapaian karirnya adalah sebagai seorang pembangun. Masa pertamanya sebagai ketua Jurusan Linguistik di Ohio State University (OSU) adalah kunci dari sebuah pengelolan yang membuat jurusan tersebut sebagai pusat kajian dan pelatihan Linguistik Teoritis, saat yang sama ia juga menolak untuk mengaji Monokulturalisme dan dunia politik.
Hal tersebut menegaskan, bila pada akhir 60an, ia adalah sedikit dari (bila memang ada) contoh nyata bagi para wanita sebagai seorang pemimpin. Pada masa jabatan yang kedua (85-87) menjadi sangat penting, karena ia sedang berusaha keras untuk mempersiapkan generasi penerus yang akan memimpin di OSU pada masa berikutnya. Ilse pensiun pada 1987, dan Mary Beckman, yang bergabung di jurusan itu tahun 1985 berhasil menjadi penerus Ilse dalam mengembangkan Kajian fonetik di OSU.
Setelah masa pensiunnya, Ilse menjadikan Jurusan linguistik di Columbes sebagai basisnya untuk membuat berbagai penelitian yang produktif dalam waktu lama sebagai professor Emerita (Profesor yang telah pensiun mengajar, namun masih terus mengadakan penelitian).
Kegiatan riset utamanya dengan bantuan NSF (National Science Foundation/ Yayasan Cendekia Nasional, bergerak untuk membiayai berbagai penelitian di Amerika) dalam beberapa tahun adalah “Investivigasi fonetik struktur metrikal pada pembacaan puisi”.
Penelitian tersebut berkaitan dengan struktur ritmik puisi yang dibandingkan dengan struktur ritmik pada percakapan secara umum, dan diuji pula dugaan dasar bahwa ada unsur sistem suprasegmental pada bahasa yang dikristalisasi dalam struktur metrik pada puisi tradisional bahasa tersebut. Selama masa pensiunnya, ia juga dapat memenuhi ambisinya untuk menjelajahi dunia, dan dalam beberapa kesempatan pertemuan para cendekiawan ia selalu membawa salah satu karyanya untuk tuan rumah – tentu saja dengan cara yang sangat menyentuh setelah atau sebelum sesi yang lebih serius di tiap pertemuan tersebut.
Dia adalah penulis, penulis pendamping, atau editor dari 20 buku dan sekitar dari 200 jurnal ilmiah. Kuliahnya pada suatu kesempatan saat menerima “2002 ISCA Medal” untuk pencapaian Ilmiah, sangat menyentuh bagi banyak orang yang hadir dalam acara tersebut. Dan berbagai penghargaan yang diterimnya sebagai sebuah pengakuan akademis, empat Doktor honoris, dari Universitas Essex pada tahun 1977, Universitas Lund pada tahun 1982, Universitas Tartu tahun 1989, dan dari OSU sendiri pada tahun 1999.
Ilse juga menerima beasiswa doktoralnya dari Acoustical Society of America dan the American Academy of Arts and Sciences. Selain itu ia adalah anggota Internasional untuk the Finnish Academy of Sciences dan the Estonian Academy of Sciences.
Setelah masa pensiunnya dan tanpa gangguan sampai kemudian masa sakitnya yang pendek pada akhir 2010, ia masih meneruskan untuk menemukan kesimpulan baru melalui karyanya tentang ritme pada puisi dan music dan hubungannya dengan ritme dalam prosa.
Warisan Intelektual
Ilse Lehiste bukan hanya masuk dalam daftar ahli – ahli Fonetik, tapi juga menempatkannya di titik yang begitu istimewa karena pendekatannya terhadap berbagai teori yang begitu unik dan sangat menawan.
Seperti karyanya, Ilse berhasil menciptakan jejak pertamanya dalam bidang kajian Fonetik sebagai satu dari sedikit sekali ahli fonetik Amerika utara yang telah membuat sebuah langkah fundamental yang cukup penting pada bidang kajian prosodi di awal 60an. Suatu waktu dimana sebagian besar dari fokus orang – orang di benua itu terpaku pada bagaimana menyingkap hubungan akustik dari fitur – fitur Konsonan dan Vokal.
Saat Disertasinya telah berbahasa Inggris, ia telah memulai suatu pekerjaan baru yang membawanya pada kegemilangan bersama Pavle Ivić dalam kajian “hubungan kompleks antara Kuantitas dan Tona dalam bahasa Serbia” (Lehiste 1961; Lehiste & Ivić 1963) yang sama berhasilnya dengan tulisan tunggalnya tentang hubungan – hubungan akustik pada kuantitas kontras di Bahasa bangsa – bangsa Ural (Uralic languages) (e.g. Lehiste 1965b).
Monografi monumentalnya dalam Suprasegmentals (Lehiste 1970) menunjukan hasil dua puluh tahun pertamanya saat bekerja dalam kajian ini, dan hal ini mengumpulkan data dari sastra psikoakustik dalam persepsi nada, kebisingan dan durasi dengan merujuk pendekatan riset Fonetik Akustik yang masih pada Tona, Aksen dan Kuantitas.
Karya – karya ilmiah Ilse Lehiste yang lain adalah phonology (Lehiste, 1965b, 1977), syntactic parsing (Lehiste, Olive & Streeter, 1972), historical linguistics (Lehiste, 2001), poetry (Ross & Lehiste, 1994, 1998, 2001), dan language documentation (Lehiste et al., 2008).
Jangkauan dari berbagai topic linguistic yang ia libatkan dalam penelitian prosodinya menjadi begitu pengting karena turut membantu untuk menghancurkan penghalang yang selama ini ada di antara fonetik dan sub-bagian lainnya dalam linguistik. Ketika teori fitur pembeda dan teori generative dalam system fonologi telah terlalu banyak berbicara tentang konsonan dan vocal (saja), aspek prosodi dari bahasa telah jauh lebih segar dan menarik untuk diteliti.
Terlepas dari keterikatan hubungan antara bagian – bagian fonetik dan deskripsi fonologi, ini menjadi begitu signifikan ketika beberapa karya yang terdahulu dan berpengaruh di bidang fonologi laboratory. Maka tercetuslah ide bahwa studi Fonologi juga dapat ditinjau dari kajian prosodinya dan masih dapat diperdebatkan, hal ini membangun fonetik menjadi salah satu sub-disiplin linguistic yang paling populer di kampus –kampus Amerika.
Ilse Lehiste, melalui risetnya yang di kemudian hari menjadi pioneer dalam kajian prosodi, juga identifikasinya sebagai linguis maupun ilmuwan, adalah sebuah kunci dalam perkembangan linguistik Amerika.
Sebagai tambahan untuk sebuah riset yang menginspirasi, Ilse menginspirasi linguistik dengan membantu murid – muridnya memenangkan berbagai kejuaraan dan riset. Sebuah bukti nyata tentang Ilse sebagai figure pubik dalam linguistik adalah dia selalu mencari orang – orang yang kaya akan pikiran dan ide yang dia kagumi, lalu dia akan bekerja keras, dan sibuk kerja di balik layar, untuk kemudian dia dapat memberikan pengaruh yang baik dalam perkembangan karir mereka.
Murid – muridnya menggambarkan kelasnya,”mengasyikan, menagih, menyenangkan, sebuah penghargaan”. Standarnya yang selalu tinggi sebagai guru dan mentor telah membuat mereka selalu termotivasi dan tertantang.
Saran – saran untuk karir muridnya selalu dapat diterima dengan baik, walaupun dengan rasa hormat untuk setiap otonomi muridnya. Ia terus menyuntikan rasa percaya diri dan selalu membuka kesempatan untuk muridnya bila ingin berbagi sesuatu dengan dirinya.
‘Always behave as if you were the person you want others to think you are.’ Adalah hal yang selalu ia bagikan pada muridnya,yang kemudian disusul dengan pepatah Estonia lainnya: ‘If the dog does not hold up its own tail, who will hold it up for him?’ saran – saran dan berbagai petuahnya pada murid – muridnya menjadi begitu penting bila mengingat betapa saat itu karir sebagai akademisi di Amerika begitu sulit untuk seorang wanita. Ilse Lehiste juga membuat sebuah kontribusi tak ternilai dalam bidang pengajaran linguistic di amerika Serikat. Bukan hanya dua bukunya (Jeffers & Lehiste, 1979; Lehiste, 1988), tapi juga hasil kajiannya dalam bidang Fonetik akustik (Lehiste 1967) yang telah menjadi standard utama lebih dari seperempat abad di amerika dan masih dikembangkan oleh “Acoustical Society of America”
Prof. Craige Roberts berbicara untuk kita semua yang mengenal Ilse ketika ia menulis,” Ilse Lehiste adalah salah satu dari banyak orang paling berani dan petualang sejati yang pernah saya temui, dengan kecerdasan yang begitu tinggi dan kritik yang tajam, sebuah hasrat untuk mencari kebenaran, dan kecerdasan yang tidak akan pernah pudar, dan juga tingkah laku yang terpuji”, Ilse memberikan akhir yang indah, mengingatkan kita akan kata – katanya.. “Once a linguist, always a linguist”. Ia hidup untuk berarti dengan segala gayanya yang tidak dimiliki oleh orang lain, sebuah arti untuk kehidupan orang banyak yang mengenalnya. Teman, kolega, dan keluarganya, begitu kehilangan dengan kepergiannya.
Hingga Akhirnya, Presiden LSA tahun 1980 ini pun menghembuskan nafas terakhirnya karena terserang pneumonia pada 25 Desember 2010.. dalam usia 88 tahun.. seorang yang berdedikasi tinggi pada profesinya, orang yang hingga sebelum sakitnya yang singkat masih terus melakukan studi dan penelitian..
(dari berbagai sumber)
B.s
0 komentar
Mohon maaf, komentar yang menyinggung SARA akan diedit atau bahkan dihapus.