Jika Anda pecinta bahasa, maka Anda adalah kami.

Selasa, 29 Mei 2012

Pengantar Sosiolinguistik


Oleh Ahmad Nur Saeful
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dan anggota Linguistics Literature Club (LLC) dan UKM Bahasa-FLAT

Nah, tulisan kali ini mencoba untuk mengenal salah satu kajian linguistik interdisipliner, yaitu Sosiolinguistik. Mari berkenalan.

A. Definisi Sosiolinguistik

Berikut ini beberapa pengertian tentang sosiolinguistik:
1. Sosiolinguistik adalah kajian bahasa yang berhubungan dengan masyarakat.
2. Sosiolinguistik didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari ciri dari berbagai variasi bahasa, serta hubungan di antara para bahasawan dengan fungsi variasi di dalam suatu masyarakat bahasa. (Kridalaksana, 1978: 94)
3. Pengkajian bahasa dengan dimensi kemasyarakatan. (Nababan, 1984: 2)
4. Sosiolinguistik adalah kajian tentang ciri khas variasi bahasa, fungsi-fungsi variasi bahasa dan pemakai bahasa, karena ketiga unsur ini selalu berinteraksi, berubah, dan saling mengubah satu sama lain dalam suatu masyarakat tutur. (Fishman, 1972: 4)

Jadi secara umum sosiolinguistik membaas hubungan bahasa dengan penutur bahasa sebagai anggota masyarakat. Hal ini mengaitkan fungsi bahasa secara umum yaitu sebagai alat komunikasi. Sosiolinguistik memfokuskan penelitian pada variasi ujaran dan mengkajinya dalam suatu konteks sosial. Sosiolinguistik meneliti korelasi antara faktor-faktor sosial dengan variasi bahasa.

Berdasarkan pengertian menurut para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa sosiolinguistik adalah cabang ilmu linguistik yang erat kaitannya dengan sosiologi, hubungan antara bahasa dengan faktor-faktor sosial di dalam suatu masyarakat tutur serta mengkaji tentang ragam dan variasi bahasa.

Kajian sosiolinguistik juga berfokus pada variasi bahasa yang muncul di lingkungan sosial yang biasanya dapat ditelusuri karena berbagai stratifikasi sosial dalam masyarakat. Misalnya bahasa yang digunakan oleh orang Jawa pasti berbeda dengan bahasa yang digunakan oleh orang Papua. Maka ketika mereka melakukan percakapan atau berbicara bahasa Indonesia, tentu akan ada perbedaan pada keduanya. Itu disebabkan oleh bahasa ibu atau bahasa pertama yang memengaruhinya. Orang Jawa dengan dialek dan aksennya yang lembut tentu berbeda dengan dialek dan aksen orang Papua yang cenderung lebih lantang dan keras. Perbedaan varian bahasa dalam masyarakat tersebut memunculkan berbagai macam istilah kebahasaan, seperti dialek (variasi bahasa menurut pemakai), aksen, idiolek, gaya (styles), register.

B. Dimensi Sosiolinguistik

Selanjutnya, ada tujuh dimensi yang merupakan penelitian sosiolinguistik, yaitu: (Chaer, 2004: 5)
  1. Identitas sosial dari penutur
  2. Identitas sosial dari pendengar yang terlibat dalam proses komunikasi
  3. Lingkungan sosial tempat peristiwa tutur terjadi
  4. Analisis sinkronis dan diakronis dari dialek-dialek sosial
  5. Penilaian sosial yang berbeda oleh penutur akan perilaku bentuk-bentuk ujaran
  6. Tingkatan variasi dan ragam linguistik
  7. Penerapan praktis dari penelitian sosiolinguistik.
Identitas sosial dari penutur dapat diketahui dari pertanyaan apa dan siapa penutur tersebut, dan bagaimana hubungannya dengan mitra tuturnya. Maka, identitas penutur dapat berupa anggota keluarga. Identitas penutur itu dapat memengaruhi pemilihan kode dalam bertutur. Lingkungan sosial tempat peristiwa tutur terjadi dapat berupa ruang keluarga di dalam sebuah rumah tangga, perpustakaan, perkuliahan, pinggir jalan, hingga di lingkungan para nelayan yaitu pantai atau laut. Tempat peristiwa tutur terjadi dapat memengaruhi pemilihan kode dan gaya dalam bertutur. Misalnya, di ruang perpustakaan tentunya kita harus berbicara dengan suara yang tidak lantang atau keras, sedangkan di lingkungan para nelayan berbicara dengan suara lantang dan 'blak-blakan'. Tingkatan variasi dan ragam linnguistik, bahwa sehubungan dengan heterogennya anggota suatu masyarakat tutur, adanya berbagai fungsi sosial dan politik bahasa, serta adanya tingkatan kesempurnaan kode, maka alat komunikasi masyarakat yang disebut bahasa itu menjadi sangat bervariasi dan memiliki fungsi sosial masing-masing.
C. Fungsi Sosiolinguistik
Adapun fungsi sosiolinguistik adalah sebagai berikut:
  • Pengetahuan sosiolinguistik dimanfaatkan dalam berkomunikasi atau berinteraksi. Sosiolinguistik memberikat pedoman untuk berkomunikasi dengan menunjukkan bahasa, ragam bahasa atau gaya bahasa apa yang harus kita gunakan jika berbicara dengan orang tertentu. Bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Penguasaan bahasa lebih dari sekadar atribut, yakni hal yang membedakan manusia dengan hewan. Bahasa memainkan peranan penting dalam kehidupan sehari-hari, yaitu sebagai media komunikasi untuk menyampaikan pesan. Pesan adalah sebuah ungkapan atau ujaran yang berisi maksud dan tujuan yang kemudian diterjemahkan melalui bahasa agar dapat dimengerti oleh penerima pesan. Oleh karena itu, bahasa menjadi hal yang sangat penting karena menjadi media untuk berinteraksi dan berkomunikasi di lingkungan masyarakat.
  • Sosiolinguistik digunakan dalam pengajaran bahasa di lembaga pendidikan.
Demikian kajian linguistik kali ini, semoga dapat menambah wawasan intelektual kita. Komentar Anda sangat berguna untuk kemajuan blog ini. Terima kasih.

Share this post
  • Share to Facebook
  • Share to Twitter
  • Share to Google+
  • Share to Stumble Upon
  • Share to Evernote
  • Share to Blogger
  • Share to Email
  • Share to Yahoo Messenger
  • More...

0 komentar

Mohon maaf, komentar yang menyinggung SARA akan diedit atau bahkan dihapus.

:) :-) :)) =)) :( :-( :(( :d :-d @-) :p :o :>) (o) [-( :-? (p) :-s (m) 8-) :-t :-b b-( :-# =p~ :-$ (b) (f) x-) (k) (h) (c) cheer

 
© Linguistics and Literature Club (LLC)
Designed by BlogThietKe Cooperated with Duy Pham
Released under Creative Commons 3.0 CC BY-NC 3.0
Posts RSSComments RSS
Back to top