tag:blogger.com,1999:blog-90100792974602543682024-03-14T19:09:07.401+07:00Linguistics and Literature Club (LLC)Jika Anda pecinta bahasa, maka Anda adalah kami.lingtureclubadminhttp://www.blogger.com/profile/08199212458520008848noreply@blogger.comBlogger16125tag:blogger.com,1999:blog-9010079297460254368.post-9767077394014109702013-02-24T06:47:00.003+07:002013-02-24T06:47:43.773+07:00Mencoba Memahami Semantik<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Oleh <a href="http://herryflawless.blogspot.com/" target="_blank">Herry Flawless</a></span></div>
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Anggota Linguistics and Literature Club (LLC)</span><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"></span><br />
<a name='more'></a><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"></span><br />
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Tulisan ini telah dipresentasikan dalam diskusi Linguistics and Literature Club (LLC) pada Rabu, 11 April 2012.</span><br />
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Contoh:</span><br />
<ol>
<li><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Isaac Newon terkena <i>bisa</i> ular. </span></li>
<li><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Isaac Newton tidak <i>bisa</i> berbicara bahasa Indonesia. </span></li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Kita melihat dua kata yang sama di atas, dari dua kata tersebut dapat dikaji oleh salah satu cabang linguistik, yaitu Semantik. Apa itu semantik? Ada apa saja di dalam semantik? </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGiXO_2F0pxGRtgs3A1emkL7aFtdvj5Jv-t7LnYpcuWjv1ZOboCnz0bUdYbLL5DFz6f1cATHZ6y4wWj-UuCLEwbHvpHFjFsFknYpAICdZHyxUzambUrdWFiS5rmHLAXt6AwuCD3YPnnR11/s1600/Segitiga+makna+lllc.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="186" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGiXO_2F0pxGRtgs3A1emkL7aFtdvj5Jv-t7LnYpcuWjv1ZOboCnz0bUdYbLL5DFz6f1cATHZ6y4wWj-UuCLEwbHvpHFjFsFknYpAICdZHyxUzambUrdWFiS5rmHLAXt6AwuCD3YPnnR11/s400/Segitiga+makna+lllc.jpg" width="400" /></a></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Dari gambar segitiga di atas, kita melihat kata <i>pulpen</i> adalah konsep tentang sebuah pulpen yang tersimpan di dalam otak kita dan dilambangkan dengan sekumpulan huruf [<i>p-u-l-p-e-n</i>]. Kata dan lambang <i>pulpen</i> disebut sebagai penanda (<i>signifier</i>), dan objeknya (sebuah pulpen) merupakan petanda (<i>signified</i>). </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Sebelum lebih jauh, mari kita lihat definisi semantik terlebih dahulu. Semantik berasal dari bahasa Yunani <i>sema</i> berarti 'tanda' atau dari kata verba <i>semaino</i> 'menandai' atau 'berarti'. (Djajasudarma, 1999: 1). Semantik termasuk bagian dari mikrolinguistik yang mengkaji dan memelajari makna tanda bahasa. (Darmojuwono, 2009: 114).</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><i>Semantics is the study of the 'toolkit' for meaning: knowledge encoded in the vocabulary of the language and in its patterns for building more elaborate meanings, up to the level of sentence meanings.</i> (Griffiths, 2006: 1).</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Menurut Griffiths, semantik ialah suatu pengetahuan tentang makna dalam kosakata bahasa dan pola membangun makna yang lebih rumit sampai ke tingkat makna kalimat. Semantik merupakan subsistem yang memelajari makna tanda bahasa yang menggunakan keterkaitannya dengan tiga hal yaitu konsep, lambang, dan objek. Dari gambar di atas, kita telah membayangkan dan menggambarkan 'sosok/wujud' <i>pulpen</i> dalam otak (pikiran), kemudian kita tulis (lambangkan) gambaran atau bayangan benda (pulpen) itu melalui tulisan [<i>p-u-l-p-e-n</i>], dan rujukannya ialah benda yang biasa digunakan untuk menulis, dalam hal ini pulpen.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Kemudian, kita juga telah melihat dua contoh kalimat paling atas, terdapat kata <i>bisa</i> yang berbeda makna padahal satu kata dan sama dalam pengucapannya. Contoh kata tersebut akan dijelaskan dalam relasi makna di bawah ini.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><b>Homonimi*</b> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Darmojuwono menjelaskan bahwa <i>homonimi</i> adalah relasi makna antarkata yang ditulis sama dan atau dilafalkan sama pula, tetapi berbeda makna. Ada dua jenis homonimi, yaitu kata-kata yang sama tulisannya tetapi berbeda makna disebut <i>homograf</i>, sedangkan yang dilafalkan sama tetapi berbeda makna disebut <i>homofon</i>. Contohnya kata <i>bisa</i> yang memiliki arti 'mampu melakukan sesuatu; dapat' dan <i>bisa</i> yang berarti 'racun'.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><b>Polisemi*</b> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><i>Polisemi</i> berkaitan dengan kata atau frasa yang memiliki beberapa makna yang berhubungan. Hubungan antarmakna disebut polisemi. Misalnya dalam penyusunan kamus, kata-kata yang berhomonimi muncul sebagai <i>lema</i> (entri) yang terpisah, sedangkan kata yang berpolisemi muncul sebagai satu lema namun dengan beberapa penjelasan. Contohnya kata <i>informasi</i> dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) muncul sebagai satu lema dan muncul dengan beberapa penjelasan seperti, ((Darmojuwono, 2009: 117)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">In-for-ma-si <i>n </i>1 penerangan</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"> 2 pemberitahuan; kabar atau berita tentang sesuatu</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"> 3 <i>Ling</i> keseluruhan makna yang menunjang amanat yang terlihat di bagian-bagian amanat itu. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Dilihat dari relasi gramatikalnya, ada dua jenis relasi makna, yaitu relasi makna <i>sintagmatis</i> dan relasi makna <i>paradigmatis</i>. Relasi makna sintagmatis adalah relasi antarmakna kata dalam satu frasa atau kalimat (hubungan horizontal). Contohnya hubungan makna antara kata <i>ibu, membeli, </i>dan <i>baju</i> dalam kalimat <i>Ibu membeli baju</i>. Sedangkan relasi makna paradigmatis adalah relasi antarmakna kata yang dapat menduduki gatra (lingkungan tertentu dalam kalimat yang dapat ditempati oleh suatu unsur bahasa) sintaktis yang sama dan dapat saling menggantikan dalam satu konteks tertentu (hubungan vertikal). Contohnya <i>Andi membaca buku .... (linguistik, bahasa Inggris, bahasa Indonesia, sejarah, sosiologi, dan lain-lain) di perpustakaan</i>. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><b>Sinonimi dan Antonimi*</b> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><i>Sinonimi</i> adalah relasi makna antarkata (frasa atau kalimat) yang maknanya sama atau mirip. Sinonimi mutlak jarang sekali ditemukan pada bahasa manapun, tetapi ada beberapa hal yang menyebabkan munculnya sinonimi, yaitu karena penilaian rasa yang berbeda kondisi dan hubungan sesuatu. Misalnya makna kata 'pemberian' dengan menggunakan kata <i>zakat, sedekah, sumbangan,</i> dan kata <i>rumah</i> yang bersinonimi dengan <i>gubug, wisma, istana,</i> atau kata <i>pekerja</i> yang bersinonimi dengan <i>karyawan, pegawai, buruh, pelayan.</i> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Dalam menentukan sinonimi, kita dapa melakukan tiga cara. <i>Pertama</i>, metode substitusi yaitu menggantikan suatu kata dalam konteks tertentu dengan kata lain makna konteks tidak berubah. Kalimat <i>Andi adalah anak yang pintar</i> akan mudah dipahami jika kata <i>pintar</i> diganti dengan kata <i>pandai</i> atau <i>cerdas</i>. <i>Kedua</i>, metode pertentangan, yaitu mencari pertentangan suatu kata dengan sejumlah kata yang lain sehingga akan membentuk sinonimi. Misalnya kata <i>call</i> dalam bahasa Inggris, bertentangan dengan kata <i>answer</i> dan <i>reply</i>. Relasi sinonimi terjadi pada kata <i>answer</i> dan <i>reply</i>. <i>Ketiga</i>, penentuan konotasi, yaitu kata-kata yang memiliki kesamaan makna kognitif dan berbeda dalam makna emotif. Kata-kata seperti <i>kamar kecil, jamban, kakus, kloset, WC, </i>dan <i>toilet</i> mengacu pada benda yang sama tetapi berkonotasi beda. (Palmer, 1976: 63).</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><i>Antonimi</i> atau <i>oposisi</i> adalah relasi antarkata yang bertentangan atau berkebalikkan maknanya. Ada istilah antonimi yang digunakan untuk oposisi makna dalam pasangan leksikal bertaraf seperti <i>panas</i> dengan <i>dingin</i>, antonimi ini disebut bertaraf karena antara <i>panas</i> dan <i>dingin</i> masih ada kata lain seperti <i>hangat</i>. Atau kata <i>siang</i> dengan <i>malam</i> disebut antonimi bertaraf karena masih ada kata-kata seperti <i>pagi, sore, petang, dini hari</i>. Ada juga istilah pasangan leksikal tidak bertaraf yang maknanya bertentangan, disebut oposisi komplementer, seperti <i>jantan</i> dengan <i>betina</i>. (Darmojuwono, 2009: 118).</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><b>Hiponimi dan Hiperonimi*</b> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><i>Hiponimi</i> adalah relasi makna yang berkaitan dengan peliputan makna spesifik dalam makna generik, seperti kata <i>mawar</i> dalam makna <i>bunga</i>, kata <i>kucing</i> dalam makna <i>binatang</i>. <i>Anggrek, mawar, aster, tulip, melati, dahlia</i> berhiponimi dengan <i>bunga</i>, sedangkan <i>kucing, anjing, kambing, ayam, bebek, </i>berhiponimi dengan <i>binatang. Bunga</i> merupakan superordinat (hiperonim) bagi <i>anggrek, mawar, aster, tulip, melati, </i>dan <i>dahlia</i>, sedangkan <i>binatang</i> merupakan superordinat bagi <i>kucing, anjing, kambing, ayam, </i>dan <i>bebek</i>. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><b>Meronimi*</b> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><i>Meronimi</i> adalah relasi makna yang memiliki kemiripan dengan hiponimi karena relasi maknanya bersifat hierarkis tapi tidak menyiratkan pelibatan searah, namun merupakan relasi makna bagian dengan keseluruhan. Contohnya <i>atap</i> bermeronimi dengan <i>rumah</i>. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><b>Makna Asosiatif dan Afektif*</b> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><i>Makna asosiatif</i> adalah makna yang dipengaruhi oleh unsur mental, pengetahuan, dan pengalaman seseorang. Objek makna asosiatif cenderung sama dengan makna denotatif, sesuai dengan kenyataan. Misalnya kata <i>gubug</i> berdenotasi 'tempat berteduh di sawah'. Selain itu, <i>gubug</i> bermakna asosiatif <i>kecil, pedesaan, teduh, </i>dan <i>damai</i>. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><i>Makna afektif</i> adalah makna yang berhubungan dengan perasaan seseorang pada saat mendengar atau membaca suatu kata, ini bisa menjadi positif dan negatif. Penilaian rasa atas sebuah kata istilah yang termasuk di dalam konotasi. Kata <i>jujur-bijaksana</i> memiliki nilai positif, sendangkan kata <i>korupsi-egois</i> berkonotasi negatif. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Salah satu fungsi makna asosiatif dan afektif adalah untuk memunculkan kesan yang mudah diterima oleh seorang pembaca atau pendengar suatu kalimat yang dimaksudkan untuk umum, seperti dalam iklan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><b>Makna Situatif*</b> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Kata-kata yang memiliki deiktis (berkaitan dengan hal atau fungsi yang menunjuk sesuatu di luar bahasa), seperti pronomina persona <i>saya, aku, kamu, anda</i>, pronomina penunjuk <i>ini, itu</i>, nomina yang merupakan keterangan waktu <i>lusa, kemarin, besok, lusa, minggu depan, lalu,</i> dan keterangan tempat <i>di sini, di sana, di situ,</i> makna referensialnya terkait dengan situasi pembicaraan. Perbedaan makna referensial <i>ini</i> dan <i>itu</i> atau <i>di sini</i> dan <i>di sana</i> bergantung pada konteks pembicaraan sehingga kata-kata yang memiliki fungsi deiktis itu terikat dengan makna situatif.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><b>Makna Etimologis*</b> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><b> </b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><i>Makna etimologis</i> adalah relasi makna yang berkaitan dengan asal-usul kata dan perubahan makna kata ditinjau dari aspek sejarah kata. Dari perubahan yang terjadi pada makna kata, seorang ahli bahasa dapat mengetahui perubahan nilai, norma, sosial-politik, dan ekonomi suatu masyarakat di mana kata itu berasal. Di dalam makna etimologis terdapat empat makna yang umum dipelajari pada tingkat permulaan bahasa, yaitu makna meluas, menyempit, positif (ameliorasi), dan negatif (peyorasi).</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><b></b><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Makna luas yaitu suatu kata yang maknanya lebih luas dan bersifat umum. Makna luas bisa muncul dari kata yang bermakna sempit. Adapun makna sempit ialah makna yang lebih sempit dari keseluruhan ujaran. Gagasan umum lebih sering menggunakan makna luas, sedangkan ide-ide khusus atau ide-ide luas yang memiliki unsur pembatas banyak bermakna sempit. Dengan kata lain, makna sempit disebabkan oleh adanya pembatasan pada makna umum. Misalnya pada kata <i>saudara</i> menjadi kata <i>saudara kandung, saudara tiri, sepupu, teman, kenalan</i>, kata <i>alas </i>menjadi <i>alas kaki, alas tidur, </i>atau kata <i>seni</i> menjadi <i>seni musik, seni tari, seni beladiri, seni lukis, </i>dan sebagainya. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Ket: (<b>*</b>) Sebagian besar diambil dari karya Setiawati Darmojuwono <i>Semantik dalam Pesona Bahasa; Langkah Awal Memahami Linguistik</i> terbitan Gramedia Pustaka Utama</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><b>Sumber Bacaan</b> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Darmojuwono, Setiawati. 2009. <i>Semantik dalam Pesona Bahasa; Langkah Awal Memahami Linguistik.</i> Jakarta: Gramedia Pustaka Utama</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Djajasudarma, T. Fatimah. 1999. <i>Semantik 1; Pengantar ke Arah Ilmu Semantik</i>. Bandung: Refika</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Griffiths, Patrick. 2006. <i>An Introduction English Semantics and Pragmatics</i>. Edinburgh: Edinburgh University Press</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Kridalaksana, Harimurti. 2009. <i>Kamus Linguistik Edisi Keempat</i>. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Palmer, F.R. 1976. <i>Semantics; A New Outline</i>. Cambridge: Cambridge University Press</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><b>Sumber Lain</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Kamus Besar Bahasa Indonesia versi digital<b> </b></span></div>
lingtureclubadminhttp://www.blogger.com/profile/08199212458520008848noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9010079297460254368.post-7063020246584247752013-01-25T23:17:00.002+07:002013-02-23T23:25:28.141+07:00Dari LLC ke MLI<div style="text-align: center;">
Oleh Admin</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<o:p></o:p></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<i>Alhamdulillahirrabil’alamin</i>. Ibarat menunggu bayi yang akan lahir, seperti
itulah perasaan kami. <i>Deg-degan</i>. Kini
sang jabang bayi lahir sudah. Bayi itu adalah Masyarakat Linguistik Indonesia
Cabang UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Boleh dibilang LLC, bersama dengan
rekan-rekan dari Tarjamah Center, turut melahirkan MLI Cabang UIN Jakarta itu.
LLC merupakan sebuah komunitas yang dibentuk khusus untuk mengkaji linguistik
dan susastra yang ditujukan kepada mahasiswa UIN Jakarta. Setelah tiga tahun LLC
berdiri, dirasakan perlu sebuah wadah baru yang dapat merangkul dosen-dosen
yang berminat pada linguistik. MLI pun dilirik karena ia adalah satu-satunya
organisasi linguistik di Indonesia. Kontak pun dijalin dengan pengurus MLI
Pusat. Persyaratan pun dipenuhi, meski tidak selancar yang dikira karena ada
yang menanggapinya dengan adem ayem, bahkan mundur dengan alasan yang tak
diketahui. Akhirnya, setelah semua syarat pembentukan cabang terpenuhi,
terbitlah SK penetapan MLI Cabang UIn Jakarta pada 23 Januari 2013 lalu. Bagi
LLC, juga Tarjamah Center, ini merupakan sebuah prestasi karena sejarah telah
tertoreh dalam kronik perkembangan studi linguistik di UIN Jakarta dan kamilah
yang telah menorehkannya. <i>Lingua et
Littera Scientia Omnibus</i>. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdqKwmwP_tZ2L0rlzJ2UedNlqe5pszNn4KYBNB3AZ9avPKLh44zf_MgZemIRhQ-6XpqkeM8pLmH17YAQFt3GPiaHlQi9rUIVv8aCGdXlkbm-kNonoONQWxEinm3ozzkkNEPyC_vcTNQidQ/s1600/Picture1.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdqKwmwP_tZ2L0rlzJ2UedNlqe5pszNn4KYBNB3AZ9avPKLh44zf_MgZemIRhQ-6XpqkeM8pLmH17YAQFt3GPiaHlQi9rUIVv8aCGdXlkbm-kNonoONQWxEinm3ozzkkNEPyC_vcTNQidQ/s320/Picture1.png" width="225" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrhHwRzZYhiiuTBJyT1yReUXT3f5JSRY-eTvXX74uLQj7CVyXok25hSTmkRYBczXXqtkKocgFUMQ12E2ekE7FosJ4ua27qMxtprXKLemt8s0Q8AjSAsApqMUbSWn-uGnvoPBJRVqXbyRCe/s1600/Picture2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrhHwRzZYhiiuTBJyT1yReUXT3f5JSRY-eTvXX74uLQj7CVyXok25hSTmkRYBczXXqtkKocgFUMQ12E2ekE7FosJ4ua27qMxtprXKLemt8s0Q8AjSAsApqMUbSWn-uGnvoPBJRVqXbyRCe/s320/Picture2.jpg" width="228" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
lingtureclubadminhttp://www.blogger.com/profile/08199212458520008848noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9010079297460254368.post-80836594776603386402012-12-06T22:26:00.002+07:002013-02-23T11:44:51.162+07:00Prosa (Prose)<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
Oleh <a href="http://www.facebook.com/uswatoon?fref=ts" target="_blank">Uswatoon Hasanah</a></div>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<ul style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<li><b>Pengertian Prosa</b><b><span style="color: black; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span></b></li>
</ul>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<b><span style="color: black; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Prosa</span></b><span style="color: black; font-size: 12pt; line-height: 150%;">
adalah karangan bebas yang tidak terikat oleh banyaknya bait, baris, suku kata,
serta tak terikat oleh irama dan rimanya seperti dalam puisi. Kara prosa
berasal dari bahasa latin “Prosa” yang artinya “terus terang”.</span></div>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>AR-SA</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
<w:UseFELayout/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:Arial;
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
</style>
<![endif]-->
</div>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Prosa
berbeda dengan puisi karena variasi ritme (rhythm) yang dimilikinya lebih
besar, serta bahsanya yang lebih sesuai dengan arti leksikalnya.</span><span style="color: black; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span></div>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<ul>
<li><b><span style="color: black; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Jenis-jenis Prosa</span></b></li>
</ul>
</div>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> Prosa biasanya dibagi menjadi 4 (empat):</span></div>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<b><span style="color: black; font-size: 12pt; line-height: 115%;">1. Naratif</span></b><br />
<span style="color: black; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><span style="color: black; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Naratif atau narasi adalah paragraf yang menceritakan rangkaian kejadian
atau peristiwa yang berurutan (kronologis) yang berupa fakta atau fiksi.</span><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><br />
<b><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">2. Deskriptif</span></b></div>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Yaitu karangan yang isinya menggambarkan suatu objek sehingga pembaca
seolah – oleh melihat sendiri objek yang digambarkan itu.</span></div>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">3. Argumentatif</span></b><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><b> </b> </span></div>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Yaitu karangan yang berisi idea tau gagasan yang dilengkapi data – data
kesaksian bertujuan mempengaruhi pembaca untuk menyatakan persetujuannya.</span></div>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">4. Eksposisi</span></b><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span></div>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Yaitu karangan yang memaparkan sejumlah pengetahuan atau informasi
dengan sejelas – jelasnya.</span></div>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<ul>
<li><b><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Prosa Lama dan Prosa Baru</span></b></li>
</ul>
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><b>1. Prosa Lama</b> adalah karya sastra Indonesia yang belum terpengaruhi budaya barat. Macam-macam prosa lama: </span></div>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<ul>
<li><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Hikayat</span></li>
</ul>
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Hikayat berasal dari bahasa India dan Arab, berisikan cerita kehidupan para dewi, peri, pangeran, putri kerajaan, serta raja-raja yang memiliki kekuatan gaib. Kesaktian dan kekuatan luar biasa yang dimiliki seseorang, yang diceritakan dalam hikayat kadang tidak masuk akal. Namun dalam hikayat banyak mengambil tokoh-tokoh dalam sejarah. Contoh : Hikayat Hang Tuah, Kabayan, Si Pitung, Hikayat si Miskin, Hikayat Indra Bangsawan, Hikayat Panji Semirang, Hikayat Raja Budiman.</span></div>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<ul>
<li><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Sejarah</span></li>
</ul>
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Sejarah (tambo) adalah salah satu bentuk prosa lama yang isi ceritanya diambil dari suatu peristiwa sejarah. Cerita yang diungkapkan dalam sejarah bisa dibuktikan dengan fakta. Selain berisikan peristiwa sejarah, juga berisikan silsilah raja-raja. Sejarah yang berisikan silsilah raja ini ditulis oleh sastrawan masyarakat lama. Contoh : Sejarah Melayu karya Datuk Bendahara Paduka Raja alias Tun Sri Lanang yang ditulis pada 1612.</span></div>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<ul>
<li><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Kisah</span></li>
</ul>
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Kisah adalah cerita tentang perjalanan atau pelayaran seseorang dari suatu tempat ke tempat yang lain. Contoh : Kisah Perjalanan Abdullah ke Negeri Kelantan, Kisah Abdullah ke Jeddah.</span></div>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<ul>
<li><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Dongeng</span></li>
</ul>
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Dongeng adalah suatu cerita yang bersifat khayal. Dongeng sendiri banyak ragamnya, yaitu sebagai berikut:</span></div>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">- Fabel adalah cerita lama yang menokohkan binatang sebagai lambang pengajaran moral (biasa pula disebut sebagai cerita binatang). Contoh : Kancil dengan Buaya, Kancil dengan Harimau, Hikayat Pelanduk Jenaka, Kancil dengan Lembu, Burung Gagak dengan Serigala, Burung Bangau dengan Ketam, Siput dan Burung Centawi, dan lain-lain.</span></div>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">- Mite (mitos) adalah cerita-cerita yang berhubungan dengan kepercayaan terhadap sesuatu benda atau hal yang dipercayai memiliki kekuatan gaib. Contoh : Nyai Roro Kidul, Ki Ageng Selo, Dongeng tentang Gerhana, Dongeng tentang Terjadinya Padi, Harimau Jadi-jadian, Kuntilanak, Kelambai, dan lain-lain.</span></div>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">- Legenda adalah cerita lama yang mengisahkan tentang riwayat terjadinya suatu tempat atau wilayah. Contoh : Legenda Banyuwangi, Tangkuban Perahu, dan lain-lain.</span></div>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">- Sage adalah cerita lama yang berhubungan dengan sejarah, yang menceritakan keberanian, kepahlawanan, kesaktian dan keajaiban seseorang. Contoh : Calon Arang, Ciung Wanara, Airlangga, Panji, Smaradahana, dan lain-lain.</span></div>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">- Parabel adalah cerita rekaan yang menggambarkan sikap moral atau keagamaan dengan menggunakan ibarat atau perbandingan. Contoh : Kisah para Nabi, Hikayat Bayan Budiman, Bhagawagita, dan lain-lain.</span></div>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">- Dongeng Jenaka adalah cerita tentang tingkah laku orang bodoh, malas atau cerdik dan masing-masing dilukiskan secara humor. Contoh : Pak Pandir, Lebah Malang, Pak Belalang, Abu Nawas, dan lain-lain.</span></div>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<ul>
<li><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Cerita Berbingkai</span></li>
</ul>
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Cerita berbingkai adalah cerita yang di dalamnya terdapat cerit lagi yang dituturkan oleh pelaku-pelakunya. Contoh : Kisah Seribu Satu Malam.</span></div>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><b>2. Prosa Baru</b> adalah prosa yang dikarang dengan bebas (tanpa ada aturan-aturan). Macam-macam prosa baru:</span></div>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<ul>
<li><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Roman</span></li>
</ul>
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Roman adalah bentuk prosa baru yang mengisahkan kehidupan pelaku utamanya dengan segala suka-dukanya. dalam roman, pelaku utamanya sering diceritakan mulai dari masa kanak-kanak sampai dewasa atau bahkan sampai meninggal dunia. Roman mengungkap adat atau aspek kehidupan suatu masyarakat secara detail dan menyeluruh, alur bercabang-cabang, banyak digresi (pelanturan). Roman terbentuk dari pengembangan atas seluruh segi kehidupan pelaku dalam cerita tersebut. Berdasarkan kandungan isinya, roman dibedakan atas beberapa macam, antara lain sebagai berikut:</span></div>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">- Roman transendensi, yang di dalamnya terselip maksud tertentu, atau yang mengandung pandangan hidup yanng dapat dipetik oleh pembaca unntuk kebaikan. Contoh : Layar Terkembang oleh Sutan Takdir Alisyahbana, Salah Asuhan oleh Abdul Muis, Darah Muda oleh Adinegoro.</span></div>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">- Roman sosial adalah roman yang memberikan gambaran tentang keadaan masyarakat. Biasanya melukiskan keburukan-keburukan masyarakat yang bersangkutan. Contoh : Sengsara Membawa Nikmat oleh Tulis St. Sati, Neraka Dunia oleh Adinegoro.</span></div>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">- Roman sejarah yaitu roman yang dijalin berdasarkan fakta historis, peristiwa-peristiwa sejarah, atau kehidupan seorang tokoh dalam sejarah. Contoh : Hulubalang Raja oleh Nur St. Iskandar, Tambera oleh Utuy Tatang Sontani, Surapati oleh Abdul Muis. </span></div>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">- Roman psikologis yaitu roman yang lebih menekankan gambaran kejiwaaan yang mendasari segala tindak dan perilaku tokoh utamanya. Contoh : Atheis oleh Achdiat Kartamiharja, Katak Hendak Menjadi Lembu oleh Nur St. Iskandar, Belenggu oleh Armijn Pane.</span></div>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">- Roman detektif merupakan roman yang isinya berkaitan dengan kriminalitas. Dalam roman ini yang sering menjadi pelaku utamanya ialah seorang agen polisi yang tugasnya membongkar kasus kejahatan. Contoh : Mencari Pencuri Anak Perawan karya Suman HS, Percobaan Seria karya Suman HS, Kasih tak Terlerai karya Suman HS.</span></div>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<ul>
<li><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Novel</span></li>
</ul>
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Novel berasal dari Italia, yaitu novella 'berita'. Novel adalah bentuk prosa baru yang melukiskan sebagian kehidupan pelaku utamanya yang terpenting, menarik, dan mengandung konflik. Konflik atau pergulatan jiwa tersebut mengakibatkan perubahan nasib pelaku. Jika roman condong pada idealisme, novel condong pada realisme. Biasanya novel lebih pendek daripada roman dan lebih panjang daripada cerpen. Contoh : Ave Maria karya Idrus, Keluarga Gerilya karya Pramoedya Ananta Toer, Perburuan karya Pramoedya Ananta Toer, Ziarah karya Iwan Simatupang, Surabaya karya Idrus.</span></div>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<ul>
<li><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Cerpen</span></li>
</ul>
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Cerpen adalah bentuk prosa baru yang menceritakan sebagian kecil dari kehidupan pelakunya yang terpenting dan menarik. Di dalam cerpen boleh ada konflik atau pertikaian, akan tetapi hal itu tidak menyebabkan perubahan nasib pelakunya. Contoh : Radio Masyarakat karya Rosihan Anwar, Bola Lampu karya Asrul Sani, Teman Duduk karya Moh. Kosim, Wajah yang Lembah karya Trisno Sumarjo, Robohnya Surau Kami karya A.A. Navis.</span></div>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<ul>
<li><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Riwayat</span></li>
</ul>
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Riwayat (biografi) adalah suatu karangan prosa yang berisikan pengalaman-pengalaman hidup pengarang sendiri (otobiografi) atau dapat juga pengalaman hidup orang lain sejak kecil hingga dewasa atau bahkan sampai meninggal dunia. Contoh : Soeharto Anak Desa, Prof. Dr. B.J. Habibie, Ki Hajar Dewantara.</span></div>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<ul>
<li><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Kritik</span></li>
</ul>
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Kritik adalah karya yang menguraikan pertimbangan baik-buruk suatu hasil karya dengan memberi alasan-alasan tentang isi dan bentuk dengan kriteria tertentu yang sifatnya objektif dan menghakimi.</span></div>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<ul>
<li><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Resensi</span></li>
</ul>
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Resensi adalah pembicaraan/ pertimbangan/ ulasan suatu karya (buku, film, drama, dan lain-lain). Isinya bersifat memaparkan agar pembaca mengetahui karya tersebut dari berbagai aspek seperti tema, alur, perwatakan, dialog dan lain-lain, sering juga disertai dengan penilaian dan saran tentang perlu tidaknya karya tersebut dibaca atau dinikmati. </span></div>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<ul>
<li><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Esai</span></li>
</ul>
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Esai adalah ulasan/kupasan suatu masalah secara sepintas lalu berdasarkan pandangan pribadi penulisnya. Isinya dapat berupa hikmah hidup, tanggapan, renungan, ataupun komentar tentang budaya, seni, fenomena sosial, politik, pementasan drama, film, dan lain-lain menurut selera pribadi penulis sehingga bersifat sangat subjektif atau sangat pribadi. </span></div>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><b>Perbedaan Prosa Lama dan Prosa Baru</b></span></div>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><b>Prosa Lama</b></span></div>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">1. Statis (perubahannya lamban)</span></div>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">2. Istana sentris (bersifat kerajaan)</span></div>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">3. Bersifat fantastis<b> </b></span><br />
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">4. Dipengaruhi sastra Hindu dan Arab</span><br />
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">5. Anonim</span><br />
<br />
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><b>Prosa Baru</b></span><br />
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">1. Dinamis (perubahannya cepat)</span><br />
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">2. Rakyat sentris (mengambil bahan dari rakyat sekitar)</span><br />
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">3. Bersifat realistis</span><br />
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">4. Dipengaruhi sastra barat</span><br />
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">5. Nama pencipta selalu dicantumkan</span><br />
<br />
<ul>
<li><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><b>Unsur-unsur Intrinsik Prosa</b></span></li>
</ul>
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Yang dimaksud unsur-unsur intrinsik dalam sebuah karya sastra adalah unsur-unsur pembangun karya sastra yang dapat ditemukan di dalam teks karya sastra itu sendiri. Untuk karya sastra dalam bentuk prosa seperti roman, novel, dan cerpen. Unsur-unsur tersebut adalah:</span><br />
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><b>1. Tema</b>, merupakan jiwa dari seluruh bagian cerita. Karena itu, tema menjadi dasar pengembangan seluruh cerita. Tema dalam banyak hal bersifat "mengikat" kehadiran atau ketidakhadiran peristiwa, konflik serta situasi tertentu, termasuk pula berbagai unsur intrinsik yang lain.</span><br />
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><b>2. Alur/plot</b>, merupakan urutan atau rangkaian peristiwa dalam cerita. Alur dapat disusun berdasarkan tiga hal, yaitu : </span><br />
<ul>
<li><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Berdasarkan urutan waktu terjadinya (kronologi). Alur yang demikian disebut alur linear.</span></li>
<li><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Berdasarkan hubungan sebab-akibat (kausal). Alur yang demikian disebut alur kausal.</span></li>
<li><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Berdasarkan tema cerita. Alur yanng demikian disebut alur tematik. Dalam cerita yang beralur tematik, setiap peristiwa seolah-olah berdiri sendiri. Kalau salah satu episode dihilangkan cerita tersebut masih dapat dipahami.</span></li>
</ul>
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Perhatikan gambar Frey Tag's Pyramid di bawah ini : </span></div>
<div class="separator" style="clear: both; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjCJiPqiGfgD3ChlOLBeKIBX0orVKsqXihva2ihp02WpkaKz-Rk_ADpbNQDtWT4TGH5YseUHWqcQpAUKEIi2EZr-7_0d7SVF-77FEQEAs_jOZUZB7gjMK7uD2fMmug3U-PyZwSjOm3MN0qr/s1600/prosa.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjCJiPqiGfgD3ChlOLBeKIBX0orVKsqXihva2ihp02WpkaKz-Rk_ADpbNQDtWT4TGH5YseUHWqcQpAUKEIi2EZr-7_0d7SVF-77FEQEAs_jOZUZB7gjMK7uD2fMmug3U-PyZwSjOm3MN0qr/s320/prosa.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Keterangan :</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">- <b>Exposition</b> (bagian awal) adalah pengenalan dari karakter-karakter tokoh dan pengenalan masalah dalam cerita.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">- <b>Rising Action</b> adalah letak konflik atau masalah dalam cerita itu meningkat.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">- <b>Climax</b> (bagian tengah) adalah letak konflik atau masalah berada di puncaknya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">- <b>Falling Action</b> adalah keadaan saat konflik atau masalah mulai mereda, masalah mulai terselesaikan di dalam cerita.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">- <b>Denouement</b> (bagian akhir) adalah akhir dari cerita, muncul resolusi dari masalah atau konflik dalam cerita, misalnya kenapa masalah itu dapat terjadi, bagaimana masalah itu terjadi, arti dan hikmah dari cerita, dan akibat dari masalah dalam cerita.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><b>3. Latar/setting</b>, adalah segala keterangan, petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan waktu, ruang, suasana, dan situasi terjadinya peristiwa dalam cerita. Latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok, yaitu :</span></div>
<ul style="text-align: justify;">
<li><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Latar tempat, mengacu pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi.</span></li>
<li><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Latar waktu, berhubungan dengan masalah 'kapan' terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi.</span></li>
<li><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Latar sosial, mengacu pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi.</span></li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><b>4. </b><b>Perwatakan</b> atau karakteristik atau penokohan adalah cara pengarang menggambarkan watak pelaku. Tokoh dapat dibedakan menjadi dua yaitu tokoh sentral dan tokoh bawahan. <b>Tokoh sentral</b> adalah tokoh yang banyak mengalami peristiwa dalam cerita. Tokoh sentral dibedakan menjadi dua, yaitu :</span></div>
<ul style="text-align: justify;">
<li><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Tokoh sentral protagonis, yaitu tokoh yang menggambarkan perwatakan positif atau menyampaikan nilai-nilai positif.</span></li>
<li><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Tokoh sentral antagonis, yaitu tokoh yang menggambarkan perwatakan yang bertentangan dengan protagonis atau menyampaikan nilai-nilai negatif.</span></li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Adapun <b>tokoh bawahan</b> adalah tokoh-tokoh yang mendukung atau membantu tokoh sentral. Tokoh bawahan dibedakan menjadi tiga, yaitu :</span></div>
<ul style="text-align: justify;">
<li><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Tokoh andalan, adalah tokoh bawahan yang menjadi kepercayaan tokoh sentral (baik protagonis atau antagonis).</span></li>
<li><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Tokoh tambahan, adalah tokoh yang sedikit sekali memegang peran dalam peristiwa dalam cerita.</span></li>
<li><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Tokoh lataran, adalah tokoh yang menjadi bagian atau berfungsi sebagai latar cerita saja.</span></li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><b>5. </b><b>Sudut pandang/point of view</b>, adalah cara memandang dan menghadirkan tokoh-tokoh cerita dengan menempatkan dirinya pada posisi tertentu, dan terbagi menjadi dua, yaitu :</span></div>
<ul style="text-align: justify;">
<li><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Sudut pandang orang pertama (first person point of view). Dalam pengisahan cerita yang mempergunakan sudut pandang orang pertama, 'aku', narator adalah seseorang yang ikut terlibat dalam cerita. Ia adalah si 'aku' tokoh yang berkisah, mengisahkan kesadaran dirinya sendiri, mengisahkan peristiwa atau tindakan, yang diketahui, dilihat, didengar, dialami atau dirasakan, serta sikapnya terhadap orang (tokoh) lain kepada pembaca. Jadi, pembaca hanya dapat melihat dan merasakan secara terbatas seperti yang dilihat dan dirasakan tokoh si 'aku' tersebut. </span></li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Sudut pandang orang pertama masih dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">- 'Aku' tokoh utama. Dalam sudut pandang ini, si 'aku' mengisahkan berbagai peristiwa dan tingkah laku yang dialaminya, baik yang bersifat batiniyah, dalam diri sendiri, maupun fisik, dan hubungannya dengan sesuatu yang di luar dirinya. Si 'aku' menjadi fokus pusat kesadaran, pusat cerita. Segala sesuatu yang di luar diri si 'aku', peristiwa, tindakan, dan orang, diceritakan hanya jika berhubungan dengan dirinya, di samping memiliki kebebasan untuk memilih masalah-masalah yang akan diceritakan. Dalam cerita yang demikian, si 'aku' menjadi tokoh utama (first person central).</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">- 'Aku' tokoh tambahan. Dalam sudut pandang ini, tokoh 'aku' muncul bukan sebagai tokoh utama, melainkan sebagai tokoh tambahan (first person peripheral). Tokoh 'aku' hadir untuk membawakan cerita kepada pembaca, sedangkan tokoh cerita yang dikisahkan itu kemudian "dibiarkan" untuk mengisahkan sendiri berbagai pengalamannya. Tokoh cerita yang dibiarkan berkisah sendiri itulah yang kemudian menjadi tokoh utama, sebab dialah yang lebih banyak tampil membawakan berbagai peristiwa, tindakan, dan berhubungan dengan tokoh-tokoh lain. Setelahh cerita tokoh utama habis, si 'aku' tambahan tampil kembali, dan dialah yang kemudian berkisah. Dengan demikian si 'aku' hanya tampil sebagai saksi saja. Saksi terhadap berlangsungnya cerita yang ditokohi oleh orang lain. Si 'aku' pada umumnya tampil sebagai pengantar dan penutup cerita.</span></div>
<ul style="text-align: justify;">
<li><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Sudut pandang orang ketiga (third person point of view). Dalam cerita yang mempergunakan sudut pandang orang ketiga, 'dia', narator adalah seorang yang berada di luar cerita, yang menampilkan tokoh-tokoh cerita dengan menyebut nama, atau kata gantinya: ia, dia, mereka. Nama-nama tokoh cerita, khususnya yang utama, kerap atau terus-menerus disebut, dan sebagai variasidipergunakan kata ganti. Sudut pandang 'dia' dapat dibedakan ke dalam dua golongan berdasarkan tingkat kebebasan dan keterikatan pengarang terhadap bahan ceritanya : </span></li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">- 'Dia' mahatahu. Dalam sudut pandang ini, narator dapat menceritakan apa saja hal-hal yang menyangkut tokoh 'dia' tersebut. Narator mengetahui segalanya, ia bersifat mahatahu (omniscient). Ia mengetahui berbagai hal tentang tokoh, peristiwa, dan tindakan, termasuk motivasi yang melatarbelakanginya. Ia bebas bergerak dan menceritakan apa saja dalam lingkup waktu dan tempat cerita, berpindah-pindah dari tokoh 'dia' yang satu ke 'dia' yang lain, menceritakan atau sebaliknya 'menyembunyikan' ucapan dan tindakan tokoh, bahkan juga yang hanya berupa pikiran, perasaan, pandangan, dan motivasi tokoh secara jelas, seperti halnya ucapan dan tindakan nyata. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">- 'Dia' terbatas ('dia' sebagai pengamat. Dalam sudut pandang ini, pengarang menggunakan orang ketiga sebagai pencerita yang terbatas hak berceritanya, terbatas pengetahuannya (hanya menceritakan apa yang dilihatnya saja).</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><b>6. </b><b>Amanat atau pesan</b>, adalah ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui karyanya. Sebagaimana tema, amanat dapat disampaikan secara implisit yaitu dengan cara memberikan ajaran moral atau pesan dalam tingkah laku atau peristiwa yang terjadi pada tokoh menjelang cerita berakhir, dan dapat pula disampaikan secara eksplisit yaitu dengan penyampaian seruan, saran, peringatan, nasehat, anjuran, atau larangan yang berhubungan dengan gagasan utama cerita.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><b>7. </b><b>Gaya Bahasa</b>, adalah teknik pengolahan bahasa oleh pengarang dalam upaya menghasilkan karya sastra yang hidup dan indah. Pengolahan bahasa harus didukung oleh diksi (pemilihan kata) yang tepat. Namun, diksi bukanlah satu-satunya hal yang membentuk gaya bahasa. Gaya bahasa dapat menciptakan suasana yang berbeda-beda: berterus terang, satiris, simpatik, menjengkelkan, emosional, dan sebagainya. Bahasa dapat menciptakan suasana yang tepat bagi adegan seram, adegan cinta, adegan peperangan dan lain-lain.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Sources :</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<!--[if gte mso 9]><xml>
<o:OfficeDocumentSettings>
<o:RelyOnVML/>
<o:AllowPNG/>
</o:OfficeDocumentSettings>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>AR-SA</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
<w:UseFELayout/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:Arial;
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
</style>
<![endif]-->
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "Tw Cen MT","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-language: KO;">http://id.wikipedia.org/wiki/Prosa</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<a href="http://www.slideshare.net/rizka_pratiwi/ppt-prosa">http://www.slideshare.net/rizka_pratiwi/ppt-prosa</a><span style="font-family: "Tw Cen MT","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-language: KO;"></span></div>
<span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: SimSun; mso-fareast-language: EN-US;"><a href="http://krisbheda.wordpress.com/tag/prosa-naratif-prosa-deskriptif-prosa-eksposisi-prosa-argumentatif/">http://krisbheda.wordpress.com/tag/prosa-naratif-prosa-deskriptif-prosa-eksposisi-prosa-argumentatif/</a></span>lingtureclubadminhttp://www.blogger.com/profile/08199212458520008848noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9010079297460254368.post-28743123431476957252012-11-04T21:37:00.001+07:002013-02-23T11:45:22.672+07:00Blow me<div style="background-color: transparent; color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; font-style: normal; text-align: center;">
<span style="font-size: large;">Oleh</span></div>
<div style="background-color: transparent; color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; font-style: normal; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><a href="http://www.facebook.com/uswatoon" target="_blank">Uswatoon Hasanah </a></span><br />
</div>
<div style="background-color: transparent; color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; font-style: normal;">
</div>
<div style="background-color: transparent; color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; font-style: normal;">
<span style="font-size: large;">Breeze, let me feel you</span></div>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: large;">Blow me</span></div>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: large;">Make me free and fly</span></div>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: large;">Bring me to a shore</span></div>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: large;">Without storm</span></div>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: large;">Under the sun shine</span></div>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: large;">And where I can see the glitter ocean</span></div>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: large;">But, if I have to stay</span></div>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: large;">Please don't leave me with the dust</span></div>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: large;">Blow me</span></div>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: large;">with your scent</span></div>
lingtureclubadminhttp://www.blogger.com/profile/08199212458520008848noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-9010079297460254368.post-69572870146499638342012-11-02T00:46:00.002+07:002013-02-23T11:45:22.673+07:00Kau<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<span style="font-size: large;">Oleh</span></div>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<a href="http://www.facebook.com/maryyantii" target="_blank"><span style="font-size: large;"><blink>Maryanti Wahyuningsih</blink></span></a></div>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
<br /></div>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: large;">Kau hadirkan senyuman di wajahku<br />Kau mengisi mimpi-mimpi indahku<br />Kau ajak aku terbang ke langit ke tujuh<br />Mencicipi indahnya bayang cintamu<br /><br />Kau adalah alasanku membuka mata<br />Menghadapi dunia yang penuh drama<br />
Kau adalah kekuatan tiada tara<br />Mengokohkanku menggapai cinta<br /><br />Terik matahari tiada henti menyemangatiku<br />Menjelma menjadi rasa cintaku padamu<br />Hujanpun seakan mengerti isi hatiku<br />Tiap tetesnya mewakili rasa rinduku<br /><br />Lalu dapatkah aku menjadi bintang untukmu?</span>
<span style="font-size: large;"><br />Bintang yang senantiasa mengisi hari-harimu<br />Ataukah menjadi bulan purnama?</span><br />
<span style="font-size: large;">Yang sinarnya membawa kisah indah cinta kita</span></div>
lingtureclubadminhttp://www.blogger.com/profile/08199212458520008848noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9010079297460254368.post-72868281634220063932012-11-02T00:39:00.001+07:002013-02-23T11:45:22.675+07:00Wajah Itu<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><blink>Oleh </blink></span><br />
<span style="font-size: large;"><a href="http://www.facebook.com/maryyantii?fref=ts" target="_blank"><blink>Maryanti Wahyuningsih</blink> </a></span></div>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
<br /></div>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: large;">Siapakah pemilik wajah itu?<br />
Wajah penyimpul senyum bibir ini<br />Wajah yang memancarkan cinta suci<br />Cinta yang tak bertepi kepada illahi<br /><br />Siapakah pemilik mata itu?<br />Mata teduh yang menyejukkan hati<br />Di tiap tatap matanya penuh arti<br />Menyelipkan ketenangan di hati ini<br /><br />Ooh Tuhan, wajah itu laksana mata air pembasuh jiwa</span>
<span style="font-size: large;"><br />Tak kuasa mata ini menahan pesonanya<br />Sadarkah ia betapa memesona dirinya<br />Atau hanya aku saja yang terbuai olehnya</span></div>
lingtureclubadminhttp://www.blogger.com/profile/08199212458520008848noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9010079297460254368.post-75465735751755560342012-05-29T21:49:00.009+07:002013-02-23T11:48:50.435+07:00Pengantar Sosiolinguistik<br style="font-family: georgia;" />
<div style="font-family: georgia; text-align: center;">
Oleh <a href="http://www.facebook.com/Ahmad.Nur.Saeful.PastiBisa">Ahmad Nur Saeful</a><br />
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris UIN Syarif Hidayatullah Jakarta<br />
dan anggota <a href="http://lingtureclub.blogspot.com/">Linguistics Literature Club (LLC)</a> dan <a href="http://www.flat-uinjkt.web.id/">UKM Bahasa-FLAT</a><br />
<div style="text-align: justify;">
<br />
Nah, tulisan kali ini mencoba untuk mengenal salah satu kajian linguistik interdisipliner, yaitu Sosiolinguistik. Mari berkenalan.<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">A. Definisi Sosiolinguistik</span><br />
<br />
Berikut ini beberapa pengertian tentang sosiolinguistik:<br />
1. Sosiolinguistik adalah kajian bahasa yang berhubungan dengan masyarakat.<br />
2. Sosiolinguistik didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari ciri dari berbagai variasi bahasa, serta hubungan di antara para bahasawan dengan fungsi variasi di dalam suatu masyarakat bahasa. (Kridalaksana, 1978: 94)<br />
3. Pengkajian bahasa dengan dimensi kemasyarakatan. (Nababan, 1984: 2)<br />
4. Sosiolinguistik adalah kajian tentang ciri khas variasi bahasa, fungsi-fungsi variasi bahasa dan pemakai bahasa, karena ketiga unsur ini selalu berinteraksi, berubah, dan saling mengubah satu sama lain dalam suatu masyarakat tutur. (Fishman, 1972: 4)<br />
<br />
Jadi secara umum sosiolinguistik membaas hubungan bahasa dengan penutur bahasa sebagai anggota masyarakat. Hal ini mengaitkan fungsi bahasa secara umum yaitu sebagai alat komunikasi. Sosiolinguistik memfokuskan penelitian pada variasi ujaran dan mengkajinya dalam suatu konteks sosial. Sosiolinguistik meneliti korelasi antara faktor-faktor sosial dengan variasi bahasa.<br />
<br />
Berdasarkan pengertian menurut para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa sosiolinguistik adalah cabang ilmu linguistik yang erat kaitannya dengan sosiologi, hubungan antara bahasa dengan faktor-faktor sosial di dalam suatu masyarakat tutur serta mengkaji tentang ragam dan variasi bahasa.<br />
<br />
Kajian sosiolinguistik juga berfokus pada variasi bahasa yang muncul di lingkungan sosial yang biasanya dapat ditelusuri karena berbagai stratifikasi sosial dalam masyarakat. Misalnya bahasa yang digunakan oleh orang Jawa pasti berbeda dengan bahasa yang digunakan oleh orang Papua. Maka ketika mereka melakukan percakapan atau berbicara bahasa Indonesia, tentu akan ada perbedaan pada keduanya. Itu disebabkan oleh bahasa ibu atau bahasa pertama yang memengaruhinya. Orang Jawa dengan dialek dan aksennya yang lembut tentu berbeda dengan dialek dan aksen orang Papua yang cenderung lebih lantang dan keras. Perbedaan varian bahasa dalam masyarakat tersebut memunculkan berbagai macam istilah kebahasaan, seperti dialek (variasi bahasa menurut pemakai), aksen, idiolek, gaya (styles), register.<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">B. Dimensi Sosiolinguistik</span><br />
<br />
Selanjutnya, ada tujuh dimensi yang merupakan penelitian sosiolinguistik, yaitu: (Chaer, 2004: 5)<br />
<ol>
<li>Identitas sosial dari penutur</li>
<li>Identitas sosial dari pendengar yang terlibat dalam proses komunikasi</li>
<li>Lingkungan sosial tempat peristiwa tutur terjadi</li>
<li>Analisis sinkronis dan diakronis dari dialek-dialek sosial</li>
<li>Penilaian sosial yang berbeda oleh penutur akan perilaku bentuk-bentuk ujaran</li>
<li>Tingkatan variasi dan ragam linguistik</li>
<li>Penerapan praktis dari penelitian sosiolinguistik.</li>
</ol>
Identitas sosial dari penutur dapat diketahui dari pertanyaan apa dan siapa penutur tersebut, dan bagaimana hubungannya dengan mitra tuturnya. Maka, identitas penutur dapat berupa anggota keluarga. Identitas penutur itu dapat memengaruhi pemilihan kode dalam bertutur. Lingkungan sosial tempat peristiwa tutur terjadi dapat berupa ruang keluarga di dalam sebuah rumah tangga, perpustakaan, perkuliahan, pinggir jalan, hingga di lingkungan para nelayan yaitu pantai atau laut. Tempat peristiwa tutur terjadi dapat memengaruhi pemilihan kode dan gaya dalam bertutur. Misalnya, di ruang perpustakaan tentunya kita harus berbicara dengan suara yang tidak lantang atau keras, sedangkan di lingkungan para nelayan berbicara dengan suara lantang dan 'blak-blakan'. Tingkatan variasi dan ragam linnguistik, bahwa sehubungan dengan heterogennya anggota suatu masyarakat tutur, adanya berbagai fungsi sosial dan politik bahasa, serta adanya tingkatan kesempurnaan kode, maka alat komunikasi masyarakat yang disebut bahasa itu menjadi sangat bervariasi dan memiliki fungsi sosial masing-masing.<br />
<span style="font-weight: bold;">C. Fungsi Sosiolinguistik</span><br />
Adapun fungsi sosiolinguistik adalah sebagai berikut:<br />
<ul>
<li>Pengetahuan sosiolinguistik dimanfaatkan dalam berkomunikasi atau berinteraksi. Sosiolinguistik memberikat pedoman untuk berkomunikasi dengan menunjukkan bahasa, ragam bahasa atau gaya bahasa apa yang harus kita gunakan jika berbicara dengan orang tertentu. Bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Penguasaan bahasa lebih dari sekadar atribut, yakni hal yang membedakan manusia dengan hewan. Bahasa memainkan peranan penting dalam kehidupan sehari-hari, yaitu sebagai media komunikasi untuk menyampaikan pesan. Pesan adalah sebuah ungkapan atau ujaran yang berisi maksud dan tujuan yang kemudian diterjemahkan melalui bahasa agar dapat dimengerti oleh penerima pesan. Oleh karena itu, bahasa menjadi hal yang sangat penting karena menjadi media untuk berinteraksi dan berkomunikasi di lingkungan masyarakat.</li>
<li>Sosiolinguistik digunakan dalam pengajaran bahasa di lembaga pendidikan.</li>
</ul>
Demikian kajian linguistik kali ini, semoga dapat menambah wawasan intelektual kita. Komentar Anda sangat berguna untuk kemajuan blog ini. Terima kasih.</div>
</div>
<br style="font-family: georgia;" />lingtureclubadminhttp://www.blogger.com/profile/08199212458520008848noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9010079297460254368.post-51352227793483420992012-05-04T01:10:00.021+07:002013-02-23T11:42:14.748+07:00Buku Linguistik (Ebook)<div style="font-family: georgia; text-align: justify;">
Salam bahasa dan budaya.<br />
<br />
Di sini kami tidak bermaksud apa-apa, sekadar ingin mengurangi beban sobat-sobat pecinta bahasa sekalian. Dan juga untuk memperkaya wawasan keilmuan, maka kami sediakan buku-buku secara gratis walau jumlahnya tidak banyak.<br />
Catatan:<br />
- Hubungi Sdr Bayu Saputra dan <a href="http://www.facebook.com/iyouy">Herry</a> via <a href="http://www.blogger.com/linguistics_literatureclub@yahoo.com">email</a> untuk mendapatkan buku.<br />
<br /></div>
<div style="font-family: georgia; text-align: justify;">
<span style="font-weight: bold;">1. An Introduction to English Morphology (Andrew Carstairs-McCarthy)</span><br />
<span style="font-weight: bold;">2. English Sytax ; An Introduction</span><br />
<span style="font-weight: bold;">3. An Introduction to English Phonology (Jim Miller)</span><br />
<span style="font-weight: bold;">4. First Steps in Theoretical and Applied Linguistics</span><a href="http://adf.ly/83kIk"></a><br />
<span style="font-weight: bold;">5. New Concept L.G. Alexander</span><br />
<span style="font-weight: bold;">6. Understanding Phonology 3rd Edition</span><a href="http://adf.ly/83kpi"></a><br />
<span style="font-weight: bold;">7. Meaning in Language ; An Introduction to Semantics and Pragmatics</span><a href="http://adf.ly/83l8E"></a><br />
<span style="font-weight: bold;">8. An Introduction to Phonology ; Learning about Language (Francis Katamba)</span><a href="http://adf.ly/83lGq"></a><br />
<span style="font-weight: bold;">9. Style in Fiction ; A Linguistics Introduction to English Fictional Prose</span><a href="http://adf.ly/83lWG"></a><br />
<span style="font-weight: bold;">10. Linguistics ; Introductions to Language Study</span><a href="http://adf.ly/83liN"></a><br />
<span style="font-weight: bold;">11. An Introduction to English Syntax</span><a href="http://adf.ly/83ltw"></a><br />
<span style="font-weight: bold;">12. The Linguistics Encyclopedia</span><a href="http://adf.ly/83m5p"></a><br />
<span style="font-weight: bold;">13. Discovering Language ; The Structure of Modern English</span><a href="http://adf.ly/83mJR"></a><br />
<span style="font-weight: bold;">14. Introduction to Linguistics</span><a href="http://adf.ly/83mSy"></a><br />
<span style="font-weight: bold;">15. Understanding Syntax 3rd Edition</span><br />
<span style="font-weight: bold;">16. Lexical Meaning in Context ; A Web of Words</span><a href="http://adf.ly/83muD"></a><br />
<span style="font-weight: bold;">17. An Introduction to English Semantics and Pragmatics</span><a href="http://adf.ly/83nGO"></a><br />
<span style="font-weight: bold;">18. An Introduction to Language 9th Edition (Victoria Fromkin, eds)</span><a href="http://adf.ly/83nVW"></a><br />
<span style="font-weight: bold;">19. The Structure of Time ; Language, Meaning And Temporal Cognition</span><a href="http://adf.ly/83ng4"></a><br />
<span style="font-weight: bold;">20. Language ; An Introdution to Study of Speech (Edward Sapir)</span><a href="http://adf.ly/86akh"></a></div>
lingtureclubadminhttp://www.blogger.com/profile/08199212458520008848noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9010079297460254368.post-80229559472146733322012-04-27T03:50:00.010+07:002013-02-23T11:48:21.150+07:00A Words and Its Parts ; Roots, Affixes, dan Their Shapes<body oncontextmenu="return false;" onkeydown="return false;" onmousedown="return false;"><br /><br /><div style="font-family: georgia; text-align: center;">
<span style="font-size: 100%;">Oleh Chusnun Niam<br /><blink>(Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan anggota <a href="http://lingtureclub.blogspot.com/">Linguistics and Literature Club</a>)</blink></span><div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 100%;"><br /></span><!--[if gte mso 9]><xml> <o:officedocumentsettings> <o:relyonvml> <o:allowpng> </o:allowpng></o:relyonvml></o:officedocumentsettings> </xml><![endif]</div>
</div>
</body><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:trackmoves/> <w:trackformatting/> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:donotpromoteqf/> <w:lidthemeother>EN-US</w:LidThemeOther> <w:lidthemeasian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:lidthemecomplexscript>AR-SA</w:LidThemeComplexScript> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> <w:splitpgbreakandparamark/> <w:dontvertaligncellwithsp/> <w:dontbreakconstrainedforcedtables/> <w:dontvertalignintxbx/> <w:word11kerningpairs/> <w:cachedcolbalance/> </w:Compatibility> <m:mathpr> <m:mathfont val="Cambria Math"> <m:brkbin val="before"> <m:brkbinsub val="--"> <m:smallfrac val="off"> <m:dispdef/> <m:lmargin val="0"> <m:rmargin val="0"> <m:defjc val="centerGroup"> <m:wrapindent val="1440"> <m:intlim val="subSup"> <m:narylim val="undOvr"> </m:mathPr></w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" defunhidewhenused="true" defsemihidden="true" defqformat="false" defpriority="99" latentstylecount="267"> <w:lsdexception locked="false" priority="0" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Normal"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="heading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="35" qformat="true" name="caption"> <w:lsdexception locked="false" priority="10" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" name="Default Paragraph Font"> <w:lsdexception locked="false" priority="11" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtitle"> <w:lsdexception locked="false" priority="22" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Strong"> <w:lsdexception locked="false" priority="20" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="59" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Table Grid"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Placeholder Text"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="No Spacing"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Revision"> <w:lsdexception locked="false" priority="34" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="List Paragraph"> <w:lsdexception locked="false" priority="29" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="30" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="19" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="21" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="31" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="32" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="33" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Book Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="37" name="Bibliography"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" qformat="true" name="TOC Heading"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin-top:0cm; mso-para-margin-right:0cm; mso-para-margin-bottom:10.0pt; mso-para-margin-left:0cm; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-theme-font:minor-fareast; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:Arial; mso-bidi-theme-font:minor-bidi;} </style> <![endif]--> <br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Oleh Chusnun Ni'am</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-autospace: none;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-autospace: none;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: 100%;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><u style="text-underline: thick;"><span style="line-height: 150%;">Morfem dan Kata </span></u></b></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-autospace: none;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: 100%; line-height: 150%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: 100%; line-height: 150%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Di dalam morfologi, salah satu sub studi dalam linguistik, morfem merupakan partikel “atom” terkecil dalam satuan gramatikal. Pengertian morfem tersebut menunjukkan bahwa morfem memiliki fungsi sebagai pembentuk satuan gramatikal yang lebih besar yaitu, kata, frasa, dan kalimat. Selain itu, morfem tidak mungkin lagi untuk dibagi-bagi menjadi satuan yang lebih kecil (Kentjono: 144).</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: 100%; line-height: 150%;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Berdasarkan adanya keterkaitan antara morfologi dengan fonologi, morfem dapat terbagi menjadi <i style="mso-bidi-font-style: normal;">morfem leksikal</i> dan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">morfem gramatikal</i>. Untuk mengingat sekilas, Ogden dan Richard (1923) mengemukakan pendapatnya mengenai hubungan antara penanda (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">symbol</i>), acuan (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">referent)</i>, dan pikiran (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">thought</i>). Bapak linguistik, Ferdinand de Saussure, menggunakan istilah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">signifiant </i>(penanda) dan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">signified</i> (acuan). Kedua pandangan tersebut memiliki hubungan erat dan penting dalam menentukan apakah suatu morfem termasuk <i>morfem leksikal</i> atau <i>morfem gramatikal</i>. </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: 100%; line-height: 150%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Morfem leksikal adalah morfem yang memiliki makna dasar yang merupakan penanda dari sesuatu, baik berupa benda, hal, tindakan atau sifat. Sebaliknya, morfem yang tidak mampu menunjukkan makna dasar dan membutuhkan adanya proses morfologis dengan morfem lain untuk membentuk suatu makna maka morfem tersebut disebut morfem gramatikal (Kentjono: 149). Kata-kata seperti <i style="mso-bidi-font-style: normal;">shoot, airport, rude, Adam, Eve</i> merupakan morfem leksikal karena pada saat kata-kata tersebut disebutkan, penutur dan mitra tutur yang memiliki kemampuan sama baiknya dalam bahasa Inggris akan saling menerima dan mengerti maknanya. Di sisi lain, morfem seperti <i style="mso-bidi-font-style: normal;">un-, im-, -ness, -ly, -able, -ful,</i> berfungsi sebagai imbuhan yang baru akan memiliki peran dalam menentukan makna ketika dihubungkan terlebih dahulu dengan morfem lain dalam proses morfologis.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: 100%; line-height: 150%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Dalam kaitannya dengan kata, Carstairs (1988: 16-18) membagi morfem sesuai jumlahnya dalam membentuk sebuah kata, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">morfem monomorfemis</i> dan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">polimorfemis.</i> Pengelompokan ini berdasarkan 2 hal. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Pertama</i>, setiap morfem harus bisa membantu untuk menentukan makna dari morfem lain. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Kedua,</i> morfem berperan dalam perolehan makna secara utuh dan menyeluruh. Monomorfemis adalah kata yang hanya terdiri dari sebuah morfem saja namun sudah menyimpan makna. Tentu, kata yang tersusun dari beberapa morfem dinamakan dengan polimorfemis. Pendapat ini akan lebih mudah dipahami dalam contoh kalimat berikut.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: 100%; line-height: 150%;"> </span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-align: center; text-autospace: none;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: 100%;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="line-height: 150%;">Rose never has hopelessness and <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>shows unpredictable actions.</span></i></span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-align: center; text-autospace: none;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-align: center; text-autospace: none;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: 100%; line-height: 150%;"> </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: 100%; line-height: 150%;">Kata <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Rose, never, has, and, show,</i> dan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">action </i>mampu memberikan acuan pada makna-maknanya tersendiri walaupun dipisah-pisahkan. Oleh karena itu disebut monomorfemis. Sebaliknya, sifat polimorfemis terdapat pada <i style="mso-bidi-font-style: normal;">hopelessness</i> (hope-less-ness) dan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">unpredictable </i>(un-predict-able) karena membutuhkan lebih dari satu morfem untuk menunujukkan suatu makna. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span></span></div>
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: 100%;"><br /></span><span style="font-size: 100%; font-weight: bold;">Pustaka Acuan</span><span style="font-size: 100%;"><br /><br />Kentjono, Djoko. 2009. </span><span style="font-size: 100%; font-style: italic;">Morfologi dalam Pesona Bahasa ; Langkah Awal Memahami Linguistik.</span><span style="font-size: 100%;"> Jakarta: Gramedia Pustaka Utama<br />Carstairs-McCarthy, Andrew. 2002. </span><span style="font-size: 100%; font-style: italic;">An Introduction to English Morphology ; Words and Their Structure</span><span style="font-size: 100%;">. Edinburgh: Edinburgh University Press</span></span><br />
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">--></span>lingtureclubadminhttp://www.blogger.com/profile/08199212458520008848noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9010079297460254368.post-82174612136273719892012-03-20T07:35:00.002+07:002013-02-23T11:47:37.401+07:00Jika Isaac Newton Seorang Linguis...<body oncontextmenu='return false;' onkeydown='return false;' onmousedown='return false;'><br /><br /><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><img align="left" hspace="12" src="file:///C:\Users\Yanti\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.jpg" v:shapes="Picture_x0020_5" /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUMwpFCgOX12AvPrs6amTFeue7Pt6EDt-P-qBgy_wNrXF_bVt7FtQm5f0AT_k6bTSw5KTeICz_ChUjPLfKJf16mzqempBT3jCrUkXZHfb-RghNR7ScGnhBZKKg__Gv8rGfJPDvI6RRGaP8/s1600/Newton.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUMwpFCgOX12AvPrs6amTFeue7Pt6EDt-P-qBgy_wNrXF_bVt7FtQm5f0AT_k6bTSw5KTeICz_ChUjPLfKJf16mzqempBT3jCrUkXZHfb-RghNR7ScGnhBZKKg__Gv8rGfJPDvI6RRGaP8/s320/Newton.png" width="217" /></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 46.5pt;">Suatu hari seorang bocah sedang duduk di bawah pohon apel ketika tiba – tiba beberapa buahnya jatuh tepat di atas kepalanya. Dengan penuh rasa ingin tahu, dia segera meneriaki neneknya yang berada tidak jauh darinya,”Nek!! Kenapa apel jatuh kebawah..? bukan keatas..?”, dengan acuh tak acuh si Nenek menjawab,”Jangan ganggu aku dengan pertanyaan bodoh mu nak, sekarang pergilah dan lakukan hal yang berguna, kumpulkan kayu..!”<br /><br /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 46.5pt;">Sangat beruntung, bocah kecil itu tumbuh menjadi pemuda yang kembali mempertanyakan peristiwa “apel yang jatuh” itu lalu menemukan cara menjawab yang tepat, dan dia adalah Isaac Newton. Kini kita mengenal apa itu gravitasi. <br /><br /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 46.5pt;">Dalam fisika metode ilmiah selalu menentukan jawaban dari sebuah masalah atau atas suatu situasi. Begitu pula linguistik, sebuah ilmu kebahasaan yang juga <i>scientific</i>. Dan linguistik mempunyai banyak cara untuk memecahkan masalah di situasi itu..! tergantung bagian apa yang anda ingin cari..</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 46.5pt;"><br />Jika Isaac adalah seorang linguis dan teringat pertanyaan masa kecilnya, mungkin kira – kira ini adalah pertanyaan dan jawaban yang bisa ia temukan :</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-autospace: none;"><span style="font-family: GaramondNo2TEE-Regu; font-size: 10pt; line-height: 150%;">• Yang ia ucapkan saat kejatuhan apel adalah sebuah kalimat pertanyaan dan dia bisa mencari pilihan setiap kata yang ia ajukan dalam kalimat itu. Jadi dia bisa mengandalkan teori <b>sintaks</b> untuk membuktikan bahwa kalimatnya gramatikal atau tidak dan adakah bentuk kalimat lainnya..?<o:p></o:p></span><br /><span style="font-family: GaramondNo2TEE-Regu; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-autospace: none;"><span style="font-family: GaramondNo2TEE-Regu; font-size: 10pt; line-height: 150%;"> • Neneknya dapat menangkap nada pertanyaan dari cucu nya walaupun dia tidak mendengarkan kata – katanya dalam pertanyaan itu, dia menemukan jawabannya dalam teori <b>fonetik</b> dan <b>fonologi..</b><o:p></o:p></span><br /><span style="font-family: GaramondNo2TEE-Regu; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-autospace: none;"><span style="font-family: GaramondNo2TEE-Regu; font-size: 10pt; line-height: 150%;">•kata “jatuh” adalah sesuatu yang secara langsung terpengaruh oleh gravitasi, bagaimana arti kata itu bisa terkait dengan sesuatu, Isaac menemukannya dalam <b>Semantik.</b><o:p></o:p></span><br /><span style="font-family: GaramondNo2TEE-Regu; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-autospace: none;"><span style="font-family: GaramondNo2TEE-Regu; font-size: 10pt; line-height: 150%;">• jika Isaac adalah seorang bocah Hungaria yang belajar bahasa Inggris, dia bisa saja berkata,”Apples goes down”, bagaimana kesalahan semacam ini bisa terjadi..? Isaac akan menemukan jawabannya dalam<b> Pemerolehan Bahasa Kedua.</b><o:p></o:p></span><br /><span style="font-family: GaramondNo2TEE-Regu; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-autospace: none;"><span style="font-family: GaramondNo2TEE-Regu; font-size: 10pt; line-height: 150%;">• Isaac memanggil neneknya dengan sebutan <i>granny</i>, tapi dia juga memanggil neneknya dengan sebutan <i>Nana</i>, sebuah panggilan yang biasa diberikan anak – anak kecil di Inggris untuk neneknya, lalu bagaimana perbedaan itu bisa terjadi..? Isaac berhasil menemukan jawabannya dalam kajian <b>sosiolinguistik.</b><o:p></o:p></span><br /><span style="font-family: GaramondNo2TEE-Regu; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-autospace: none;"><span style="font-family: GaramondNo2TEE-Regu; font-size: 10pt; line-height: 150%;">• Ketika Isaac kecil, bahasa Inggris terdengar sedikit berbeda dari saat ini, mungkinkah bila ia menanyakan hal yang sama pada neneknya maka sistem gramatikanya akan berbeda..? Isaac akan menemukannya di kajian <b><i>Historical linguistics</i>.</b><o:p></o:p></span><br /><span style="font-family: GaramondNo2TEE-Regu; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-autospace: none;"><span style="font-family: GaramondNo2TEE-Regu; font-size: 10pt; line-height: 150%;">• Ketika Isaac menyusun pertanyaannya, untuk beberapa lama, mungkin saja Isaac terlebih dulu mengulang-ulang kata nenek, sebelum berhasil menemukan formulasi yang tepat untuk pertanyaannya.. apa yang sedang terjadi pada otak kita saat kita menerima atau memproduksi bahasa..? Isaac akan menemukannya dalam kajian <b>Neurolinguistik </b>dan <b>Psikolinguistik.</b><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-autospace: none;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-autospace: none;"><span style="font-family: GaramondNo2TEE-Regu; font-size: 10pt; line-height: 150%;">• Isaac mengharapkan jawaban untuk pertanyaannya, lalu kenapa pertanyaan dan jawaban tersebut selalu ada dalam satu pasang...? Isaac akan berhasil menjawab dengan teori <b>analisis wacana</b> dan <b>linguistic tekstual.</b><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 46.5pt;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 46.5pt;">Itulah sedikit dari Banyak hal dalam linguistik yang dapat menjawab permasalahan yang mungkin timbul dari satu situasi. Karena Linguistik sama seprti cabang ilmu lainnya yang memiliki metode ilmiah untuk menjawab permasalahan. </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 46.5pt;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 46.5pt;">Sumber : </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 46.5pt;"><i>First step in theoretical and applied linguistics, Borbala Ritcher, 2006<o:p></o:p></i></div><br /><br /></body>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9010079297460254368.post-40502000655000930282012-03-16T07:50:00.003+07:002013-02-23T11:47:37.396+07:00Sekilas tentang Anton M Mulyono (Moeliono)<body oncontextmenu='return false;' onkeydown='return false;' onmousedown='return false;'><br /><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUOLAPOEZXnrrkAI0ht3aiFh5rJejHlZp4m6tK2JmdHs6yoVtLHvsu4Mpxgs0b8PFiNkjOSwNbRNag1u1RnRJZXKrvYApzNmLj3WSIeuDPpXQRlkDiATUUygnYVKF0A7UcfNa65RxUrb9-/s1600/Anton-Moeliono-4.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUOLAPOEZXnrrkAI0ht3aiFh5rJejHlZp4m6tK2JmdHs6yoVtLHvsu4Mpxgs0b8PFiNkjOSwNbRNag1u1RnRJZXKrvYApzNmLj3WSIeuDPpXQRlkDiATUUygnYVKF0A7UcfNa65RxUrb9-/s320/Anton-Moeliono-4.jpg" width="320" /></a></div><br /><br /><br />Mungkin sahabat bertanya - tanya, kenapa saya menulis nama tokoh besar kebanggaan para pecinta bahasa khususnya bahasa indonesia seperti di atas. ini berawal dari kisah saya sendiri yang mungkin bisa jadi perenungan buat kita semua, "sudahkah kita menghargai para pahlawan kita..?" alih - alih menghargai, ternyata mengenal dengan baik pun tidak.<br /><br />Suatu hari saya ingin menulis atau paling tidak mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang pak Anton ini, seorang yang banyak dibicarakan beberapa dosen saya yang pernah diajar oleh beliau. Tanpa bertanya - tanya dan hanya mengandalkan penerimaan fonologis saja, saya mulai berselancar di internet untuk mencari tahu siapa beliau dengan memasukan nama,"Anton Mulyono", HEBATNYA, ada beberapa blog dengan merujuk pada orang yang saya maksud dan dengan sangat baik memberikan informasi yg walau kurang lengkap, dapat memberikan gambaran pada saya. sehingga saya sempat yakin kalau informasi mengenai pak Anton ini memang sangat kurang di Internet. Maka saya putuskan untuk menyambangi Unika Atma jaya, tempat di mana pak Anton menjadi tokoh besar, untuk mendapatkan informasi lainnya.<br /><br />Harapan saya tidak sia - sia, petugas - petugas di Perpustakaan begitu ramah dan cekatan membantu saya ketika saya berkata,"pak saya mau cari buku atau sesuatu yang menceritakan tentang pak Anton (masih dnegan pemahaman ejaan yang sama) Mulyono", cepat saja, pegawai senior yang saya tanyai itu memerintahkan pegawai junior untuk mencari melalui katalog elektronik mereka, dan LUCUNYA, walaupun di tempat dimana ia menjadi tokoh sentral, para pegawai junior itupun juga tidak tahu ejaan namanya yang benar, sampai beberapa kali bertanya pada pegawai senior yang memerintahkannya. disinilah tergugah sebuah gambaran umum mengenai Kehadiran beliau dalam bangsa ini.<br /><br />untuk itu saya tidak merubah nama beliau lewat penerimaan Fonologis saya "Anton Mulyono", berharap jika masih ada orang yang bernasib sama dengan saya, dapat menerima informasi yang benar (paling tidak tentang ejaan nama beliau yang benar) di tulisan ini.<br /><br /><div style="text-align: center;">Bangsa adalah Bahasanya </div><div style="text-align: center;"><br /></div><div style="text-align: left;">Jika pertanyaan "siapa Anton Moeliono..?" itu muncul dalam benak kita, itu bukanlah suatu hal yang aneh. khususnya bagi para mahasiswa yang memiliki tahun kelahiran di atas 1985-an, akan sulit untuk mendapatkan bukti eksistensi beliau kecuali kita mencarinya. namun bila anda pemirsa TVRI pada tahun 1970 - 1977, maka tidak akan sulit bagi anda untuk menemui acara yang dia asuh untuk memberikan pengetahuan bagaimana berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Tokoh yang sangat "galak" dalam hal pembinaan dan penggunaan bahasa Indonesia.</div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">"Bangsa adalah bahasanya, dan untuk menunjukan suatu bangsa ya kita harus menunjukan bahasa kita"</div><div style="text-align: left;">begitulah berulang kali ia katakan betapa urgen penggunaan bahasa Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, pemerintahan, dan pendidikan untuk membangun karakter bangsa. </div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">jika sedang berhadapan dengan kalangan yang "hobi" menggunakan bahasa asing sebagai beberapa referensi dalam percakapannya, tidak segan pak Ton (begitu sapaan akrabnya) mengoreksi dan memberikan contoh rujukan dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar. hingga kemudian dia terkenal dengan slogan "berbahasa Indonesialah yang baik dan benar". </div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">para menteri pun tidak luput dari koreksi - koreksinya, hingga ia kemudian begitu mengapresiasi Menteri Pendidikan era orde baru Wardiman Joyonegoro yang berani mengeluarkan beberapa keputusan tentang "koreksi" penggunaan bahasa asing, yang paling terkenal adalah perubahan dari "Jakarta Convention Center (JCC)" menjadi "balai sidang Jakarta". </div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Dalam sebuah kesempatan wawancara tentang besarnya arus tekanan bahasa asing, khususnya bahasa Inggris dengan varian <i>american, british</i>, dan <i>australian, </i> ia menyatakan bahwa bahasa inggris itu tidak ada bedanya dengan bahasa yang lain, tapi mereka didukung oleh kekuatan ekonomi, politik dan kepentingan negara lain terhadap mereka. sehingga mereka bisa memaksakan segala hal yang berhubungan dengan relasi tersebut ditulis dalam bahasa Inggris. tapi apakah bahasa Inggris itu hebat..? tidak juga, lihatlah Jerman, Perancis, Cina, Jepang, yang sangat minim terikat dengan bangsa itu masih bisa tidak terpengaruh secara massif seperti yang terjadi di Indonesia. </div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Masih menurut pak Ton, dan lihatlah bangsa - bangsa itu, kebanggaan atas bahasa mereka membuat mereka juga menjadi begitu kuat dan disegani atas karakter bangsa mereka masing - masing. jadi benar rasanya apa yang ia nyatakan, "Bangsa adalah Bahasanya".</div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: center;">Ksatria Penjaga Bahasa</div><div style="text-align: center;"><br /></div><div style="text-align: left;">Berpenampilan tegas, yang membuatnya begitu terlihat,"angker" bagi sebagian besar mahasiswanya, namun ternyata dikenal sangat baiik dan tidak pernah marah oleh satpam di rumahnya. ketertarikannya pada dunia kamus, membuatnya semakin terpacu dan peduli untuk menjaga khasanah bahasa Indonesia yang begitu kaya dan beragam. ia terkenal mampu menyediakan satu jam saja setiap hari untuk meneliti kamus, hal yang membuat kosakata bahasa Indonesianya begitu beragam dan membuat beliau juga terkenal mempunyai kemampuan kolokasi yang sangat baik. </div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Lulus dari FS UI pada tahun 1958, beliau bekerja sebagai pengajar tidak tetap di lembaga bahasa dan kebudayaan. tahun 1960 ia mulai menjabat sebagai ketua jurusan sastra Indonesia di UI dan juga menjabat sebagai kepala bidang perkamusan, saat - saat inilah kemahirannya dalam bidang bahasa mulai terlihat. </div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Tahun 1965 dia menyelesaikan pendidikan lanjutannya di Cornell University dengan gelar Master of Art dalam bidang General Linguistics, pada medio 70an dia mengenal sebuah kelompok linguistik Amerika yang memperkenalkannya pada field ""language planning", yang membukakan wawasannya untuk berbuat "sesuatu" pada bahasa Indonesia.</div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Rijksuniversiteit, Leiden, Belanda menjadi tempat selanjutnya ia melanjutkan sekolah pasca sarjananya. Setelah itu ia kembali ke Indonesia dan makin akrab dengan dunia perkamusan dan peristilahan yang membuatnya dekat dengan WJS Poerwadarminta, yang saat itu sedang menyusun kamus, Pak Ton tidak menyian-nyiakan kesempatan tersebut untuk banyak berguru pada beliau.</div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Dan tibalah momentum bagi pria kelahiran Bandung 21 Februari 1929, dengan nama Anton Moerdardo Moeliono, saat tahun 1972 ia terlibat sebagai "pemeran utama" dalam penyusunan EYD (ejaan yang disempurnakan) yang juga diluuncurkan pada tahun itu saat perayaan HUT RI. tidak lama setelah itu anak ketiga dari lima bersaudara ini mendapatkan gelar Doktoral pertamanya di UI dengan konsentrasi yang sama Linguistik. tidak lama berselang, ia diangkat sebagai Guru Besar, prestasi yang sangat pantas bila merujuk pada kontribusinya dalam bidang kebahasaan. ia juga merangkap sebagai dosen sintaks dan semantik.</div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">puncak karirnya tiba saat ia ditunjuk sebagai Kepala Pusat Bahasa (PB) pada tahun 1984, diposisi strategis kebahasaan Indonesia itulah, ia banyak berperan besar dalam mendorong bahasa Indonesia menjadi tuan rumah di negeri sendiri di tengah gempuran bahasa dan budaya asing. 1988 adalah bukti besar kegemilangan beliau yang banyak dijuluki orang sebagai "Local Genius" saat dalam kepemimpinannya pusat bahasa menerbitkan suatu "kitab suci"yang sahih dalam penggunaan bahasa indonesia yang baik dan benar, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pertama. </div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Ia adalah tokoh di yayasan dan universitas Atmajaya </div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">komitmennya terhadap bahasa Indonesia tidak pernah luntur sedikitpun, bahkan semakin menjadi - jadi di kemudian hari. dalam beberapa kesempatan ia mengungkapkan, bahwa meminjam dari bahasa asing untuk menyampaikan suatu konsep (borrowing) tidak mengapa, tapi bukankah akan lebih baik bila bahasa Indonesia itu murni lahir dari bangsa itu sendiri. Hanya hal - hal seperti itulah yang merisaukan beliau selama beliau berkarir sebagai pendidik, pakar bahasa dan pemerhati bahasa, juga saat beliau mendedikasikan diri sebagai ksatria dan penjaga bahasa.</div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: center;">Pribadi yang mencengankan.</div><div style="text-align: center;"><br /></div><div style="text-align: left;">Pada bagian ini, saya tidak mungkin akan dapat mengungkapkan tanpa merujuk pada buku kenangan peringatan ulang tahun Anton Moeliono yang ke 75, sebuah kumpulan testimoni orang - orang terdekat Anton Moeliono tentang bagaimana pribadi beliau. </div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Anton moeliono adalah seorang yang tegas, disiplin dan penuh perhatian pada mahasiswanya. Dia tidak akan membiarkan mahasiswanya tidak memperhatikan pelajaran yang ia sampaikan sedikitpun, hal yang merupakan sebuah perhatian namun sering menjadi momok yang menakutkan bagi para mahasiswa ataupun siswa di Indonesia, hingga seluruh kelas paham apa yang ia sampaikan.</div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">hingga sebuah opini terbentuk di antara mereka,"saat pak Ton tiba - tiba galak, hal itu akan sangat mengagetkan, namun kalau tiba - tiba ia tersenyum dan memaafkan kesalahan mahasiswa yang harusnya layak untuk dimarahi, itu akan jauh lebih mengagetkan lagi".</div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">dalam suatu wawancara, saat beliau begitu serius menentang penggunaan bahasa asing berlebihan atau bahasa Indonesia yang gado - gado, tidak lama kemudian pewawancara ingin mengurai ketegangan beliau dengan bertanya ke hal yang lebih pribadi,"apa olahraga bapak..?", secara mengejutkan ekspresinya berubah,"merokok..!" </div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">beliau adalah orang yang hanya memilih kualitas "terbaik" dari suatu bahasa. baik dalam bahasa indonesia, maupun dalam bahasa Inggris, beliau sangat nyaman dengan bahasa "terbaku" yang dimiliki bahasa itu. </div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">penyuka musik klasik dan gendingan jawa ini berhasil menekankan pentingnya bahasa Indonesia, perjuangannya tidak sia - sia, pemerintah mulai menetapkan peraturan penggunaan bahasa baku di perundangan, surat izin pemerintahan dan berbagai bidang. </div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">kini ksatria bahasa, pendekar bahasa, <i>local genius,</i>itu sudah tidak ada lagi bersama kita. pada senin 25 juli 2011 ia telah berpulang karena penyakit komplikasi yang dideritanya. </div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">lalu tugas siapakah menjaga bahasa ? apakah kita harus belajar sedemikan jauh dan lama untuk dapat berperan dalam menjaga bahasa..? tentu saja tidak.. semua pengguna bahasa berhak dan wajib menjaga bahasanya sendiri.. </div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">"banggalah dengan bahasa kita".. Anton Moeliono.. terima kasih pak Ton </div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">referensi: </div><div style="text-align: left;">www.tokohindonesia.com</div><div style="text-align: left;">buku peringatan ulang tahun Anton Moeliono ke 75, UI Press.<br /><br />B.S</div><br /><br /></body>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9010079297460254368.post-2647680645783027142012-02-18T14:10:00.001+07:002013-02-23T11:47:37.395+07:00Superwoman of Linguistics.. Ilse Lehiste<body oncontextmenu='return false;' onkeydown='return false;' onmousedown='return false;'><br /><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhv_z8myi05lS0XkmN1uf1yUTziMdna1qEbf-hKCraR15x0qyCpnrKStWf3bW5SMBuwdydXARGaKxaceYVmSfjcmkQBX1A6lMo6FWeeP4Mlz3u_FeBKqIlZLaP-TwIJDAdCEnQeKPxjcCfW/s1600/unduhan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhv_z8myi05lS0XkmN1uf1yUTziMdna1qEbf-hKCraR15x0qyCpnrKStWf3bW5SMBuwdydXARGaKxaceYVmSfjcmkQBX1A6lMo6FWeeP4Mlz3u_FeBKqIlZLaP-TwIJDAdCEnQeKPxjcCfW/s1600/unduhan.jpg" /></a></div><br /><br /><br /><div style="text-align: center;"><b>“once a Linguist, Always a Linguist”</b></div><div style="text-align: center;"><b><br /></b></div><div style="text-align: center;"><br /></div><br />Mungkin kita pernah mendengar banyak nama hebat dalam Linguistik, seperti Chomsky, Saussure, Halladay, Jones, Jakobson, dll. Tapi hampir sulit ditemukan nama seorang wanita terpatri dalam alur waktu sebagai seorang linguis yang membuat gebrakan besar seperti nama – nama di atas. Tapi tunggu sebentar sampai anda mengenal wanita ini..<br /><br /><div style="text-align: center;"><b>Kehidupan Ilse</b></div><br /> Ilse lahir di Tallin, Estonia, pada 31 Januari 1922. Perang Dunia II secara dramatis telah merubah hidupnya. Saudara laki – lakinya tewas dalam pertempuran, saat menjalani wajib militer sebagai tentara Uni Soviet. Ilse muda yang saat itu berusia 22 tahun mengungsi ke Jerman bersama Ibunya, di saat yang sama ayahnya bertugas bersama tentara soviet untuk merebut Estonia yang saat itu dalam pendudukan Jerman. Dalam sekejap, ia harus meninggalkan segalanya, pengetahuannya yang berharga dan masa depannya yang cerah di Estonia. Selama masa pengungsian, Ilse mengikuti perkuliahan di Universitas Hamburg, Hingga pada 1948 ia berhasil memperoleh gelar doctoral dalam bidang Filologi dengan “old Norse” (sebuah Mitologi di daratan Skandinavia -penj) sebagai Disertasinya. Selama periode itu Ayahandanya meninggal, dan dengan bantuan Gereja Lutheran, bersama Ibunya ia pindah ke Amerika pada tahun 1949. Pada awal kedatangannya di Amerika, ia menetap di sebuah kota kecil di selatan Seattle. Tapi di Washington ia sempat bekerja sebagai seorang pencuci piring hingga kemudian menjadi asisten pengurus Studio dansa.<br /> Ia kembali lagi ke “Dunia Kampus” ketika selama satu tahun (1950-1951) ia mengajar bahasa Jerman sebagai Guru besar tamu pada bidang studi Bahasa – Bahasa Modern di Kansas Weselyan, Dan menghabiskan lima tahun berikutnya (1951-1956) di Detroit Institute of Technology dalam program yang sama. Pada tahun 1959, ia memperoleh Doktoralnya yang kedua dalam bidang kajian Linguistik di University of Michigan. Ia tidak berhenti setelah memperoleh gelar itu. Ia melanjutkan karir akademiknya sebagai peneliti pendamping bersama Gordon E. Peterson di bagian komunikasi wicara (bidang kajian ini adalah bagian dari studi Fonetik ) sampai 1963.<br />Selama periode ini mereka telah mempublikasikan beberapa kajian yang sifatnya spekulatif (karena pada saat itu, bidang kajian ini sangat minim peminatnya) , seperti “vowel duration” (1960), “intrinsic fundamental frequency(1961)”,dan ”Amplitude Variation” (1961) pada korpus milik Peterson dan Barney (1952).<br /><br />Adalah sangat membahagiakan bagi Ilse bila merujuk dalam beberapa tahun terakhir bahwa kajian ini dikenal sebagai bagian dari Kajian Fonetik yang biasa – biasa saja tanpa penghargaan yang berarti, hingga akhirnya kriteria segmentasi Akustik (suatu bidang kajian dari Fonetik, Fonetik Akustik) yang mereka kembangkan melalui penelitian diftong dan glides (bunyi semivokal) telah diakui sebagai suatu standard acuan hingga saat ini.<br /> <br />Ukuran kualitas dari berbagai penelitian itu adalah mutunya yang setara dengan monografi kesuksesan disertasi Ilse. Penelitian tersebut tidaklah dibuat melainkan dengan menggunakan analisa yang akurat melalui Spektograf (alat untuk visualisasikan hasil rekaman suara sesuai dengan alur-alur satuan suaranya).<br /><br />Hingga pada tahun – tahun berikutnya, Ilse Lehiste sering menggambarkannya sebagai berikut,”adalah kesenangan yang spesial saat dapat menemukan bagaimana cara menggunakan Spektograf ini, kita sama – sama tahu, apapun (spektograf) yang pernah menjadi perhatian kita, tidak seorang pun pernah melihat benda ini sebelumnya. Aku bisa mengerti bagaimana seorang ahli biologi merasakan hal yang sama (denganku) saat menggenggam mikroskop untuk pertama kalinya”.<br /><br />Di tahun 1963 juga Ilse Lehiste bergabung dengan “Department of Slavic Languages and Linguistics of the Ohio State University” sebagai profesor tamu. Masih di tahun 1963 ia mempublikasikan hasil penelitiannya “Accent in Serbocroation”, bersama Pavle Ivić. Tepat satu tahun setelah Ibunya yang ikut bersamanya pindah ke Columbus wafat. Bersamaan dalam periode itu “Some Acoustic Characteristics of Dysarthric Speech” telah dipublikasikan oleh Karger di tahun 1965,dan “Consonant Quantity and Phonological Units in Estonian” oleh Indiana University/Mouton tahun 1966.<br /><br />1965, Ilse adalah salah satu dari pendiri “Ohio State Department of Linguistics”, dan dialah pemimpin pertama dalam organisasi itu hingga 1971. Pada 1970 Ia terpilih menjadi direktur “Linguistic Society of America's summer institute” yang diadakan di Columbus dan ia juga mengajar materi “Suprasegmentals” di sana.<br /><br />Pada awal masa jabatan sebagai Guru besar di Institute tersebut, ia juga menjalin kerjasama dengan MIT Press yang kemudian mempublikasikan karya-karyanya hingga dua lebih dari puluh tahun kemudian. Buku pertamanya yang dipublikasikan oleh MIT adalah sebuah kumpulan dari artikel – artikel yang lama tersimpan mengenai Fonetik Akustik (Readings in Acoustic Phonetics, 1967). Tidak butuh waktu yang lama bagi Ilse untuk kemudian menelurkan Monografinya yang monumental, Suprasegmentals (1970), yang merupakan hasil pengembangan materi yang disampaikannya pada summer institute. Dan buku – buku yang selanjutnya dihasilkan bersama MIT Press adalah Principles and Methods for Historical Linguistics (bersama Robert Jeffers, 1982), Word and Sentence Prosody in Serbocroation (bersama Pavle Ivić, 1986), dan Lectures on Language Contact<br />(1988).<br /><br />Salah satu dari pencapaian karirnya adalah sebagai seorang pembangun. Masa pertamanya sebagai ketua Jurusan Linguistik di Ohio State University (OSU) adalah kunci dari sebuah pengelolan yang membuat jurusan tersebut sebagai pusat kajian dan pelatihan Linguistik Teoritis, saat yang sama ia juga menolak untuk mengaji Monokulturalisme dan dunia politik.<br /><br />Hal tersebut menegaskan, bila pada akhir 60an, ia adalah sedikit dari (bila memang ada) contoh nyata bagi para wanita sebagai seorang pemimpin. Pada masa jabatan yang kedua (85-87) menjadi sangat penting, karena ia sedang berusaha keras untuk mempersiapkan generasi penerus yang akan memimpin di OSU pada masa berikutnya. Ilse pensiun pada 1987, dan Mary Beckman, yang bergabung di jurusan itu tahun 1985 berhasil menjadi penerus Ilse dalam mengembangkan Kajian fonetik di OSU.<br /><br />Setelah masa pensiunnya, Ilse menjadikan Jurusan linguistik di Columbes sebagai basisnya untuk membuat berbagai penelitian yang produktif dalam waktu lama sebagai professor Emerita (Profesor yang telah pensiun mengajar, namun masih terus mengadakan penelitian).<br /><br />Kegiatan riset utamanya dengan bantuan NSF (National Science Foundation/ Yayasan Cendekia Nasional, bergerak untuk membiayai berbagai penelitian di Amerika) dalam beberapa tahun adalah “Investivigasi fonetik struktur metrikal pada pembacaan puisi”.<br />Penelitian tersebut berkaitan dengan struktur ritmik puisi yang dibandingkan dengan struktur ritmik pada percakapan secara umum, dan diuji pula dugaan dasar bahwa ada unsur sistem suprasegmental pada bahasa yang dikristalisasi dalam struktur metrik pada puisi tradisional bahasa tersebut. Selama masa pensiunnya, ia juga dapat memenuhi ambisinya untuk menjelajahi dunia, dan dalam beberapa kesempatan pertemuan para cendekiawan ia selalu membawa salah satu karyanya untuk tuan rumah – tentu saja dengan cara yang sangat menyentuh setelah atau sebelum sesi yang lebih serius di tiap pertemuan tersebut.<br /><br />Dia adalah penulis, penulis pendamping, atau editor dari 20 buku dan sekitar dari 200 jurnal ilmiah. Kuliahnya pada suatu kesempatan saat menerima “2002 ISCA Medal” untuk pencapaian Ilmiah, sangat menyentuh bagi banyak orang yang hadir dalam acara tersebut. Dan berbagai penghargaan yang diterimnya sebagai sebuah pengakuan akademis, empat Doktor honoris, dari Universitas Essex pada tahun 1977, Universitas Lund pada tahun 1982, Universitas Tartu tahun 1989, dan dari OSU sendiri pada tahun 1999.<br /><br />Ilse juga menerima beasiswa doktoralnya dari Acoustical Society of America dan the American Academy of Arts and Sciences. Selain itu ia adalah anggota Internasional untuk the Finnish Academy of Sciences dan the Estonian Academy of Sciences.<br /><br />Setelah masa pensiunnya dan tanpa gangguan sampai kemudian masa sakitnya yang pendek pada akhir 2010, ia masih meneruskan untuk menemukan kesimpulan baru melalui karyanya tentang ritme pada puisi dan music dan hubungannya dengan ritme dalam prosa.<br /><br /><div style="text-align: center;"><b> Warisan Intelektual</b></div><br />Ilse Lehiste bukan hanya masuk dalam daftar ahli – ahli Fonetik, tapi juga menempatkannya di titik yang begitu istimewa karena pendekatannya terhadap berbagai teori yang begitu unik dan sangat menawan.<br /><br />Seperti karyanya, Ilse berhasil menciptakan jejak pertamanya dalam bidang kajian Fonetik sebagai satu dari sedikit sekali ahli fonetik Amerika utara yang telah membuat sebuah langkah fundamental yang cukup penting pada bidang kajian prosodi di awal 60an. Suatu waktu dimana sebagian besar dari fokus orang – orang di benua itu terpaku pada bagaimana menyingkap hubungan akustik dari fitur – fitur Konsonan dan Vokal.<br /><br />Saat Disertasinya telah berbahasa Inggris, ia telah memulai suatu pekerjaan baru yang membawanya pada kegemilangan bersama Pavle Ivić dalam kajian “hubungan kompleks antara Kuantitas dan Tona dalam bahasa Serbia” (Lehiste 1961; Lehiste & Ivić 1963) yang sama berhasilnya dengan tulisan tunggalnya tentang hubungan – hubungan akustik pada kuantitas kontras di Bahasa bangsa – bangsa Ural (Uralic languages) (e.g. Lehiste 1965b).<br /><br /><br />Monografi monumentalnya dalam Suprasegmentals (Lehiste 1970) menunjukan hasil dua puluh tahun pertamanya saat bekerja dalam kajian ini, dan hal ini mengumpulkan data dari sastra psikoakustik dalam persepsi nada, kebisingan dan durasi dengan merujuk pendekatan riset Fonetik Akustik yang masih pada Tona, Aksen dan Kuantitas.<br /><br /><br />Karya – karya ilmiah Ilse Lehiste yang lain adalah phonology (Lehiste, 1965b, 1977), syntactic parsing (Lehiste, Olive & Streeter, 1972), historical linguistics (Lehiste, 2001), poetry (Ross & Lehiste, 1994, 1998, 2001), dan language documentation (Lehiste et al., 2008).<br /><br />Jangkauan dari berbagai topic linguistic yang ia libatkan dalam penelitian prosodinya menjadi begitu pengting karena turut membantu untuk menghancurkan penghalang yang selama ini ada di antara fonetik dan sub-bagian lainnya dalam linguistik. Ketika teori fitur pembeda dan teori generative dalam system fonologi telah terlalu banyak berbicara tentang konsonan dan vocal (saja), aspek prosodi dari bahasa telah jauh lebih segar dan menarik untuk diteliti.<br /><br />Terlepas dari keterikatan hubungan antara bagian – bagian fonetik dan deskripsi fonologi, ini menjadi begitu signifikan ketika beberapa karya yang terdahulu dan berpengaruh di bidang fonologi laboratory. Maka tercetuslah ide bahwa studi Fonologi juga dapat ditinjau dari kajian prosodinya dan masih dapat diperdebatkan, hal ini membangun fonetik menjadi salah satu sub-disiplin linguistic yang paling populer di kampus –kampus Amerika.<br /><br />Ilse Lehiste, melalui risetnya yang di kemudian hari menjadi pioneer dalam kajian prosodi, juga identifikasinya sebagai linguis maupun ilmuwan, adalah sebuah kunci dalam perkembangan linguistik Amerika.<br /><br />Sebagai tambahan untuk sebuah riset yang menginspirasi, Ilse menginspirasi linguistik dengan membantu murid – muridnya memenangkan berbagai kejuaraan dan riset. Sebuah bukti nyata tentang Ilse sebagai figure pubik dalam linguistik adalah dia selalu mencari orang – orang yang kaya akan pikiran dan ide yang dia kagumi, lalu dia akan bekerja keras, dan sibuk kerja di balik layar, untuk kemudian dia dapat memberikan pengaruh yang baik dalam perkembangan karir mereka.<br /><br />Murid – muridnya menggambarkan kelasnya,”mengasyikan, menagih, menyenangkan, sebuah penghargaan”. Standarnya yang selalu tinggi sebagai guru dan mentor telah membuat mereka selalu termotivasi dan tertantang. <br /><br />Saran – saran untuk karir muridnya selalu dapat diterima dengan baik, walaupun dengan rasa hormat untuk setiap otonomi muridnya. Ia terus menyuntikan rasa percaya diri dan selalu membuka kesempatan untuk muridnya bila ingin berbagi sesuatu dengan dirinya.<br /> ‘Always behave as if you were the person you want others to think you are.’ Adalah hal yang selalu ia bagikan pada muridnya,yang kemudian disusul dengan pepatah Estonia lainnya: ‘If the dog does not hold up its own tail, who will hold it up for him?’ saran – saran dan berbagai petuahnya pada murid – muridnya menjadi begitu penting bila mengingat betapa saat itu karir sebagai akademisi di Amerika begitu sulit untuk seorang wanita. Ilse Lehiste juga membuat sebuah kontribusi tak ternilai dalam bidang pengajaran linguistic di amerika Serikat. Bukan hanya dua bukunya (Jeffers & Lehiste, 1979; Lehiste, 1988), tapi juga hasil kajiannya dalam bidang Fonetik akustik (Lehiste 1967) yang telah menjadi standard utama lebih dari seperempat abad di amerika dan masih dikembangkan oleh “Acoustical Society of America”<br /><br />Prof. Craige Roberts berbicara untuk kita semua yang mengenal Ilse ketika ia menulis,” Ilse Lehiste adalah salah satu dari banyak orang paling berani dan petualang sejati yang pernah saya temui, dengan kecerdasan yang begitu tinggi dan kritik yang tajam, sebuah hasrat untuk mencari kebenaran, dan kecerdasan yang tidak akan pernah pudar, dan juga tingkah laku yang terpuji”, Ilse memberikan akhir yang indah, mengingatkan kita akan kata – katanya.. “Once a linguist, always a linguist”. Ia hidup untuk berarti dengan segala gayanya yang tidak dimiliki oleh orang lain, sebuah arti untuk kehidupan orang banyak yang mengenalnya. Teman, kolega, dan keluarganya, begitu kehilangan dengan kepergiannya.<br /><br /><br />Hingga Akhirnya, Presiden LSA tahun 1980 ini pun menghembuskan nafas terakhirnya karena terserang pneumonia pada 25 Desember 2010.. dalam usia 88 tahun.. seorang yang berdedikasi tinggi pada profesinya, orang yang hingga sebelum sakitnya yang singkat masih terus melakukan studi dan penelitian..<br /><br /><br />(dari berbagai sumber)<br /><br />B.s<br /><br /></body>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9010079297460254368.post-81523384217715934232012-02-12T22:38:00.002+07:002013-02-23T11:47:37.399+07:00Penjajahan Bahasa : Antara kebutuhan dan Ancaman<div style="text-align: justify;"><div style="text-align: center;"><span style="font-size:100%;">O</span>leh<br /><span style="line-height: 115%;font-size:100%;" >-Bayu Soedarman-</span><br /><span style=" line-height: 115%;font-size:100%;" ><blink>(Aktifis bahasa dan anggota <a href="http://lingtureclub.blogspot.com/">Linguistics and Literature Club</a>)</blink></span><br style="font-family: georgia;"></div><br style="font-family: georgia;"></div><div class="MsoNormal" style=" text-align: justify;font-family:georgia;"><span style=" line-height: 115%;font-size:100%;" >Berapa usia Anda saat pertama kali belajar bahasa Inggris.. ? 10..? 8..? atau bahkan 6 tahun…? Pertanyaan itu melesat begitu saja pada diri saya sendiri setelah melihat beberapa anak <i><u>Playgroup</u></i> (kelompok bermain, yang siswanya adalah anak – anak berusia 3 – 5 tahun) yang sedang didampingi orang tuanya berbincang dengan fasihnya dalam bahasa Inggris. Sejenak saya mencoba menajamkan pandangan dan pendengaran saya, mungkin saja anak – anak itu/ orang tua mereka memang seorang <i>English native speaker</i> (penutur asli), ternyata bukan. Ayah atau beberapa diantar oleh ibunya adalah orang asli <st1:place st="on"><st1:country-region st="on">Indonesia</st1:country-region></st1:place>. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style=" text-align: justify;font-family:georgia;"><span style=" line-height: 115%;font-size:100%;" > Seingat saya, pada angkatan saya (kelahiran 1989, 90, 91) perkembangan pengajaran bahasa inggris belum seperti saat ini, bahkan memasukan anak kedalam kelompok bermain pun bukanlah suatu hal yang popular bagi sebagian besar orang, bukan sekedar alasan ekonomi, bahkan banyak dari kalangan berada pun lebih nyaman menitipkan anaknya di rumah bersama <i>baby sitter, </i>dan pendidikan si anak masih jadi tanggung jawab penuh keluarga sampai dia memasuki usia cukup untuk kelas Taman Kanak – kanak (TK)<i> </i>. Hingga kemudian, kami paling cepat mempelajari bahasa inggris dasar adalah pada usia 8 – 10 tahun (kisaran kelas 2 – 4 SD),tentu saja bagi sebagian orang tua yang mempunyai harapan lebih pada kemampuan bahasa anaknya, biasanya memberikan anaknya “les” entah pada kelas privat atau di lembaga pendidikan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-indent: 0.5in; text-align: justify;font-family:georgia;"><span style=" line-height: 115%;font-size:100%;" > Pada akhirnya saya menjadi bertanya – tanya,”bagamainkah kualitas ‘bahasa Ibu’ anak - anak itu, terlepas dari apakah ‘bahasa Ibu’ anak itu adalah bahasa daerah orangtuanya (bila mereka masih terbiasa menggunakan bahasa itu, dan mampu mengaplikasikannya) ataukah bahasa nasionalnya ( terjadi bila orang tua telah lama menetap di Ibukota yang sudah sama sekali tidak pernah bersentuhan atau terlibat dalam penggunaan bahasa daerahnya)..? “<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style=" text-align: justify;font-family:georgia;"><span style=" line-height: 115%;font-size:100%;" >dan pertanyaan lain adalah, “bagaimanakah pengguna dan penggunaan bahasa Nasional Indonesia pada masa yg akan datang, bila focus pendidikan bahasa tertitik beratkan pada bahasa Asing (dalam hal ini Inggris) dengan alasan kebutuhan komunikasi global..? “<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style=" text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" style=" text-align: justify;font-family:georgia;"><span style=" line-height: 115%;font-size:100%;" ><b>Penjajahan Bahasa.</b><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style=" text-align: justify;font-family:georgia;"><span style=" line-height: 115%;font-size:100%;" ><b><br /></b></span></div><div class="MsoNormal" style=" text-align: justify;font-family:georgia;"><span style=" line-height: 115%;font-size:100%;" >setelah beberapa lama, adalah David Crystal, seorang linguis yang mengemukakan sebuah wacana tentang apa yang sedang terjadi pada bahasa – bahasa di Dunia, khususnya dalam hal ini, di Indonesia. </span><span class="Apple-style-span" style=" line-height: 18px;font-size:100%;" >Bila boleh beranalogi, bahasa itu seperti udara yang dibutuhkan manusia, Setiap saat manusia menggunakannya, setiap saat manusia melanjutkan aktivitas dengan bahasa, tapi kita sering tidak menyadari bahwa setiap waktu itu bahasa kita akan selalu berubah kualitasnya, yang tentu saja alih – alih membaik, malahan seringkali memburuk. Dan polutan atau pengaruh buruk dalam “udara” kita ini bisa dari mana saja dan dari berbagai bentuk, tak terkecuali penyebaran bahasa asing yang tak terkendali.</span></div><div class="MsoNormal" style=" text-align: justify;font-family:georgia;"><span class="Apple-style-span" style=" line-height: 18px;font-size:100%;" ><br /></span></div><div class="MsoNormal" style=" text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;"><st1:place st="on"><st1:city st="on"><span style=" line-height: 115%;">Crystal</span></st1:city></st1:place></span><span style=" line-height: 115%;font-size:100%;" > menyatakan, pada medio 1990an terdapat fakta yang menggegerkan, jika ternyata dari sekitar 6000an bahasa dan (dialek –penyusun) di Dunia, 50% nya akan punah, dalam waktu kurang dari 100 tahun kedepan. Hal ini disebabkan, jelas dalam berbagai teori sosiolinguistik dan teori linguistik umum dinyatakan bahwa pengguna bahasa adalah unsur utama dari bahasa itu sendiri, jika pengguna bahasa menemui batasan atau membatasi diri dari bahasanya, maka dapat dipastikan, bahwa bahasa itu akan mati, atau punah. </span><span class="Apple-style-span" style=" line-height: 18px;font-size:100%;" >Hanya sekedar gambaran umum, </span><span style="font-size:100%;"><st1:place style="font-size: 16px; line-height: 18px;" st="on"><st1:country-region st="on">Indonesia</st1:country-region></st1:place></span><span class="Apple-style-span" style=" line-height: 18px;font-size:100%;" > sendiri menyumbang 30% dari jumlah 6000 bahasa dan dialek di Dunia. </span></div><div class="MsoNormal" style=" text-align: justify;font-family:georgia;"><span class="Apple-style-span" style=" line-height: 18px;font-size:100%;" ><br /></span></div><div class="MsoNormal" style=" text-align: justify;font-family:georgia;"><span class="Apple-style-span" style=" line-height: 18px;font-size:100%;" >menurut kompas ( </span><span style="font-size:100%;"><a href="http://oase.kompas.com/read/2011/09/08/13075548/Ratusan.Bahasa.Daerah.Terancam.Punah" style="font-size: 16px; line-height: 18px;">http://oase.kompas.com/read/2011/09/08/13075548/Ratusan.Bahasa.Daerah.Terancam.Punah</a></span><span class="Apple-style-span" style=" line-height: 18px;font-size:100%;" > </span><span class="Apple-style-span" style=" line-height: 18px;font-size:100%;" > </span><span class="Apple-style-span" style=" line-height: 18px;font-size:100%;" >) terhitung ratusan bahasa daerah terancam punah karena penurunan jumlah penggunanya. Hal di atas berlaku umum bagi semua bahasa, atau andai boleh menganalogikan, seperti hukum alam, tak terkecuali bahkan bagi bahasa yang telah digunakan secara luas seperti bahasa persatuan dari ribuan bahasa dan dialek yang ada di Negara kita, Bahasa Indonesia.</span><span class="Apple-style-span" style=" line-height: 18px;font-size:100%;" > </span></div><div class="MsoNormal" style=" text-align: justify;font-family:georgia;"><span class="Apple-style-span" style=" line-height: 18px;font-size:100%;" ><br /></span></div><div class="MsoNormal" style=" text-align: justify;font-family:georgia;"><span style=" line-height: 115%;font-size:100%;" >Bila terus menerus “invansi” yang diributkan banyak orang, dari bahasa Inggris melalui berbagai media komunikasi dan interaksi global, seperti hiburan, jaringan politik dan bisnis, bahkan tak menutup kemungkinan jaringan pendidikan bahasa yang mempunyai kepentingan bagi perkembangan bisnisnya untuk menyebarkan kebutuhan akan kemampuan berbahasa Inggris dengan baik tidak berhenti, kita hanya perlu menunggu beberapa saat lagi untuk melihat bagaimana secara kualitas pengguna bahasa Indonesia mengalami penurunan yang hebat, meskipun secara kuantitas karena masih sulitnya biaya pendidikan, maka melalui jalur ini, bahasa Inggris masih sulit “digapai” oleh kalangan masyarakan umum. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style=" text-align: justify;font-family:georgia;"><span style=" line-height: 115%;font-size:100%;" ><br /></span></div><div class="MsoNormal" style=" text-align: justify;font-family:georgia;"><span style=" line-height: 115%;font-size:100%;" >Masih dalam satu rangkaian dengan pendapat sebelumnya, Crystal menyatakan bahwa kebutuhan akan bahasa Inggris yang mau tidak mau, suka tidak suka, telah meluas dan digunakan tanpa sebuah kesepakatan dalam suatu perundingan apapun sebagai bahasa dunia. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style=" text-align: justify;font-family:georgia;"><span style=" line-height: 115%;font-size:100%;" ><br /></span></div><div class="MsoNormal" style=" text-align: justify;font-family:georgia;"><span style=" line-height: 115%;font-size:100%;" >Namun apakah hal terburuk yang mungkin terjadi sebagai akibat dari meluasnya bahasa Inggris sebagai bahasa dunia..? yaitu ketika kebutuhan untuk berinteraksi secara Global demi kepentingan perkembangan kehidupan suatu bangsa harus saling menekan dengan kewajiban mempertahankan jati diri suatu bangsa dengan budaya (termasuk bahasa) yang dimiliki bangsa sebagai sebuah prinsip hidup.<o:p></o:p></span></div><div class="ListParagraph" style="text-indent: -0.25in; text-align: justify;font-family:georgia;"><!--[if !supportLists]--><span style="Estrangelo Edessa"; line-height: 115%; mso-fareast-Estrangelo Edessa";font-family:";font-size:100%;" >-<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><!--[endif]--><span style=" line-height: 115%;font-size:100%;" >Bahasa “Penjajah” sebagai suatu kebutuhan<o:p></o:p></span></div><div class="ListParagraph" style="text-indent: -0.25in; text-align: justify;font-family:georgia;"><span style=" line-height: 115%;font-size:100%;" ><br /></span></div><div class="MsoNormal" style=" text-align: justify;font-family:georgia;"><span style=" line-height: 115%;font-size:100%;" >Taufik Ismail, sebagai seorang sastrawan dan budayawan, pada suatu kesempatan mengemukakan,” Selesai dari penjajahan bahasa Belanda pada masa colonial, tidak terlalu lama, kita langsung memasuki masa penjajahan terbaru, yaitu bahasa Inggris (amerika)”. Mungkin banyak dari kakek atau nenek kita masih beberapa kali masih menggunakan Kode dalam bahasa belanda, hal tersebut merupakan hal lumrah mengingat ratusan tahun beberapa tradisi dan budaya colonial belanda, termasuk bahasanya mengisi kehidupan masyarakat <st1:place st="on"><st1:country-region st="on">Indonesia</st1:country-region></st1:place> secara menyeluruh. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style=" text-align: justify;font-family:georgia;"><span style=" line-height: 115%;font-size:100%;" ><br /></span></div><div class="MsoNormal" style=" text-align: justify;font-family:georgia;"><span style=" line-height: 115%;font-size:100%;" >Namun, ketika saat ini bahasa Inggris ada di mana – mana, bahkan dalam percakapan bahasa sehari – hari kita, apa yang sebenarnya terjadi hari ini..? apa kita melihat aristocrat atau serdadu inggris di sekitar kita..? saya rasa tidak. Ataukah, kita salah satu Negara persemakmuran (common wealth countries) yang masih wajib menyanyikan <i>god save the queen</i> pada hari besar Britania Raya..? Indonesia 2000% adalah Negara yang merdeka, terjamin secara <i>de facto </i>ataupun <i>de jure </i> oleh komunitas internasional.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style=" text-align: justify;font-family:georgia;"><span style=" line-height: 115%;font-size:100%;" ><br /></span></div><div class="MsoNormal" style=" text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="background- line-height: 115%;font-size:100%;color:white;" > Lalu bagaimana bisa Negara murni merdeka ini bisa begitu terkontaminasi oleh “polutan” yang bahkan tidak pernah cukup lama menjajah <st1:place st="on"><st1:country-region st="on">Indonesia</st1:country-region></st1:place>. ..?<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style=" text-align: justify;font-family:georgia;"><span style=" line-height: 115%;font-size:100%;" ><br /></span></div><div class="MsoNormal" style=" text-align: justify;font-family:georgia;"><span style=" line-height: 115%;font-size:100%;" >Dalam sumber yang sama, crystal melanjutkan, bahwa kemajuan peradaban Dunia barat, yang dimotori oleh Inggris dan Amerika Serikat, baik dalam perekonomian, Politik, dan lebih besar lagi adalah Sosial – Budaya, membuat dunia mempunyai “kepentingan” untuk terus berhubungan dengan mereka, yang tentu saja memaksa siapapun yang berkepentingan untuk dapat memahami cara komunikasi mereka, Bahasa. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style=" text-align: justify;font-family:georgia;"><span style=" line-height: 115%;font-size:100%;" ><br /></span></div><div class="MsoNormal" style="text-indent: 0.5in; text-align: justify;font-family:georgia;"><span style=" line-height: 115%;font-size:100%;" >Dalam hal bisnis maupun perdagangan multinasional, semua perjanjian, dan jurnal perkembangan keadaan ekonomi dunia ditulis kosakatanya dalam bahasa Inggris, bahkan di setiap teks berbahasa resmi pada setiap Negara. Lalu siapa di antara kita yang tidak pernah melihat saluran music “MTV” ..? baik dalam bahasa resmi di Negara manapun, tetap saja, bahasa yang menjadi “host language” dari program tv tersebut adalah bahasa inggris yang dibawakan dengan fasih oleh setiap Vj (video jockey) nya. Lalu sebutkan jenis barang kebutuhan apa saja yang anda kenal, maka dapat anda temui dengan mudah bahwa kemasan barang tersebut selalu tertertera informasi dalam bahasa Inggris.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-indent: 0.5in; text-align: justify;font-family:georgia;"><span style=" line-height: 115%;font-size:100%;" >Seolah semua hal di dunia ini diciptakan hanya untuk mereka yang berbahasa inggris, Hingga kemudian dapat di setujui sebuah pernyataan bahwa bahasa Inggris telah “menjajah” dunia, termasuk Indonesia.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-indent: 0.5in; text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;"><st1:place st="on"><st1:city st="on"><span style=" line-height: 115%;">Crystal</span></st1:city></st1:place></span><span style=" line-height: 115%;font-size:100%;" > meneruskan, konsekuensi dari sebuah keinginan untuk dapat bersentuhan secara langsung dengan dunia adalah, kemampuan untuk dapat berkomunikasi dengan warga dunia, tentu saja berbahasa dengan bahasa mereka, Bahasa Inggris. Jika kemudian bahasa yang dititik beratkan itu menjadi lebih besar dari bahasa resmi mereka, itu adalah sebuah konsekuensi berikutnya dari keinginan mereka tersebut. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style=" text-align: justify;font-family:georgia;"><span style=" line-height: 115%;font-size:100%;" > Lalu bagaimana dengan bahasa <st1:place st="on"><st1:country-region st="on">Indonesia</st1:country-region></st1:place>..? secara jujur harus kita akui, dibandingkan dengan minat untuk memelajari dan menggunakan bahasa sendiri, tidak sedikit orang tua yang lebih tertarik untuk mengirimkan anak – anak mereka untuk belajar di berbagai lembaga pelatihan bahasa asing, dengan sebuah alasan yang tidak bisa disalahkan karena arus informasi yang begitu kuat, Untuk mempersiapkan masa depan anak mereka di pergaulan global, yang seperti saya katakan diatas, kebutuhan agar dapat menjadi bagian dari Dunia.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style=" text-align: justify;font-family:georgia;"><span style=" line-height: 115%;font-size:100%;" ><br /></span></div><div class="MsoNormal" style=" text-align: justify;font-family:georgia;"><span style=" line-height: 115%;font-size:100%;" > Apakah itu salah..? itu akan menjadi sangat salah ketika kemudian bahasa asli yang menjadi Idientitasnya malah menjadi asing buat mereka. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style=" text-align: justify;font-family:georgia;"><span style=" line-height: 115%;font-size:100%;" ><br /></span></div><div class="MsoNormal" style=" text-align: justify;font-family:georgia;"><span style=" line-height: 115%;font-size:100%;" ><br /></span></div><div class="MsoNormal" style="text-indent: 0.5in; text-align: justify;font-family:georgia;"><span style=" line-height: 115%;font-size:100%;" > Lalu haruskah kita mengurung diri, dan bersikap seadaanya tanpa tergantung dengan Negara asing untuk menjaga idientitas bahasa dan bangsa kita..? <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-indent: 0.5in; text-align: justify;font-family:georgia;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;font-size:100%;" ><br /></span></div><div class="MsoNormal" style="text-indent: 0.5in; text-align: justify;font-family:georgia;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;font-size:100%;" ><br /></span></div><div class="ListParagraph" style="text-indent: -0.25in; text-align: justify;font-family:georgia;"><!--[if !supportLists]--><span style="Estrangelo Edessa"; line-height: 115%; mso-fareast-Estrangelo Edessa";font-family:";font-size:100%;" >-<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><!--[endif]--><span style=" line-height: 115%;font-size:100%;" ><b><i>Bahasa Asing sebagai sebuah ancaman Idientitas Bangsa.</i></b><o:p></o:p></span></div><div class="ListParagraph" style="text-indent: -0.25in; text-align: justify;font-family:georgia;"><span style=" line-height: 115%;font-size:100%;" ><b><i><br /></i></b></span></div><div class="MsoNormal" style=" text-align: justify;font-family:georgia;"><span style=" line-height: 115%;font-size:100%;" >Dalam satu diskusi, Tercetuslah sebuah metaphor untuk menggambarkan bagaimana masuknya pengaruh suatu bahasa untuk mempengaruhi bahasa resmi yang digunakan oleh penduduk local. Anda masih ingat tragedy kuda troya bukan..? saat tentara Yunani memperdaya bangsa troya dengan menciptakan kuda dari kayu yang mereka anggap sebuah trofi kemenangan, ternyata didalam kuda besar itu ada beberapa orang pasukan yunani yang pada tengah malam menyelinap keluar untuk membukakan Gerbang <st1:city st="on">kota</st1:city> saat pasukan Yunani lainnya datang untuk menyerbu <st1:place st="on"><st1:city st="on">kota</st1:city></st1:place> habis – habisan. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style=" text-align: justify;font-family:georgia;"><span style=" line-height: 115%;font-size:100%;" ><br /></span></div><div class="MsoNormal" style=" text-align: justify;font-family:georgia;"><span style=" line-height: 115%;font-size:100%;" >Analogi ini digunakan oleh beberapa orang untuk menggambarkan bagaimana sebuah bahasa masuk dan merusak idientitas suatu bangsa dengan “membunuh” penggunaan bahasanya dari dalam. </span><span class="Apple-style-span" style=" line-height: 18px;font-size:100%;" >Namun, pendapat ini dibantah oleh </span><span style="font-size:100%;"><st1:place style="font-size: 16px; line-height: 18px;" st="on"><st1:city st="on">Crystal</st1:city></st1:place></span><span class="Apple-style-span" style=" line-height: 18px;font-size:100%;" > sendiri. Dia berpendapat bahwa metaphor ini terlalu absurb. Karena tercampurnya bahasa, ataupun masuknya bahasa bukanlah suatu hal yang disengaja. Bila dikatakan bahwa Bahasa Inggris adalah suatu Kuda Troya, berarti jika melihat dari seluruh kosakata bahasa inggris yang merupakan serapan dari lebih dari 120 bahasa, maka bisa dikatakan bahwa dalam bahasa Inggris ada lebih dari 120 Kuda troya, cukup logis.</span></div><div class="MsoNormal" style=" text-align: justify;font-family:georgia;"><span class="Apple-style-span" style=" line-height: 18px;font-size:100%;" ><br /></span></div><div class="MsoNormal" style=" text-align: justify;font-family:georgia;"><span style=" line-height: 115%;font-size:100%;" >Meninggalkan diskusi mengenai kuda troya tadi, Pada akhirnya Crystal menjelaskan, “Penjajahan bahasa” hanya akan terjadi bila tidak ada kesadaran dalam diri Pengguna bahasa asli di setiap tempat untuk melestarikan bahasa yang mereka miliki, karena sejatinya bahasa bersifat dinamis, akan selalu bergerak dan saling berbaur dengan bahasa - bahasa yang ditemuinya, seperti “udara”. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style=" text-align: justify;font-family:georgia;"><span style=" line-height: 115%;font-size:100%;" ><br /></span></div><div class="MsoNormal" style=" text-align: justify;font-family:georgia;"><span style=" line-height: 115%;font-size:100%;" ><br /></span></div><div class="MsoNormal" style=" text-align: justify;font-family:georgia;"><span style=" line-height: 115%;font-size:100%;" >Lalu apa yang kita harus lakukan untuk menjaga kelestarian bahasa yang kita miliki..?<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style=" text-align: justify;font-family:georgia;"><span style=" line-height: 115%;font-size:100%;" ><br /></span></div><div class="MsoNormal" style=" text-align: justify;font-family:georgia;"><span style=" line-height: 115%;font-size:100%;" ><br /></span></div><ol style=" text-align: justify;font-family:georgia;"><li><span style=" line-height: 115%;font-size:100%;" >1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><span style=" line-height: 115%;font-size:100%;" >Hargai bahasa yang kita miliki : tidak sedikit di antara kita merasa risih untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar sebagai “udara” untuk kita bernafas setiap harinya. apa buktinya..?</span><span class="Apple-style-span" style=" line-height: 18px;font-size:100%;" >termasuk saya, banyak dari orang </span><span style="font-size:100%;"><st1:place style="font-size: 16px; line-height: 18px; text-indent: 0px;" st="on"><st1:country-region st="on">Indonesia</st1:country-region></st1:place></span><span class="Apple-style-span" style=" line-height: 18px; text-indent: 0px;font-size:100%;" > lebih merasa nyaman dengan menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa utama di menu telepon genggamnya.</span></li><li><span style=" line-height: 115%;font-size:100%;" >2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><span style=" line-height: 115%;font-size:100%;" >Kenali Bahasa Kita : Rasa risih di no.1 hanya akan muncul bila kita tidak familiar, tidak terbiasa dan merasa asing dengan bahasa kita sendiri. Lalu mengapa kita tidak mulai mengenalinya.</span></li><li><span style=" line-height: 115%;font-size:100%;" >3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><span style=" line-height: 115%;font-size:100%;" >Pelajari : sebaik apapun seseorang menguasai bahasa, pengguna terbaik tetaplah dia yang mempelajari bahasa Indonesia sesuai tatanan yang telah disepakati oleh ahli bahasa. Karena tidak sedikit warga asing yang bahasa Indonesianya jauh lebih bagus dan baik bila dilihat dari unsur kebakuan bahasa daripada orang <st1:place st="on"><st1:country-region st="on">Indonesia</st1:country-region></st1:place> sendiri.</span></li><li><span style=" line-height: 115%;font-size:100%;" >4.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><span style=" line-height: 115%;font-size:100%;" >Berbanggalah : Bahasa Indonesia adalah bahasa yang mudah dipelajari dari segala unsur sudut kajian linguistik. hal ini menyebabkan banyak warga asing yang sangat tertarik belajar bahasa <st1:place st="on"><st1:country-region st="on">Indonesia</st1:country-region></st1:place>.</span></li><li><span style=" line-height: 115%;font-size:100%;" >5.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><span style=" line-height: 115%;font-size:100%;" >Jadikan Bahasa Indonesia Raja di Rumah sendiri : </span><span class="Apple-style-span" style=" line-height: 18px;font-size:100%;" >Mulailah mengajari generasi - generasi yang lebih muda berbahasa </span><span style="font-size:100%;"><st1:place style="font-size: 16px; line-height: 18px; text-indent: 0px;" st="on"><st1:country-region st="on">Indonesia</st1:country-region></st1:place></span><span class="Apple-style-span" style=" line-height: 18px; text-indent: 0px;font-size:100%;" > yang baik dan benar. Ketika mereka menikmati penggunaan bahasa tersebut, maka akan timbulah rasa nyaman dan cinta pada bahasa mereka sendiri.</span></li></ol><div style="text-align: justify;"><br style="font-family: georgia;"></div><div class="ListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0in; text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;"><br /></span></div><div class="ListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0in; text-align: justify;font-family:georgia;"><span style=" line-height: 115%;font-size:100%;" >Lima nomor di atas hanyalah sedikit opini dari penulis menindaklanjuti tentang kenyataan yang dipaparkan Crystal di atas, bahwa pada era modern seperti saat ini, di mana pemaksaan penggunaan bahasa seperti pada masa colonial tidak lagi terjadi, Bahasa tidak pernah benar - benar “menjajah” kecuali kita memang memilih untuk melakukan “<i>language suicide” </i>(punahnya bahasa yg disebabkan oleh penggunanya memilih bahasa baru yang lebih besar penggunaannya dan meninggalkan bahasa asli, hingga tidak ada lagi penggunanya, punah) karena merasa bahasa kita tidak lagi layak untuk kita pertahankan.. lalu..? semua kembali pada keputusan kita dalam berbahasa.<o:p></o:p></span></div><div class="ListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0in; text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;"><br /></span></div><div class="ListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0in; text-align: justify;font-family:georgia;"><span style=" line-height: 115%;font-size:100%;" >Cintailah Bahasa Kita…<o:p></o:p></span></div><div class="ListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0in; text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;"><br /></span></div><div class="ListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0in; text-align: justify;font-family:georgia;"><span style=" line-height: 115%;font-size:100%;" ><br /><o:p></o:p></span></div><div class="ListParagraphCxSpLast" style="margin-left: 0in; text-align: justify;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" style=" text-align: justify;font-family:georgia;"><span style=" line-height: 115%;font-size:100%;" >*lihat juga :<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style=" text-align: justify;font-family:georgia;"><span style=" line-height: 115%;font-size:100%;" >http://www.davidcrystal.com/DC_articles/Linguistics27.pdf<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style=" text-align: justify;font-family:georgia;"><span style=" line-height: 115%;font-size:100%;" > <o:p></o:p></span></div><div style="text-align: justify;"><br style="font-family: georgia;"><br style="font-family: georgia;"></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9010079297460254368.post-23091683348800913022012-01-29T15:51:00.000+07:002013-02-23T11:47:37.393+07:00Shohib Essir: J.L Austin dan Cinta bagi Sebuah Negeri Bernama In...<a href="http://shohibessir.blogspot.com/2012/01/jl-austin-dan-cinta-bagi-sebuah-negeri_890.html?spref=bl">Shohib Essir: J.L Austin dan Cinta bagi Sebuah Negeri Bernama In...</a>: "....................Bosan juga berbicara tentang cinta kepada negeri ini. Semua orang membincangnya. Dari yang hanya obro...Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9010079297460254368.post-91698969243304352712012-01-29T11:23:00.001+07:002013-02-23T11:47:37.402+07:00Sejarah Linguistik dan Pentingnya Memelajari Linguistik<body oncontextmenu='return false;' onkeydown='return false;' onmousedown='return false;'><br /><br /><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">Oleh Hilmi Akmal</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span style="font-size: 10pt;">(pengajar, pengalih, dan penyunting alihan bahasa yang pernah dan terus belajar ilmu bahasa hingga maut menutup mata karena merasa dirinya tak pernah menjadi ahli ilmu bahasa)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Pendahuluan</b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> Bahasa merupakan anugerah tak terkira pada manusia dari Tuhan sebagai penciptanya. Bahasalah yang membuat manusia berbeda dari hewan. Manusia dapat membangung peradabannya karena dapat menggunakan nalarnya yang menggunakan bahasa sebagai sarananya. Ilmu yang memelajari bahasa disebut linguistik. Linguistik sebagai ilmu amatlah penting untuk diketahui. Namun, untuk mengetahui seberapa penting linguistik dipelajari perlu diketahui apa itu hakekat linguistik, pembidangannya, dan sejarahnya. </div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Apa</b> <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Itu</b> <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Linguistik</b>?</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Linguistik </b>menurut Matthews (1997: vii) adalah ilmu yang mengkaji bahasa atau kajian ilmiah tentang bahasa. Pengertian <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">bahasa</b> menurut Kridalaksana (2005: 3) adalah <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">sistem lambang bunyi yang disepakati untuk dipergunakan oleh para anggota kelompok masyarakat tertentu dalam bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri</b>. Dari definisi tersebut dapat diuraikan bahwa (1) bahasa adalah sebuah sistem. Maksudnya adalah bahasa itu bukanlah sejumlah unsur yang terkumpul secara tidak beraturan. Seperti halnya sistem-sistem lain unsur-unsur bahasa “diatur” seperti pola-pola yang berulang sehingga kalau hanya salah satu bagian saja tidak tampak, dapatlah “diramalkan” atau “dibayangkan” keseluruhannya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa bahasa itu sistematis, dapat diuraikan atas satuan-satuan terbatas yang dapat diramalkan, dan juga sistemis, bukan sistem yang tunggal, tetapi terdiri dari beberapa subsistem, yakni subsistem fonologi, subsistem gramatika dan subsistem leksikon; (2) bahasa adalah sistem tanda. Tanda adalah ‘hal atau benda yang mewakili sesuatu, atau hal yang menimbulkan reaksi yang sama bila orang menanggapi’ (dengan cara mendengar, melihat, dan sebagainya) apa yang diwakilinya itu; (3) bahasa adalah sistem bunyi. Pada dasarnya bahasa itu berupa bunyi. Tulisan merupakan turunan belaka dari bunyi bahasa; (4) bahasa digunakan berdasarkan kesepakatan agar orang dapat berkomunikasi dan bekerja sama; (5) bahasa bersifat produktif. Artinya, sebagai sistem dari unsur-unsur yang jumlahnya terbatas bahasa dapat dipakai secara tidak terbatas oleh pemakainya; (6) bahasa bersifat unik. Maksudnya bahasa memiliki sistem yang khas yang tidak harus ada dalam bahasa lain; (7) sebaliknya, ada pula sifat-sifat bahasa yang dipunyai oleh bahasa lain sehingga ada sifat universal, ada pula yang hampir universal; (8) bahasa memiliki variasi-variasi karena bahasa dipakai oleh kelompok manusia untuk berkomunikasi dan bekerja sama dan pemakai bahasa itu banyak ragamnya; (9) bahasa digunakan suatu kelompok sosial untuk mengidentifikasi dirinya, dan (10) bahasa itu memiliki fungsi karena digunakan manusia yang masing-masing memiliki cirinya sendiri-sendiri untuk pelbagai keperluan (Kridalaksana, 2005: 3-6).</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> Telah disebutkan di atas bahwa bahasa adalah sistem yang memiliki sub-subsistem, yaitu (a) subsistem fonologi, (b) subsistem gramatika, dan (c) subsistem leksikon. Dalam ketiga subsistem itulah bertemu dunia bunyi dan dunia makna. Karena merupakan sistem tanda berupa bunyi, bahasa membentuk sebuah struktur yang bagannya adalah sebagai berikut (Kridalaksana, 2005: 6):</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> IV I. Dunia Bunyi</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> II. Dunia Makna</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> A III. Struktur Bahasa:</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> I B III II A. Leksikon</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> C B. Gramatika</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> C. Fonologi</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> IV IV. Pragmatik</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> Gambar 1. Sistem Bahasa </div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> Ilmu yang memelajari tentang bunyi disebut <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">fonetik</b>, sedangkan bunyi bahasa diuaikan dalam <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">fonologi</b> atau <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">fonemik</b>. Ilmu yang mengkaji makna disebut <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">semantik</b>. Leksikon, gramatika, dan fonologi sebagai tiga bagian dari struktur bahasa menyangkut segi makna dan segi bunyi dari bahasa, oleh sebab itu juga menyangkut aspek semantik dan aspek fonetis. Subsistem atau struktur <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">leksikon</b> mencakup perbendaharaan kata. Subsistem gramatika atau tata bahasa terbagi atas morfologi dan sintaksis. Subsistem <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">morfologi</b> mencakup kata, bagian-bagiannya, dan proses pembentukannya. Subsistem <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">sintaksis</b> mencakup satuan-satuan yang lebih besar dari kata, seperti frasa, klausa, kalimat, dan hubungan di antara satuan-satuan itu. Subsistem <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">fonologi</b> mencakup segi-segi bunyi bahasa, baik yang berkaitan dengan ciri-cirinya yang diteliti fonetik), maupun yang bersangkutan dengan fungsinya dalam komunikasi. Dikarenakan bahasa selalu diungkapkan dalam konteks, ada unsur-unsur tertentu yang menyebabkan menyebabkan serasi tidaknya sistem bahasa di dalamnya. Unsur-unsur luar bahasa atau ekstrastruktural itu disebut <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">pragmatik</b> (Kridalaksana, 2005: 7). </div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada lima tataran linguistik (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">linguistics</i><i style="mso-bidi-font-style: normal;"> level<span style="font-style: normal;">)</span><span style="font-style: normal;">, yaitu (1) fonetik/fonologi, (2) morfologi, (3) sintaksis, (4) semantik, dan (5) pragmatik.</span></i></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Pembidangan Linguistik</b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="IN">Menurut Kridalaksana (1997: 11), pada dasarnya linguistik mempunyai 2 bidang besar, yakni (1) Mikrolinguistik dan (2) Makrolinguistik. <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Mikrolinguistik</b> adalah bidang linguistik yang memelajari bahasa dari dalamnya, atau dengan kata lain memelajari struktur bahasa itu sendiri. <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Makrolinguistik</b> ialah bidang linguistik yang mengkaji bahasa dalam hubungannya dengan faktor-faktor di luar bahasa, termasuk di dalamnya bidang interdisiplin dan bidang terapan. </span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN"> Dari sudut tujuan, masih menurut penyusun <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Kamus Linguistik</i> itu, linguistik dapat dibagi menjadi :</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><span lang="IN">(a)<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span lang="IN">Linguistik</span><span lang="IN"> teoretis </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><span lang="IN">(b)<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span lang="IN">Linguistik</span><span lang="IN"> terapan</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="IN">Linguistik</span></b><span lang="IN"> <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">teoretis</b> adalah bidang penelitian bahasa untuk mendapatkan kaidah-kaidah yang berlaku dalam bahasa, sedangkan <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">linguistik</b> <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">terapan</b> adalah penelitian atau bidang yang tujuannya adalah untuk memecahkan masalah-masalah praktis. Linguistik teoretis dapat bersifat umum maupun khusus. Linguistik teoretis umum (atau disebut juga linguistik umum) berupaya memahami ciri-ciri umum dalam berbagai bahasa, sementara linguistik teoretis khusus berusaha menyelidiki ciri-ciri khusus dalam bahasa tertentu saja. </span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;"><span lang="IN"> Selain bidang-bidang yang telah disebutkan di atas, ada pula penyelidikan bahasa yan sifatnya <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">interdisipliner</b>, yakni bidang penelitian bahasa yang bahannya maupun pendekatannya menggunakan dan dipergunakan oleh ilmu lain.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .25in;"><span lang="IN">Di</span><span lang="IN"> luar kedua bidang itu, ada pula <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">sejarah linguistik</b>, yaitu cabang ilmu yang menyelidiki perkembangan seluk-beluk ilmu linguistik dari masa ke masa. Sejarah linguistik akan saya singgung di bagian Sejarah Linguistik. Pembidangan linguistik itu dapat digambarkan sebagai berikut (Kridalaksana, 1997: 12):</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgRKolN6dsMsZ8tPNDb6VHRoJWCSAkimvEdxl0fzoTaHoTBonUOnzYW9Nt7oYk-Beyrq2sMN6Pz-4m96TtTxOrrN3kHi9Q8sScPPIrxx2nlRuT_047sOYUigckpo6FWvBt2UJ4VqGtMPG0n/s1600/Picture1.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="189" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgRKolN6dsMsZ8tPNDb6VHRoJWCSAkimvEdxl0fzoTaHoTBonUOnzYW9Nt7oYk-Beyrq2sMN6Pz-4m96TtTxOrrN3kHi9Q8sScPPIrxx2nlRuT_047sOYUigckpo6FWvBt2UJ4VqGtMPG0n/s320/Picture1.png" width="320" /></a></div><div style="text-align: justify; text-indent: 24px;"><br /></div></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN">Gambar tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut (Kridalaksana, 1997: 13):</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="IN">- Teori linguistik</span></b><span lang="IN"> adalah cabang yang memusatkan perhatian pada teori umum dan </span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN">metode-metode umum dalam penyelidikan bahasa. </span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="IN">- Linguistik deskriptif</span></b><span lang="IN"> atau yang dikenal juga sebagai <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">linguistik</b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"> sinkronis</b> adalah yang menyelidiki sistem bahasa pada waktu tertentu saja tanpa memerhatikan perkembangannya dari waktu ke waktu. Misalnya, bahasa Indonesia dewasa ini atau bahasa Inggris zaman Shakespeare. </span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="IN">- Linguistik historis komparatif</span></b><span lang="IN"> atau <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">linguistik</b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"> diakronis</b> merupakan bidang linguistik yang menyelidiki perkembangan bahasa dari satu masa ke masa lain, serta menyelidiki perbandingan satu bahasa dengan bahasa lain.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="IN">Bidang-bidang interdisipliner</span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="IN">- Fonetik</span></b><span lang="IN">: ilmu yang menyelidiki bunyi; ilmu interdisipliner linguistik dengan fisika, anatomi, dan psikologi. Dalam linguistik bidang ini dianggap amat penting karena menyangkut bunyi bahasa.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="IN">- Stilistika</span></b><span lang="IN">: ilmu yang menyelidiki bahasa yang dipergunakan dalam bentuk-bentuk sastra; ilmu interdisipliner linguistik dan ilmu susastra. </span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="IN">- Filsafat</span></b><span lang="IN"> <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">bahasa</b>: ilmu yang menyelidiki kodrat dan kedudukan bahasa sebagai kegiatan manusia serta dasar-dasar konseptual dan teoretis linguistik; ilmu interdisipiner antara linguistik dan filsafat.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="IN">- Psikolinguistik</span></b><span lang="IN">: ilmu yang memelajari hubungan antara bahasa dengan perilaku dan akal budi manusia; ilmu interdisipliner linguistik dan psikologi.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="IN">- Sosiolinguistik</span></b><span lang="IN">: ilmu yang menyelidiki hubungan antara bahasa dan masyarakat; ilmu interdisipliner linguistik dengan sosiologi.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="IN">- Etnolinguistik</span></b><span lang="IN">: ilmu yang menyelidiki hubungan bahasa dan masyarakat pedesaan atau masayarakat yang belum mempunyai tulisan. Bidang ini disebut juga <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">linguistik</b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"> antropologi</b>.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="IN">- Filologi</span></b><span lang="IN">: ilmu yang memelajari bahasa bahasa, kebudayaan, pranata, dan sejarah suatu bangsa yang tercantum dalam bahan-bahan tertulis.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="IN">- Semiotika</span></b><span lang="IN">: ilmu yang memelajari lambang-lambang dan tanda-tanda.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="IN">- Epigrafi</span></b><span lang="IN">: ilmu yang memelajari tulisan kuno pada prasasti-prasasti.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="IN">Linguistik</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="IN"> Terapan</span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="IN">- Pengajaran bahasa</span></b><span lang="IN"> mencakup metode-metode pengajaran bahasa, bahan pelajaran bahasa, cara-cara mengajar bahasa.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="IN">- Penerjemahan</span></b><span lang="IN"> mencakup metode dan teknik pengalihan amanat dari satu bahasa (bahasa sumber) ke bahasa lain (bahasa sasaran).</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="IN">- Leksikografi</span></b><span lang="IN"> mencakup metode dan teknik penyusunan kamus.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="IN">- Fonetik terapan</span></b><span lang="IN"> mencakup metode dan teknik pengucapan bunyi-bunyi dengan tepat, misalnya untuk melatih orang yang gagap, untuk melatih pemain drama, dan sebagainya.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="IN">- Sosiolinguistik terapan</span></b><span lang="IN"> mencakup pemanfaatan wawasan-wawasan sosiolinguistik untuk keperluan yang praktis, misalnya perencanaan bahasa, pembinaan bahasa, pemberantasan buta huruf, dan lain-lain.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="IN">- Pembinaan bahasa internasional</span></b><span lang="IN"> mencakup usaha untuk menciptakan komunikasi dan saling pengertian internasional dengan menyusun bahasa buatan Esperanto<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=9010079297460254368#_ftn1" name="_ftnref1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">[1]</span></span></span></a> dan Basic English.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=9010079297460254368#_ftn2" name="_ftnref2" style="mso-footnote-id: ftn2;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">[2]</span></span></span></a> </span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="IN">- Pembinaan bahasa</span></b><span lang="IN"> <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">khusus</b> mencakup penyusunan peristilahan dan gaya bahasa alam bidang-bidang khusus, misalnya dalam kalangan militer, dalam dunia penerbangan, dalam dunia pelayaran, dan lain-lain.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="IN">- Linguistik medis</span></b><span lang="IN"> mencakup cacat bahasa dan sebagainya (disebut juga <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">patologi bahasa</b>).</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="IN">- Grafologi</span></b><span lang="IN"> adalah ilmu tentang tulisan.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="IN">- Mekanolinguistik</span></b><span lang="IN"> mencakup penggunaan linguistik dalam ilmu komputer dan usaha untuk membuat mesin penerjemahan. Selain itu, ia adalah usaha memanfaatkan komputer dalam penyelidikan bahasa, misalnya dalam menyusun konkodans teks-teks, dalam penghitungan frekuensi kata-kata (untuk perkamusan dan untuk pengajaran bahasa). Bidang ini juga dikenal sebagai <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">linguistik</b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"> komputasional</b>.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"> </b>Berbagai bidang tersebut di atas menjadi bidang kajian atau penelitian linguistik yang menarik karena kajian linguistik selain mengenai bentuk, makna, struktur, fungsi, dan variasi bahasa [bidang teoretis], juga mencakup kajian-kajian yang berkaitan dengan penerapan ilmu linguistik untuk kepentingan masyarakat [bidang terapan] dan juga yang berkaitan dengan disiplin ilmu lain [bidang interdisipliner] (Lauder dan Lauder, 2005:220-221) </div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Sejarah Linguistik</b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> Bahasa sudah menarik minat manusia untuk dipelajari semenjak zaman Yunani (kurang lebih abad ke-6 SM). Secara garis besar <span lang="IN">studi tentang bahasa dapat dibedakan antara (1) <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">tata</b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"> bahasa tradisional</b> dan (2) <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">linguistik</b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"> modern<span style="font-weight: normal;">.</span><span style="font-weight: normal;"> Berikut ini akan diuraikan secara ringkas sejarah linguistik berdasarkan karya Robins (1995) dan tulisan yang saya unduh dari www.kwary.net. </span></b></span></div><h1 style="line-height: normal;"><span lang="IN"> </span></h1><h1 style="line-height: normal;"><span lang="IN">Tata Bahasa Tradisional</span></h1><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="IN">Dalam tata bahasa tradisional, </span>para filsuf Yunani meneliti apa yang dimaksud dengan bahasa dan apa hakikat bahasa. Para filsuf tersebut sependapat bahwa bahasa adalah sistem tanda. Dikatakan bahwa manusia hidup dalam tanda-tanda yang mencakup segala segi kehidupan manusia, misalnya bangunan, kedokteran, kesehatan, dan geografi. Akan tetapi, mengenai hakikat bahasa–apakah bahasa mirip realitas atau tidak–mereka belum sepakat. Dua filsuf besar yang pemikirannya terus berpengaruh sampai saat ini adalah Plato dan Aristoteles.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="IN">Plato</span></b><span lang="IN"> berpendapat bahwa bahasa adalah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">physei</i> atau mirip realitas; sedangkan <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Aristoteles</b> mempunyai pendapat sebaliknya, yaitu bahwa bahasa adalah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">thesei</i> atau tidak mirip realitas kecuali onomatope dan lambang bunyi <i style="mso-bidi-font-style: normal;">(sound</i><i style="mso-bidi-font-style: normal;"> symbolism).</i> Pandangan Plato bahwa bahasa mirip dengan realitas atau non-arbitrer diikuti oleh kaum <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">naturalis</b>; pandangan Aristoteles bahwa bahasa tidak mirip dengan realitas atau arbitrer diikuti oleh kaum <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">konvensionalis</b>. Perbedaan pendapat ini juga merambah ke masalah keteraturan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">(regular)</i> atau ketidakteraturan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">(irregular)</i><i style="mso-bidi-font-style: normal;"> </i>dalam bahasa. Kelompok penganut pendapat adanya keteraturan bahasa adalah kaum <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">analogis</b> yang pandangannya tidak berbeda dengan kaum naturalis; sedangkan kaum <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">anomalis</b> yang berpendapat adanya ketidakteraturan dalam bahasa mewarisi pandangan kaum konvensionalis. Pandangan kaum anomalis mempengaruhi pengikut aliran Stoik. <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Kaum</b> <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Stoik</b> lebih tertarik pada masalah asal mula bahasa secara filosofis. Mereka membedakan adanya empat jenis kelas kata, yakni nomina, verba, konjungsi dan artikel.</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: normal;"><span lang="IN">Pada awal abad ke-3 SM studi bahasa dikembangkan di kota Alexandria yang merupakan koloni Yunani. Di kota itu dibangun perpustakaan besar yang menjadi pusat penelitian bahasa dan kesusastraan. Para ahli dari kota itu yang disebut kaum <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Alexandrian</b> meneruskan pekerjaan kaum Stoik, walaupun mereka sebenarnya termasuk kaum analogis. Sebagai kaum analogis mereka mencari keteraturan dalam bahasa dan berhasil membangun pola infleksi bahasa Yunani. Apa yang dewasa ini disebut “tata bahasa tradisional” atau “tata bahasa Yunani,” sebenarnya itu tidak lain didasarkan pada hasil karya kaum Alexandrian ini.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="IN">Salah seorang ahli bahasa bemama <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Dionysius</b> <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Thrax</b> (akhir abad ke-2 SM) merupakan orang pertama yang berhasil membuat aturan tata bahasa secara sistematis serta menambahkan kelas kata adverbia, partisipel, pronomina dan preposisi terhadap empat kelas kata yang sudah dibuat oleh kaum Stoik. Di samping itu, sarjana ini juga berhasil mengklasifikasikan kata-kata bahasa Yunani menurut kasus, jender, jumlah, kala, diatesis <i style="mso-bidi-font-style: normal;">(voice)</i> dan modus.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="IN">Pengaruh tata bahasa Yunani pun sampai ke kerajaan Romawi. Para ahli tata bahasa Latin mengadopsi tata bahasa Yunani dalam meneliti bahasa Latin dan hanya melakukan sedikit modifikasi karena kedua bahasa itu mirip. Tata bahasa Latin dibuat atas dasar model tata bahasa Dionysius Thrax. Dua ahli bahasa lainnya, <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Donatus</b> (tahun 400 M) dan <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Priscian</b> (tahun 500 M) juga membuat buku tata bahasa klasik dari bahasa Latin yang berpengaruh sampai ke abad pertengahan.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="IN">Selama abad ke-13 hingga ke-15 bahasa Latin memegang peranan penting dalam dunia pendidikan di samping dalam agama Kristen. Pada masa itu gramatika tidak lain adalah teori tentang kelas kata. Pada masa Renaisans bahasa Latin menjadi sarana untuk memahami kesusastraan dan mengarang. Tahun 1513 <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Erasmus</b> mengarang tata bahasa Latin berdasarkan tata bahasa yang disusun oleh Donatus. </span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="IN">Minat meneliti bahasa-bahasa di Eropa sebenarnya sudah dimulai sebelum zaman <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Renaisans</b>, antara lain dengan ditulisnya tata bahasa Irlandia (abad 7 M), tata bahasa Eslandia (abad 12), dan sebagainya. Pada masa itu bahasa menjadi sarana dalam kesusastraan dan bila menjadi objek penelitian di universitas tetap dalam kerangka tradisional. Tata bahasa dianggap sebagai seni berbicara (retorika) dan menulis dengan benar. Tugas utama tata bahasa adalah memberi petunjuk tentang pemakaian “bahasa yang baik,” yaitu bahasa kaum terpelajar. Petunjuk pemakaian “bahasa yang baik” ini adalah untuk menghindarkan terjadinya pemakaian unsur-unsur yang dapat “merusak” bahasa seperti kata serapan, ragam percakapan, dan sebagainya.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="IN">Tradisi tata bahasa Yunani-Latin berpengaruh ke bahasa-bahasa Eropa lainnya. Tata bahasa Dionysius Thrax pada abad ke-5 diterjemahkan ke dalam bahasa Armenia, kemudian ke dalam bahasa Siria. Selanjutnya para ahli tata bahasa Arab menyerap tata bahasa Siria. </span></div><div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: normal; margin-left: 0in; text-indent: .5in;"><span lang="IN">Selain di Eropa dan Asia Barat, penelitian bahasa di Asia Selatan yang perlu diketahui adalah di India dengan ahli gramatikanya yang bernama <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Panini</b> (abad ke-4 SM). Tata bahasa Sanskrit yang disusun ahli ini memiliki kelebihan di bidang fonetik. Keunggulan ini antara lain karena adanya keharusan untuk melafalkan dengan benar dan tepat doa dan nyanyian dalam kitab suci Weda. </span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="IN">Sampai menjelang zaman Renaisans, bahasa yang diteliti adalah bahasa Yunani, dan Latin. Bahasa Latin mempunyai peran penting pada masa itu karena digunakan sebagai sarana dalam dunia pendidikan, administrasi dan diplomasi internasional di Eropa Barat. Pada zaman Renaisans penelitian bahasa mulai berkembang ke bahasa-bahasa Roman (bahasa Prancis, Spanyol, dan Italia) yang dianggap berindukkan bahasa Latin, juga kepada bahasa-bahasa yang non-Roman seperti bahasa Inggris, Jerman, Belanda, Swedia, dan Denmark.</span></div><h2 style="line-height: normal;"><span lang="IN">Linguistik</span><span lang="IN"> Modern</span></h2><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="IN">Linguistik</span><span lang="IN"> modern terbagi menjadi dua, yaitu linguistik abad ke-19 dan linguistik abad ke-20.</span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="IN"> </span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="IN">Linguistik Abad ke-19</span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="IN">Pada</span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="IN"> </span></b><span lang="IN">abad</span><span lang="IN"> ke-19</span><span lang="IN"> bahasa Latin sudah tidak digunakan lagi dalam kehidupan sehari-hari, maupun dalam pemerintahan atau pendidikan. Objek penelitian adalah bahasa-bahasa yang dianggap mempunyai hubungan kekerabatan atau berasal dari satu induk bahasa. Bahasa-bahasa dikelompokkan ke dalam keluarga bahasa atas dasar kemiripan fonologis dan morfologis. Dengan demikian, dapat diperkirakan apakah bahasa-bahasa tertentu berasal dari bahasa moyang yang sama atau berasal dari protobahasa (<i>protolanguage</i>) yang sama sehingga secara genetis terdapat hubungan kekerabatan di antaranya. Bahasa-bahasa Roman, misalnya secara genetis dapat ditelusuri berasal dari bahasa Latin yang menurunkan bahasa Perancis, Spanyol, dan Italia.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="IN">Untuk mengetahui hubungan genetis di antara bahasa-bahasa dilakukan metode komparatif. Antara tahun 1820-1870 para ahli linguistik berhasil membangun hubungan sistematis di antara bahasa-bahasa Roman berdasarkan struktur fonologis dan morfologisnya. Pada tahun 1870 itu para ahli bahasa dari kelompok Junggramatiker atau Neogrammarian berhasil menemukan cara untuk mengetahui hubungan kekerabatan antarbahasa berdasarkan metode komparatif.</span></div><div class="MsoBodyTextIndent3" style="line-height: normal;"><span lang="IN">Beberapa rumpun bahasa yang berhasil direkonstruksikan sampai dewasa ini antara lain :</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in; mso-list: l2 level1 lfo1; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><span lang="IN">1.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span lang="IN">Rumpun Indo-Eropa: bahasa Jerman, Indo-Iran, Armenia, Baltik, Slavis, Roman, Keltik, Gaulis.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in; mso-list: l2 level1 lfo1; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><span lang="IN">2.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span lang="IN">Rumpun Semito-Hamit: bahasa Arab, Ibrani, Etiopia.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in; mso-list: l2 level1 lfo1; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><span lang="IN">3.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span lang="IN">Rumpun Chari-Nil; bahasa Bantu, Khoisan.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in; mso-list: l2 level1 lfo1; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><span lang="IN">4.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span lang="IN">Rumpun Dravida: bahasa Telugu, Tamil, Kanari, Malayalam.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in; mso-list: l2 level1 lfo1; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><span lang="IN">5.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span lang="IN">Rumpun Austronesia atau Melayu-Polinesia: bahasa Melayu, Melanesia, Polinesia.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in; mso-list: l2 level1 lfo1; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><span lang="IN">6.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span lang="IN">Rumpun Austro-Asiatik: bahasa Mon-Khmer, Palaung, Munda, Annam.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in; mso-list: l2 level1 lfo1; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><span lang="IN">7.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span lang="IN">Rumpun Finno-Ugris: bahasa Ungar (Magyar), Samoyid.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in; mso-list: l2 level1 lfo1; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><span lang="IN">8.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span lang="IN">Rumpun Altai: bahasa Turki, Mongol, Manchu, Jepang, Korea.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in; mso-list: l2 level1 lfo1; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><span lang="IN">9.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span lang="IN">Rumpun Paleo-Asiatis: bahasa-bahasa di Siberia.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in; mso-list: l2 level1 lfo1; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><span lang="IN">10.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span lang="IN">Rumpun Sino-Tibet: bahasa Cina, Thai, Tibeto-Burma.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in; mso-list: l2 level1 lfo1; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><span lang="IN">11.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span lang="IN">Rumpun Kaukasus: bahasa Kaukasus Utara, Kaukasus Selatan.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in; mso-list: l2 level1 lfo1; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><span lang="IN">12.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span lang="IN">Bahasa-bahasa Indian: bahasa Eskimo, Maya Sioux, Hokan</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in; mso-list: l2 level1 lfo1; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><span lang="IN">13.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span lang="IN">Bahasa-bahasa lain seperti bahasa di Papua, Australia dan Kadai.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 2.0pt; text-align: justify; text-indent: 29.75pt;"><span lang="IN">Adapun ciri-ciri linguistik abad ke-19 adalah sebagai berikut:</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 31.75pt; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: list 31.75pt; text-align: justify; text-indent: -24.75pt;"><span lang="IN">1)<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span lang="IN">Penelitian bahasa dilakukan terhadap bahasa-bahasa di Eropa, baik bahasa-bahasa Roman maupun non-Roman.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 31.75pt; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: list 31.75pt; text-align: justify; text-indent: -24.75pt;"><span lang="IN">2)<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span lang="IN">Bidang utama penelitian adalah linguistik historis komparatif. Yang diteliti adalah hubungan kekerabatan dari bahasa-bahasa di Eropa untuk mengetahui bahasa-bahasa mana yang berasal dari induk yang sama. Dalam metode komparatif itu diteliti perubahan bunyi kata-kata dari bahasa yang dianggap sebagai induk kepada bahasa yang dianggap sebagai keturunannya. Misalnya perubahan bunyi apa yang terjadi dari kata <i style="mso-bidi-font-style: normal;">barang,</i> yang dalam bahasa Latin berbunyi <i style="mso-bidi-font-style: normal;">causa</i> menjadi <i style="mso-bidi-font-style: normal;">chose</i> dalam bahasa Perancis, dan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">cosa</i> dalam bahasa Italia dan Spanyol.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 31.75pt; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: list 31.75pt; text-align: justify; text-indent: -24.75pt;"><span lang="IN">3)<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span lang="IN">Pendekatan bersifat atomistis. Unsur bahasa yang diteliti tidak dihubungkan dengan unsur lainnya, misalnya penelitian tentang kata tidak dihubungkan dengan frase atau kalimat.</span></div><h1 style="line-height: normal;"><span lang="IN"> </span></h1><h1 style="line-height: normal;"><span lang="IN">Linguistik Abad ke-20</span></h1><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 31.75pt;"><span lang="IN">Pada abad ke-20 penelitian bahasa tidak ditujukan kepada bahasa-bahasa Eropa saja, tetapi juga kepada bahasa-bahasa yang ada di dunia seperti di Amerika (bahasa-bahasa Indian), Afrika (bahasa-bahasa Afrika) dan Asia (bahasa-bahasa Papua dan banyak bahasa di negara-negara di Asia). Ciri-ciri dari linguistik abad ke-20 adalah:</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 41.0pt; mso-list: l0 level1 lfo3; tab-stops: list 41.0pt; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><span lang="IN">1)<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span lang="IN">Penelitian meluas ke bahasa-bahasa di Amerika, Afrika, dan Asia.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 41.0pt; mso-list: l0 level1 lfo3; tab-stops: list 41.0pt; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><span lang="IN">2)<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span lang="IN">Pendekatan dalam meneliti bersifat strukturalistis, pada akhir abad 20 penelitian yang bersifat fungsionalis juga cukup menonjol.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 41.0pt; mso-list: l0 level1 lfo3; tab-stops: list 41.0pt; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><span lang="IN">3)<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span lang="IN">Tata</span><span lang="IN"> bahasa merupakan bagian ilmu dengan pembidangan yang semakin rumit. Secara garis besar dapat dibedakan atas mikrolinguistik, makrolinguistik, dan sejarah linguistik.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 41.0pt; mso-list: l0 level1 lfo3; tab-stops: list 41.0pt; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><span lang="IN">4)<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span lang="IN">Penelitian teoretis sangat berkembang.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 41.0pt; mso-list: l0 level1 lfo3; tab-stops: list 41.0pt; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><span lang="IN">5)<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span lang="IN">Otonomi ilmiah makin menonjol, tetapi penelitian antardisiplin juga berkembang.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 41.0pt; mso-list: l0 level1 lfo3; tab-stops: list 41.0pt; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><span lang="IN">6)<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span lang="IN">Prinsip dalam meneliti adalah deskripsi dan sinkronis</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 2.0pt; text-align: justify; text-indent: 34.0pt;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 2.0pt; text-align: justify; text-indent: 34.0pt;"><span lang="IN">Keberhasilan kaum Junggramatiker merekonstruksi protobahasa-protobahasa di Eropa mempengaruhi pemikiran para ahli linguistik abad ke-20, antara lain Ferdinand de Saussure. Sarjana ini tidak hanya dikenal sebagai bapak linguistik modern, melainkan juga seorang tokoh gerakan strukturalisme. Dalam strukturalisme bahasa dianggap sebagai sistem yang berkaitan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">(system</i><i style="mso-bidi-font-style: normal;"> of relation).</i> Elemen-elemennya seperti kata, bunyi saling berkaitan dan bergantung dalam membentuk sistem tersebut. Beberapa ini adalah pokok pemikiran Saussure:</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l3 level1 lfo4; tab-stops: list .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><span lang="IN">(1)<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span lang="IN">Bahasa lisan lebih utama dari pada bahasa tulis. Tulisan hanya merupakan sarana yang mewakili ujaran.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l3 level1 lfo4; tab-stops: list .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><span lang="IN">(2)<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span lang="IN">Linguistik</span><span lang="IN"> bersifat deskriptif, bukan preskriptif seperti pada tata bahasa tradisional. Para ahli linguistik bertugas mendeskripsikan bagaimana orang berbicara dan menulis dalam bahasanya, bukan memberi keputusan bagaimana seseorang seharusnya berbicara.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l3 level1 lfo4; tab-stops: list .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><span lang="IN">(3)<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span lang="IN">Penelitian bersifat sinkronis bukan diakronis seperti pada linguistik abad ke-19. Walaupun bahasa berkembang dan berubah, penelitian dilakukan pada kurun waktu tertentu.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l3 level1 lfo4; tab-stops: list .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><span lang="IN">(4)<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span lang="IN">Bahasa merupakan suatu sistem tanda yang bersisi dua, terdiri dari <i style="mso-bidi-font-style: normal;">signifiant</i> (penanda) dan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">signifie</i> (petanda). Keduanya merupakan wujud yang tak terpisahkan, bila salah satu berubah, yang lain juga berubah.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l3 level1 lfo4; tab-stops: list .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><span lang="IN">(5)<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span lang="IN">Bahasa formal maupun nonformal menjadi objek penelitian.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l3 level1 lfo4; tab-stops: list .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><span lang="IN">(6)<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span lang="IN">Bahasa merupakan sebuah sistem relasi dan mempunyai struktur.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l3 level1 lfo4; tab-stops: list .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><span lang="IN">(7)<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span lang="IN">Dibedakan antara bahasa sebagai sistem yang terdapat dalam akal budi pemakai bahasa dari suatu kelompok sosial <i style="mso-bidi-font-style: normal;">(langue)</i> dengan bahasa sebagai manifestasi setiap penuturnya <i style="mso-bidi-font-style: normal;">(parole).</i></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; mso-list: l3 level1 lfo4; tab-stops: list .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><span lang="IN">(8)<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span lang="IN">Dibedakan antara hubungan asosiatif dan sintagmatis dalam bahasa. Hubungan asosiatif atau paradigmatis ialah hubungan antarsatuan bahasa dengan satuan lain karena ada kesamaan bentuk atau makna. Hubungan sintagmatis ialah hubungan antarsatuan pembentuk sintagma dengan mempertentangkan suatu satuan dengan satuan lain yang mengikuti atau mendahului. </span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="IN">Gerakan strukturalisme dari Eropa ini berpengaruh sampai ke benua Amerika. Studi bahasa di Amerika pada abad ke-19 dipengaruhi oleh hasil kerja akademis para ahli Eropa dengan nama deskriptivisme. Para ahli linguistik Amerika mempelajari bahasa-bahasa suku Indian secara deskriptif dengan cara menguraikan struktur bahasa. Orang Amerika banyak yang menaruh perhatian pada masalah bahasa. Thomas Jefferson, presiden Amerika yang ketiga (1801-1809), menganjurkan agar supaya para ahli linguistik Amerika mulai meneliti bahasa-bahasa orang Indian. Seorang ahli linguistik Amerika bemama William Dwight Whitney (1827-1894) menulis sejumlah buku mengenai bahasa, antara lain <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Language</i><i style="mso-bidi-font-style: normal;"> and the Study of Language</i> (1867). </span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="IN">Tokoh linguistik lain yang juga ahli antropologi adalah Franz Boas (1858-1942). Sarjana ini mendapat pendidikan di Jerman, tetapi menghabiskan waktu mengajar di negaranya sendiri. Karyanya berupa buku <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Handbook</i><i style="mso-bidi-font-style: normal;"> of American Indian languages</i> (1911-1922) ditulis bersama sejumlah koleganya. Di dalam buku tersebut terdapat uraian tentang fonetik, kategori makna dan proses gramatikal yang digunakan untuk mengungkapkan makna. Pada tahun 1917 diterbitkan jurnal ilmiah berjudul <i style="mso-bidi-font-style: normal;">International</i><i style="mso-bidi-font-style: normal;"> Journal of American Linguistics.</i></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="IN">Pengikut Boas yang berpendidikan Amerika, Edward Sapir (1884-1939), juga seorang ahli antropologi dinilai menghasilkan karya-karya yang sangat cemerlang di bidang fonologi. Bukunya, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Language</i> (1921) sebagian besar mengenai tipologi bahasa. Sumbangan Sapir yang patut dicatat adalah mengenai klasifikasi bahasa-bahasa Indian.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="IN">Pemikiran Sapir berpengaruh pada pengikutnya, Leonard Bloomfield (1887-1949), yang melalui kuliah dan karyanya mendominasi dunia linguistik sampai akhir hayatnya. Pada tahun 1914 Bloomfield menulis buku <i style="mso-bidi-font-style: normal;">An</i><i style="mso-bidi-font-style: normal;"> Introduction to Linguistic Science.</i> Artikelnya juga banyak diterbitkan dalam jurnal <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Language</i> yang didirikan oleh <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Linguistic</i><i style="mso-bidi-font-style: normal;"> Society of America</i> tahun 1924. Pada tahun 1933 sarjana ini menerbitkankan buku <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Language</i> yang mengungkapkan pandangan behaviorismenya tentang fakta bahasa, yakni <i style="mso-bidi-font-style: normal;">stimulus-response</i> atau rangsangan-tanggapan. Teori ini dimanfaatkan oleh Skinner (1957) dari Universitas Harvard dalam pengajaran bahasa melalui teknik <i style="mso-bidi-font-style: normal;">drill.</i></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="IN">Dalam bukunya <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Language</i><i style="mso-bidi-font-style: normal;">,</i> Bloomfield mempunyai pendapat yang bertentangan dengan Sapir. Sapir berpendapat fonem sebagai satuan psikologis, tetapi Bloomfield berpendapat fonem merupakan satuan behavioral. Bloomfield dan pengikutnya melakukan penelitian atas dasar struktur bahasa yang diteliti karena itu mereka disebut kaum strukturalisme dan pandangannya disebut strukturalis.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="IN">Bloomfield</span><span lang="IN"> beserta pengikutnya menguasai percaturan linguistik selama lebih dari 20 tahun. Selama kurun waktu itu kaum Bloomfieldian berusaha menulis tata bahasa deskriptif dari bahasa-bahasa yang belum memiliki aksara. Kaum Bloomfieldian telah berjasa meletakkan dasar-dasar bagi penelitian linguistik di masa setelah itu.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="IN">Bloomfield</span><span lang="IN"> berpendapat fonologi, morfologi, dan sintaksis merupakan bidang mandiri dan tidak berhubungan. Tata bahasa lain yang memperlakukan bahasa sebagai sistem hubungan adalah tata bahasa stratifikasi yang dipelopori oleh S.M. Lamb. Tata bahasa lainnya yang memperlakukan bahasa sebagai sistem unsur adalah<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"> </b>tata bahasa tagmemik yang dipelopori oleh K. Pike. Menurut pendekatan ini setiap gatra diisi oleh sebuah elemen. Elemen ini bersama elemen lain membentuk suatu satuan yang disebut padatagmem.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN"> Murid Sapir lainnya, Zellig Harris, mengaplikasikan metode strukturalis ke dalam analisis segmen bahasa. Sarjana ini mencoba menghubungkan struktur morfologis, sintaktis, dan wacana dengan cara yang sama dengan yang dilakukan terhadap analisis fonologis. Prosedur penelitiannya dipaparkan dalam bukunya <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Methods</i><i style="mso-bidi-font-style: normal;"> in Structural Linguistics</i> (1951).</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN"> Ahli linguistik yang cukup produktif dalam membuat buku adalah Noam Chomsky. Sarjana inilah yang mencetuskan teori transformasi melalui bukunya <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Syntactic</i><i style="mso-bidi-font-style: normal;"> Structures</i> (1957), yang kemudian disebut <i style="mso-bidi-font-style: normal;">classical</i><i style="mso-bidi-font-style: normal;"> theory.</i> Dalam perkembangan selanjutnya, teori transformasi dengan pokok pikiran kemampuan dan kinerja yang dicetuskannya melalui <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Aspects of the Theory of Syntax </i>(1965) disebut <i style="mso-bidi-font-style: normal;">standard</i><i style="mso-bidi-font-style: normal;"> theory.</i> Karena pendekatan teori ini secara sintaktis tanpa menyinggung makna (semantik), teori ini disebut juga sintaksis generatif <i style="mso-bidi-font-style: normal;">(generative</i><i style="mso-bidi-font-style: normal;"> syntax).</i> Pada tahun 1968 sarjana ini mencetuskan teori <i style="mso-bidi-font-style: normal;">extended</i><i style="mso-bidi-font-style: normal;"> standard theory.</i> Selanjutnya pada tahun 1970, Chomsky menulis buku <i style="mso-bidi-font-style: normal;">generative</i><i style="mso-bidi-font-style: normal;"> semantics;</i> tahun 1980 <i style="mso-bidi-font-style: normal;">government</i><i style="mso-bidi-font-style: normal;"> and binding theory<span style="font-style: normal;">;</span><span style="font-style: normal;"> dan tahun 1993 </span>Minimalist program.</i></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="IN">Pentingnya Memelajari Linguistik</span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="IN"> </span></b><span lang="IN">Bila dilihat dari sejarah linguistik yang telah saya paparkan, terasa sekali ada sesuatu yang lubang yang menganga. Robins, yang merupakan seorang Barat, melupakan satu hal. Apa itu? Dia melupakan peran ilmuwan Muslim dalam sejarah linguistik. Dalam karyanya yang bertajuk <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Sejarah Singkat Linguistik itu</i>, dia hanya sedikit menyinggung nama-nama ilmuwan Muslim seperti Ibnu Rusyd dan Ibnu Sina dalam sebuah paragraf (Robins, 1995: 106). Itu pun bukan dalam pengertian tentang sumbangsih yang mereka berikan. </span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN"> Akmal (2010) dalam sebuah makalahnya yang berjudul “Sumbangsih Islam Melalui Penerjemahan dalam Membangun Peradaban Manusia Dewasa Ini<i style="mso-bidi-font-style: normal;">”</i> mencoba mengisi kekosongan tersebut. Akmal memberikan ulasan bahwa Islam memberikan kontribusi yang amat penting dalam membangun peradaban manusia yang pengaruhya terasa hingga sekarang dan kontribusi itu dilakukannya melalui penerjemahan karya-karya para filosof Yunani. Proses penerjemahan itu dimulai sejak era Bani Abbasiyah di Baghdad (Asia) hingga era Kekhalifahan Bani Umayyah yang masih bercokol di Andalusia dan Cordova atau kini yang dikenal dengan Spanyol (Eropa). Akibatnya, peradaban Islam mengalami kemajuan yang amat pesat. Berbagai ilmu pengetahuan berkembang, termasuk di antaranya linguistik. Ketika itu, selama berabad-abad, bahasa Arab merupakan bahasa ilmu pengetahuan, kebudayaan, dan kemajuan intelektual bagi seluruh dunia yang berperadaban, terkecuali Timur Jauh. Dari abad ke-9 hingga ke-11, sudah ada hasil karya di berbagai bidang, di antaranya filsafat, medis, sejarah, agama, astronomi dan geografi, yang banyak ditulis dalam bahasa Arab daripada bahasa lainnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="IN">Bila di Cordova Islam begitu gemilang dalam peradaban, masih menurut Akmal (2010), sebaliknya Eropa secara umum amatlah jauh berbeda karena tertinggal dalam penguasaan ilmu pengetahuan. Zaman abad pertengahan Eropa diselimuti kebodohan karena penuh dengan perjuangan sengit antara kaum cendekiawan dan penguasa gereja. Kaum cendekiawan Eropa ini selalu memberontak pada kekuasaan, tetapi berhasil dipatahkan oleh gereja. Penguasa gereja itu mendirikan berbagai dewan pemeriksaan yang disebut Inkuisisi untuk menghukum ilmuwan serta orang-orang yang dituduh kafir dan atheis. Pembantaian digerakkan secara besar-besaran agar tidak ada seorang pun yang dapat menjadi akar perlawanan terhadap gereja. Diperkirakan antara tahun 1481 hingga 1901 korban pembantaian Inkuisisi mencapai 300 ribu jiwa termasuk 30 ribu jiwa dibakar hidup-hidup, di antaranya adalah sarjana fisika terkemuka Bruno. Selain Bruno, Galileo Galilei juga harus menjalani hukuman sampai mati di penjara karena pendapatnya yang menyatakan bahwa bumi beredar mengitari matahari. </span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="IN">Menyadari bahwa mereka tenggelam dalam keterbelakangan, orang-orang Eropa mulai aktif berinteraksi dengan orang-orang Islam dan mengambil ilmu dari mereka serta mengambil manfaat dari peradabannya. Mereka mendatangi Andalusia untuk belajar di universitas-universitas milik umat Islam. Di antara mereka banyak yang merupakan tokoh gereja dan kaum bangsawan. Misalnya adalah Gerbert d’Aurillac yang merupakan paus Perancis pertama bergelar Sylvester II. Dia habiskan tiga tahun di Toledo dengan para ilmuwan Muslim. Dia memelajari matematika, astronomi, kimia, dan ilmu-ilmu lainnya. Beberapa wali gereja/pendeta tinggi dari Perancis, Inggris, Jerman, dan Italia juga lama belajar di Universitas Muslim Spanyol. </span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="IN">Orang-orang Barat yang belajar di universitas-universitas Andalusia itu melakukan gerakan penerjemahan kitab-kitab para ilmuwan Muslim yang berbahasa Arab ke bahasa Latin dan mulailah buku-buku tersebut diajarkan di perguruan-perguruan tinggi Barat. Ketika itu, bahasa Arab menjadi bahasa terdepan di dunia dalam masalah ilmu pengetahuan. Orang yang ingin mempelajari ilmu pengetahuan harus pandai berbahasa Arab. Bercakap-cakap dengan bahasa tersebut merupakan bukti tingkat wawasan yang tinggi (al-Qardhawi, 2005: 105). Pada abad ke-12 diterjemahkan kitab <i>Al-Qanûn </i>karya Ibnu Sina tentang kedokteran. Pada akhir abad ke-13 diterjemahkan pula kitab <i>Al-Hawiy</i> karya Ar-Razi yang lebih tebal dan lebih luas pembahasannya daripada <i>Al-Qanûn</i>. Kedua buku ini hingga abad ke-16 masih menjadi buku pegangan bagi pengajaran ilmu kedokteran di perguruan-perguruan tinggi Eropa. Buku-buku filsafat bahkan lebih banyak diterjemahkan. Bangsa Barat belum pernah mengenal filsafat-filsafat Yunani kuno kecuali melalui karangan dan terjemahan-terjemahan para ilmuwan Muslim.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="IN">Interaksi Eropa dengan Islam sangat luar biasa pengaruhnya. Pengaruh yang paling penting adalah semangat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang mereka serap dari umat Islam. Pengaruh Islam terhadap Eropa mencakup hampir seluruh sisi kehidupan masyarakat Eropa. Metode, sekolah, universitas, ilmuwan, dan buku-buku Islam menjadi pengaruh dan penggerak kebangkitan Eropa. Di abad ke-15 muncullah gerakan di Eropa yang dinamakan Renaisans (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">renaissance</i>). Renaisans berasal dari kata <i>renasseimento</i> yang berarti lahir kembali sebagai manusia yang serba baru. Renaisans dimaknai sebagai kelahiran kembali atau kebangkitan kembali jiwa atau semangat manusia yang selama Abad Pertengahan terbelenggu oleh kebodohan. Renaisans disebut juga Abad Kebangkitan karena gerakan itu merupakan awal dari kebangkitan masyarakat Eropa yang ingin bebas dan tidak lagi terkungkung sebagai kehendak untuk merealisasikan hakikat manusia sendiri. Renaisans adalah gerakan yang menaruh minat untuk memelajari dan memahami kembali peradaban dan kebudayaan Yunani dan Romawi kuno. Renaisans terjadi melalui proses yang sangat panjang di mana pengaruh Islam amatlah mendominasi dan tidak bisa diingkari. Kehidupan intelektual di Eropa sebagai warisan pemikiran yang mulai dikembangkan pada abad ke-12 menyebabkan berkembangnya ilmu pengetahuan yang sebagian besar maju berkat penggunaan ilmu pasti dari kalangan filosof-filosof Islam. Dengan munculnya Renaisans, perhatian dan penggalian terhadap filsafat Abad Kuno, terutama filsafat Aristoteles, semakin berkembang. Orang Eropa Barat untuk pertama kalinya mengenal tulisan-tulisan Aristoteles melalui terjemahan-terjemahan bahasa Arab serta melalui ajaran-ajaran dan komentar-komentar yang disusun filosof-filosof Arab yang menafsirkan filsafat Aristoteles yang telah mendapat pengaruh dari paham Neo-Platonisme. Selain Renaissans, pengaruh Islam lainnya bagi kebangkitan Eropa adalah gerakan Reformasi pada abad ke-16, tumbuhnya Rasionalisme di abad ke-17, dan Pencerahan (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">aufklaerung</i>) di abad ke-18.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="IN">Lantas apa sumbangsih nyata ilmuwan Muslim terhadap peradaban dunia yang pengaruhnya terasa hingga kini? Jawabannya menurut Akmal ternyata adalah angka nol. Angka nol adalah angka yang diperkenalkan oleh al-Khawarizmi. Meski masih diperdebatkan apakah dia penemunya atau bukan–karena ada pendapat yang menyebutkan bahwa dia hanya mengadopsinya dari sistem angka India–yang jelas angka nol telah mengubah dunia hingga saat ini. Angka nol, yang kemudian dikenal sebagai bagian dari angka Arab, memudahkan kita dalam menuliskan angka yang jumlahnya ratusan bahkan jutaan ketimbang menuliskannya dalam bahasa Latin yang memakai sistem angka yang disebut angka Romawi. Berkat angka nol terciptalah sebuah benda ajaib yang sangat membantu dan menunjang nyaris semua kegiatan kita sehari-hari. Benda tersebut adalah komputer. Komputer dapat beroperasi berkat adanya bahasa pemograman. Bahasa pemrograman, atau sering diistilahkan juga dengan </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_komputer" title="Bahasa komputer"><span lang="IN" style="color: black;">bahasa komputer</span></a></span><span lang="IN">, adalah teknik komando/instruksi standar untuk memerintah </span><span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Komputer" title="Komputer"><span lang="IN" style="color: black;">komputer</span></a></span><span lang="IN">. Salah satu bahasa pemograman komputer adalah kode bahasa biner (<span style="color: black;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_pemrograman"><span style="color: black;">http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_pemrograman</span></a></span>, diunduh pada 30 September 2010). Bahasa atau sistem biner (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">binary system</i>) dimaknai oleh Oxford Advanced Learner’s Dictionary (1995: 107) sebagai <i style="mso-bidi-font-style: normal;">a system of numbers, common in computing, using only the two numbers 0 and 1</i>.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="IN">Kembali sebuah pertanyaan mengemuka. Apa pentingnya memelajari linguistik? Lebih spesifik lagi, apa pentingnya seorang Muslim memelajari linguistik? Saya rasa jawabannya jelas bila melongok apa yang telah saya ulas di atas. Seperti diketahui, saat ini peradaban Barat tengah berada di puncak kejayaannya, sedangkan kaum Muslim berada di dasarnya. Penandanya adalah berbagai <i style="mso-bidi-font-style: normal;">gadget</i> hasil kemajuan teknologi termutakhir. Di pelbagai peralatan itu sesungguhnya terdapat jejak al-Khawarizmi dengan angka nolnya itu. Mengapa bisa timbulnya Renaisans? Karena Barat memelajari bahasa Arab, bahasa yang menjadi sarana ilmu pengetahuan di kala itu. Dengan memelajari (tata) bahasa Arab berarti pula mereka memelajari linguistik Arab (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">nahwu</i> dan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">sharaf</i> atau morfologi dan sintaksis). Kemudian, setelah penguasaan itu dicapai, mereka mengalihkan ilmu-ilmu yang ditulis dalam bahasa Arab itu ke dalam bahasa mereka, bahasa Latin. Akibatnya, kini, di zaman ini, kaum Muslim hanya menjadi pengguna dari berbagai capaian peradaban Barat.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="IN">Lalu, bagaimana dengan Muslim di Indonesia? Jawabannya sama saja. Kita hanya jadi penonton dari peradaban Barat. Dalam hal linguistik pun demikian. Ilmu linguistik di Indonesia masih banyak dikuasai oleh non-Muslim. Akibatnya, beberapa kosakata yang diserap ke dalam bahasa Indonesia dari bahasa Arab mengalami perubahan makna. Sebagai contoh, kata <i style="mso-bidi-font-style: normal;">qalb </i>‘hati’ terserap menjadi <i style="mso-bidi-font-style: normal;">kalbu</i>. Padahal, dalam bahasa aslinya kata tersebut memakai huruf <i style="mso-bidi-font-style: normal;">qaf</i> yang padanannya dalam adalah huruf <i style="mso-bidi-font-style: normal;">q </i>bukan huruf <i style="mso-bidi-font-style: normal;">k</i>. Kata yang mirip dengan dengan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">qalb</i> adalah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">kalb</i> yang memiliki makna anjing. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Kalb</i> yang menggunakan huruf <i style="mso-bidi-font-style: normal;">kaf </i>amatlah dekat dengan kalbu. Jadi, apabila ada yang berucap, “Ucapanmu menusuk kalbuku,” sebenarnya bermakna “Ucapanmu menusuk anjingku.” Begitu pula, contoh lainnya, kata <i style="mso-bidi-font-style: normal;">ridha</i> yang menjadi <i style="mso-bidi-font-style: normal;">rida</i>. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Ridha</i> dalam bahasa Arab bermakna kerelaan, sementara <i style="mso-bidi-font-style: normal;">rida</i> dalam bahasa Arab berarti selendang. Hal ini menyebabkan kaum Muslim pengguna bahasa Indonesia memakai kata-kata meski tahu bahwa maknanya kurang tepat. Bayangkan saat kita berdoa, “Ya Allah aku mohon rida-Mu.” Allah sebagai Tuhan yang Maha Pengasih tentunya mengabulkan doa kita. Namun, karena kita menyebutnya <i style="mso-bidi-font-style: normal;">rida</i>, bukan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">ridha</i>, tentu saja Ia mengabulkannya dengan memberikan selendang bukan kerelaan-Nya. </span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span lang="IN">Ringkasnya, linguistik penting untuk dipelajari terutama bagi kita kaum Muslim. Apabila telah menguasai linguistik, tentunya kita dapat menerjemahkan bahasa yang dikuasai Barat dalam khazanah ilmu pengetahuan dan Islam pun dapat kembali bertengger di puncak kejayaan peradabannya. Semua itu bisa dimulai di negeri kita, Indonesia. </span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><br /></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: .5in;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="IN">Pustaka Acuan</span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: .5in;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN">Akmal, Hilmi. 2010. “Sumbangsih Islam Melalui Penerjemahan dalam Membangun </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in; text-align: justify;"><span lang="IN">Peradaban Manusia Dewasa Ini,” makalah yang disampaikan pada sebuah Seminar Nasional di Universitas Pamulang, Tangerang Selatan, Oktober 2010.</span></div><div class="MsoBodyText">Kridalaksana, Harimurti, 1997. “Pendahuluan” dalam Djoko Kentjono (peny.). </div><div class="MsoBodyText" style="text-indent: .5in;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">Dasar-dasar Linguistik Umum</i>. Fakultas Sastra Universitas Indonesia.</div><div class="MsoBodyText">____________________, 2005. “Bahasa dan Linguistik” dalam Kushartanti, Untung </div><div class="MsoBodyText" style="text-indent: .5in;">Yuwono, dan Multamia RMT Lauder (peny.).<i> Pesona Bahasa Langkah Awal </i></div><div class="MsoBodyText" style="text-indent: .5in;"><i>Memahami Linguistik<span style="font-style: normal;">.</span><span style="font-style: normal;"> Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.</span></i></div><div class="MsoBodyText">Kwary, Denny Arnos, “Gambaran Umum Ilmu Bahasa.” Diunduh dari <span style="color: black;"><a href="http://www.kwary.net/"><span style="color: black;">www.kwary.net</span></a></span> </div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> pada Februari 2009.</div><div class="MsoBodyText">Lauder, Allan F. dan Multamia, RMT Lauder. 2005. “Berbagai Kajian Linguistik,” dalam </div><div class="MsoBodyText" style="margin-left: .5in;">Kushartanti, Untung Yuwono, dan Multamia RMT Lauder (peny.).<i> Pesona Bahasa Langkah Awal Memahami Linguistik<span style="font-style: normal;">.</span><span style="font-style: normal;"> Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.</span></i></div><div class="MsoBodyText">Mathews, Peter. 1997. <i>The Concise Oxford Dictionary of Linguistics</i>. Oxford: Oxford </div><div class="MsoBodyText"> University Press.</div><div class="MsoBodyText" style="tab-stops: 2.5in;">Robins, R. H. 1995. <i>Sejarah Singkat Linguistik</i>. Bandung: Penerbit ITB.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div style="mso-element: footnote-list;"><br /><hr align="left" size="1" width="33%" /><div id="ftn1" style="mso-element: footnote;"><div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify;"><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=9010079297460254368#_ftnref1" name="_ftn1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 10pt;">[1]</span></span></span></a> Eseperanto adalah bahasa buatan yang diperkenalkan oleh L. L. Zamenhof pada tahun 1887 sebagai bahasa buatan yang netral untuk orang-orang yang bahasa ibunya berbeda. Bahasa itu menggabungkan unsur-unsur dari berbagai bahasa Eropa, tapi dengan sebuah struktur morfologi yang dirancang agar jelas dan teratur. </div></div><div id="ftn2" style="mso-element: footnote;"><div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify;"><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=9010079297460254368#_ftnref2" name="_ftn2" style="mso-footnote-id: ftn2;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 10pt;">[2]</span></span></span></a> Basic English adalah bahasa buatan yang diciptakan oleh C. K. Ogden pada tahun 1930-an yang mengurangi kosakata bahasa Inggris dengan maksud untuk digunakan secara internasional.</div></div></div><br /><br /></body>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-9010079297460254368.post-77490587461339721512012-01-01T03:32:00.003+07:002013-02-23T11:43:19.422+07:00Sekilas Tentang LLC<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-vKBRZ6purhI/Tv9xN1HCm-I/AAAAAAAAAAU/eoqylDjDuA8/s1600/logo+bulu+baru.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img src="http://2.bp.blogspot.com/-vKBRZ6purhI/Tv9xN1HCm-I/AAAAAAAAAAU/eoqylDjDuA8/s320/logo+bulu+baru.png" border="0" height="320" width="277" /></a></div><br /><div class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><br /></div><div class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><br /></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US">Linguistics and Literature Club atau yang lebih sering disebut LLC merupakan sebuah komunitas bagi para peminat linguistik dan sastra. Komunitas ini lahir dari buah keprihatinan dua orang dosen muda, Hilmi Akmal dan M. Syarif Hidayatullah, di Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang merasa linguistik belum sepenuhnya dipahami oleh mahasiswa. Kebetulan mereka adalah sama-sama magister humaniora lulusan FIB UI dalam bidang linguistik. Setelah bercakap-cakap dan bertukar pikiran, mereka sepakat membentuk suatu wadah yang khusus mengkaji linguistik dengan cara diskusi dan diberi nama Lingustics Club atau LC. Pada tanggal 9 Juni 2009 digelarlah diskusi perdana dan tanggal tersebut ditetapkan sebagai hari jadi LC. Diskusi rutin yang digelar saban sebulan sekali menjadi ciri khas LC. Setelah sering berdiskusi mengenai linguistik, ada permintaan agar diskusi juga membahas tentang sastra. Tak terasa perjalanan LC telah menapaki tahun pertama dan pada miladnya yang kesatu digelarlah seminar mengenai stilistika. Pada perayaan itu pulalah LC berganti nama menjadi LLC untuk mewadahi para pecinta bahasa dan sastra. Di tahun pertamanya itu pula LLC menorehkan prestasi sebagai komunitas yang baru tumbuh. Puisi-puisi karya beberapa anggotanya dimuat dalam antologi puisi <i>Empat Amanat Hujan</i> terbitan Dewan Kesenian Jakarta dan Kepustakaan Populer Gramedia. Kini menjelang usianya yang ketiga LLC akan terus bergiat menyebarkan ilmu linguistik dan sastra pada siapa saja sesuai dengan semboyannya, <i>lingua scientia et litera scientia omnibus </i>–ilmu linguistik dan ilmu sastra untuk semua orang. </span></div>Unknownnoreply@blogger.com0